Hari ini adalah hari
Kamis tanggal 10 Maret 2015. Hari ini adalah hari ke-508 sejak Prsesiden ke-7 Republik
Indonesia dilantik di gedung DPR/MPR pada tanggal 20 Oktober 2014 silam. Hari
ini adalah hari yang dapat menyadarkan kita bahwa telah berlalu 1 tahun 5 bulan
Indonesia dipimpin oleh seseorang yang notabene dijuluki ‘petugas partai’.
Ya. Dialah Ir. H. Joko Widodo,
pria berkelahiran Surakarta 21 Juni 1961. Orang Solo yang baru genap dua tahun
menjabat sebagai Gubernur Jakarta pada tahun 2012 sampai 2014 silam. Kini ia
menjadi orang nomor satu di negara yang katanya berpenduduk muslim terbesar di
dunia ini.
Mau Dibawa Kemana Indonesia?
Bila kita menilik
kembali beberapa peristiwa yang tengah terjadi di dunia perpolitikan Indonesia,
kita akan mengetahui betapa banyak kabar simpang siur yang kian mewarnai
berlangsungnya pemilihan Capres dan Cawapres kala itu.
Joko Widodo atau lebih
akrab disapa Jokowi, mengalahkan lawannya dalam pemungutan suara dengan
presentase 53,15%. Sebuah hasil matematis yang katanya telah banyak diwarnai
permainan politik di dalamnya. Hal ini terbukti dengan hasil pemilihan badan eksekutif yang tidak
kongruen dengan hasil pemilihan badan yudikatif. Kita tahu, Jokowi yang menjadi
presiden, namun para pejabat yang menduduki kursi DPR maupun DPRD justru lebih
banyak pendukung Prabowo.
Seiring berlalunya zaman,
kasus ini seakan sudah terlupa dan tak lagi dipermasalahkan. Ya, kini hampir
tak ada lagi yang memusingkannya mengingat banyaknya polemik yang bermunculan
dan juga tak kalah lebih memusingkan lagi.
Di masa pemerintahan
Jokowi yang masih berumur jagung, Indonesia telah menapaki berbagai problema
yang kian hari kian memperburuk Indonesia. Pada tanggal 14 Juli 2015, di saat umur
pemerintahan Jokowi baru delapan bulan, umat muslim dikejutkan dengan aksi
brutal para kristen biadab yang telah memporak-porandakan jama’ah Idul Fitri
Tolikara dengan membakar masjid dan beberapa rumah penduduk. Memalukan! Itulah
kata yang pantas kita tujukan kepada Bapak Presiden dan Wakilnya atas beberapa
perilaku menjijikkan yang mereka lakukan dalam menyikapi tragedi tersebut.
Dengan entengnya
seorang wakil presiden justru mempersoalkan pengeras suara yang dari akal sehat
pun tak dapat diterima. Bapak presidennya sendiri justru mengundang makan para
pelaku dengan hormat di Istana Merdeka. Miris!
Belum genap satu bulan
pasca Tolikara, perekonomian Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi membuat
rekor terbaru. Harga kurs rupiah terhadap dolar mengalami penurunan yang begitu
fantastis hingga mencapai titik terendahnya sejak tahun 1998. 1 dolar Amerika
setara dengan 14.046 rupiah Indonesia. Fantastis!
Di awal tahun 2016,
Indonesia kembali terguncang. Sebuah bom meledak di kawasan Sarinah jalan MH.
Thamrin, Jakarta. Berita pun ramai membicarakannya. Sebuah insiden yang
mengandung banyak kejanggalan yang juga menimbulkan banyak penafsiran. Jika
kita melihat sisi lain, ternyata Bom Sarinah telah mengalihkan perhatian publik
terhadap kasus ‘Papa Minta Saham’ yang melanda Freeport. Sebuah kasus yang kian
menambah jumlah permasalahan-permasalahan yang tak kunjung ada jalan keluarnya.
Kita belum selesai. Di
balik ini semua masih ada sebuah kerusakan moral yang kian merambahi Indonesia.
Sebuah pemaksaan legalitas dari sekelompok orang yang katanya menuntut Hak
Asasi Manusia. LGBT, suatu bentuk pemenuhan hasrat manusia abnormal yang hewan
saja tak sudi melakukannya. LGBT, sebuah penyakit yang beberapa waktu silam
dianggap aib, namun di era Jokowi ini justru berani menampakkan batang
hidungnya.
