Dan karna Tarbiyah Rosulullah SAW generasi-generasi
islam khususnya tiga generasi Islam pertama, memancarkan kilauan keindahan Tarbiyah
tersebut, dan menjadi obor kehidupan bagi mereka yang ingin mengambil tongkat
estafet perjuangan umat. Hal yang paling menarik yaitu kemampuan bina yang
dimiliki Rosulullah SAW dalam menciptakan generasi-generasi pemimpin dari
kalangan menengah ke bawah, seperti Abdullah Bin Mas’ud dari seorang
penggembala kambing ke kursi Guru Besar Madrasah Kuffah yang menghasilkan
ulama-ulama papan atas, seperti Al-Qama, Hammad, At-Tsauri, Abu Hanifah dan
ulama besar lainnya.
Generasi selanjutnya seperti Thariq Bin Ziyad,
dari seorang hamba menjadi pemimpin laskar jihad penakluk Andalusia, Muhammad
Al-Fatih muda sang penakluk Kostantinopel dan masih banyak lagi. Di samping itu, kehebatan Rosulullah SAW dalam
merubah tatanan akhlak sosial dalam
kurun waktu 23 tahun, mengangkat Arab jahiliyah dari kehidupan yang dikotori
kebodohan, moral, dan kegelapan hati yang menutupi semua sendi kehidupan,
menuju ke dunia yang lebih beradab, yaitu dunia Islam yang lebih mengenal
hakikat kehidupan, ketuhanan, kehambaan. Oleh karna itu, tidak ada satupun
keberhasilan tarbiyah manusia yang mampu menandingi apa yang telah dicapai
Rosulullah SAW.
RAHASIA KUNCI KEBERHASILAN TARBIYAH ROSULULLAH SAW.
1. Menuntun ummatnya menuju kehidupan yang berorientasi Ukhrawi
Mini Tarbiyah berawal dari keluarga, keluarga
yang anggotanya terdidik dengan baik akan melahirkan generasi yang kebal dari
pengaruh negatif lingkungan. Mereka memiliki vaksinasi maknawi seperti perisai
yang setiap saat siap memberikan perlindungan. Rosulullah SAW juga memberikan
perhatian penuh terhadap keluarganya sehingga dapat menjadi teladan umat Islam.
Wahai saudara-saudaraku seiman! Marilah kita
teladani tarbiyah Rosululah SAW dalam membina rumah tangganya yang bernuansa
ukhrawi, serta mengisi jiwa-jiwa mereka dengan petuah-petuah kehidupan dan
semangat juang yang islami. Marilah kita lihat bagaimana Rosulullah SAW
mentarbiyah anak dan cucunya. Meskipun
Rosulullah SAW memberikan kepada mereka kasih sayang yang luar biasa, tetapi perhatiannya tidak pernah luput dari kelalaian
mereka tentang urusan-urusan ukhrawi. Di sinilah beliau memperlihatkan kepada
mereka ketegasan, perhatian penuh, dan kesungguhan dalam menjalankan misi
tarbiyah dan menjaga kedekatannya dengan Allah SWT. Meskipun Rosulullah SAW
sangat mencintai anak cucunya, tetapi cinta itu tidak membuatnya lupa untuk
membentuk budi pekerti mereka dengan kemuliaan akhlaq yang jauh dari lingkaran
haram dan hal-hal meragukan.
Seperti
saat cucunya Hasan Bin Ali yang masih kecil, tangannya mengambil kurma sedekah,
Rosulullah SAW dengan cepatnya mengeluarkan kurma itu dari mulutnya.
Keteladanan lain yang tidak kalah hidup dari
kisah di atas, yaitu kisah putrinya Fatimah Ra dan kalung emasnya. Jadi Rosulullah SAW
mendidik mereka sejak kecil untuk menjauhi hal-hal yang diharamkan dan
memperlihatkan kepada kita tingkat sensitif yang luar biasa. Inilah sebaik-baik
keteladanan Nabawi yang senantiasa menjaga keseimbangan tarbiyah anak sejak
dini.