Ketika kita sebagai
rakyat Indonesia melihat dan mengamati berbagai problema yang kian memperburuk negeri
ini, seyogyanya timbul dalam benak kita sebuah pertanyaan besar. Mau dibawa
kemana Indonesia?
Islam, Problem Solver Terbaik
Allah SWT sebagai pencipta
dan pengatur alam semesta tentunya tidak akan membiarkan begitu saja tanpa
sebuah buku panduan bersamanya. Allah SWT telah menetapkan prosuder dan warning
yang harus ditaati dan dipatuhi oleh kita sebagai makhluk-Nya.
Sebagai rakyat
Indonesia yang juga seorang makhluk ciptaan Allah SWT, maka selayaknya kita memecahkan
masalah-masalah yang ada dengan beberapa problem solving yang telah Allah
SWT gariskan. Kasus Tolikara misalnya, bila kita mengkaji Al-Qur’an dan hadits
yang merupakan buku panduan Allah SWT atas alam ini, maka kita dapat menjumpai suatu
bentuk problem solving yang selaras dan aplikatif dalam masalah ini.
Kasus Tolikara merupakan sebuah tindakan kriminal dan Islam telah mengatur
bagaimana para pelaku ditindak semestinya.
Untuk permasalahan mata
uang Indonesia yang kian hari kian mengkhawatirkan, Islam telah menawarkan suatu
jenis mata uang yang tak akan lekang oleh zaman. Dinar dan dirham. Dua satuan
mata uang yang hingga kini tak pernah merugikan si empunya.
Adapun kasus Freeport, sebenarnya
ia berawal dari sikap manja para pemimpin negri ini. Mereka tidak percaya
dengan kemampuan rakyatnya sendiri. Bagaimana ‘orang-orang tersebut’ akan
percaya? Untuk memberikan sarana dan prasarana dalam mengoptimalkan kemampuan
orang-orang yang sebenarnya sangat berkompeten saja tidak!
Jika kita melihat
bagaimana Islam mengatur masalah ini, maka kita dapat menyimpulkan letak
kesalahan utama. Suatu kurikulum pendidikan yang memang sengaja dirancang untuk
memandulkan kompetensi rakyat dan membuat rakyat semakin terlihat bodoh.
Sedangkan Islam yang
merupakan problem solving terbaik telah mencontohkan bagaimana kurikulum
pendidikan seharusnya. Sedari kecil seorang anak telah difasilitasi untuk
belajar seusai dengan bidang keahliannya. Karena, ibarat ikan yang hanya bisa
berenang tak akan mugkin dipaksa untuk mampu terbang.
Inilah beberapa contoh problem
solving yang tersusun rapi dalam satu sistem pemerintahan. Ya, sistem pemerintahan
yang telah disusun sendiri oleh Allah SWT.
Percayakah dengan
sistem ini? Biarlah sejarah yang menjawabnya. 1437 tahun lalu sistem ini telah
diberlakukan dan mengubah tatanan dunia dalam kurun waktu kurang dari tiga
dekade. Itulah masa-masa kejayaan Islam yang tak dapat dipungkiri oleh para
sejarawan dunia. Kejayaan Islam yang bukan dijalankan dengan sistem demokrasi,
sebuah sistem yang dituhankan pemerintahan Indonesia dan telah menjadikan
Indonesia layaknya saat ini.
Benahi Indonesia
Ingin Indonesia menjadi
negara merdeka yang mandiri? Ingin Indonesia terbebas dari berbagai bencana
alam? Ingin Indoneisa benar-benar menjadi tanah surga? Ingin Indonesia terbebas
dari krisis ekonomi dan kerusakan moral?
Berkacalah kepada
sejarah, amatilah bagaimana sebuah kota yang tak lebih luas dari kota Jakarta menjadi sebuah negara yang menjadi sorotan dan
pengubah tatanan dunia! Tirulah pemimpinnya, jadikan ia sebagai public
figure dalam pembenahan Indonesia! Mari, kita benahi Indonesia dengan cara
yang seharusnya!
oleh: Husna Amania
0 komentar:
Posting Komentar