2. Hati berlentera Al-Qur’an
Pemilik
hati seperti ini terikat kuat oleh tali-tali Qur’ani yang kokoh, mereka bukan
hanya menghafal Al-Qur’an, tetapi hati mereka telah diisi oleh hikmah-hikmah
hidup Al-Qur’an sebagai obor kehidupan yang mampu memisahkan kebaikan dan
keburukan, pembeda antara manfaat dan madhorot, yang ukhrawi dari duniawi.
Mereka melihat Al-Qur’an merupakan neraca
kehidupan yang menyunting keindahan hidup yang berkiblat ukhrawi dalam bingkai
iman, tolak ukur dari segala bentuk kehidupan yang menyalahi tatanan hidup
Islam. Dengan kesadaran Qur’ani seperti ini, mereka dengan lapang dada
mengimani kebenaran seruan ayat-ayat yang melarang mendekati kemungkaran, dan
ayat-ayat yang mengingatkan mereka akan siksaan yang pedih. Inilah salah satu
pokok landasan tarbiyah Rosulullah SAW. karna jika hati seseorang berlentera
Al-Qur’an tidak ada lagi kerusakan yang akan terjadi di muka bumi ini. Karna
mereka benar-benar tahu semua konsekuensi yang akan mereka dapatkan. Dan mereka
senantiasa akan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
3. Dakwah menekuni dunia ilmu pengetahuan dan
ikhlas dalam beramal
Amal
merupakan buah dari ilmu pengetahuan, ilmu tanpa amal bagai pohon tanpa buah,
amal tanpa keikhlasan seperti buah yang tidak layak dikonsumsi karna rusak. Rosulullah
SAW selalu terdepan dalam keteladanan, karena bagaimanapun tarbiyah tanpa disertai
ketauladanan yang baik, tak ada yang diharapkan.
Maka tidak mengherankan jika Rosulullah SAW
ditempatkan di posisi pertama dalam buku 100 Tokoh yang Paling Berpengaruh di
Dunia oleh Michael Hartz. Karna betapa kagumnya Barat kepada Nabi Muhammad SAW atas
kesuksesan Tarbiyah beliau dan akhlaq mulianya.
KESIMPULAN DAN
PENUTUP
Sudah 1400 tahun lebih kebesaran Rosulullah
SAW tetap utuh, bahkan terus-menerus sinar cahayanya memancar mengisi ke dalam
naluri zaman. Kebesaran Beliau laksana cemeti yang mewajibkan atas dirinya,
menggemakan suara kuat dengan panggilan yang menuntut kesetiaan bagi
orang-orang yang beriman. Dapat kita lihat betapa banyaknya tarbiyah Rosulullah
SAW yang berhasil melahirkan sosok-sosok
luar biasa. Tidak lain karna Rosulullah SAW menanamkan pada
relung-relung jiwa mereka berupa pondasi terkuat, dengan 3 aspek yaitu menuntun
mereka menuju kehidupan duniawi yang berorientasi ukrawi, meninggalkan pedoman
kehidupan berupa cahaya Qur’ani, agar tercipta manusia yang ilmunya selaras
dangan amalnya.
Betapa
banyak kaum muslimin yang melupakan tarbiyah Rosulullah SAW, padahal beliau
sebaik-baik teladan, manusia yang telah Allah SWT jamin akhlaqnya dalam
Al-Qur’an. Untuk itu mari kita bercermin kembali pada kaca sejarah peradaban
islam yang sesungguhnya. Mari buka mata hati kita, renungkanlah! Bahwa barat
telah memanipulasi dan membalikkan fakta sejarah. Kita harus bangga menjadi
seorang muslim mempunyai pakar pendidikan terhebat yang mampu mengubah dunia
hanya dengan kurun waktu 23 tahun. Seharusnya Pluto, Thomas Towr dan para
Filsuf barat lainnya yang katanya merindukan dan mencita-citakan “Negri
Impian” mereka, belajar kepada Rosulullah SAW, karna hanya beliaulah yang
mampu melakukannya. Selamat menaiki kereta peradaban dengan 3 aspek diatas! Wallahu
A’lam bishshowab.
Oleh: Hasna' Amatillah
0 komentar:
Posting Komentar