BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Anak adalah
sebuah karunia yang dibeikan Allah kepada hamba-Nya. Maka dari itu menjaga
tubuh anak agar tetap sehat adalah tugas penting dalam hidup orang tua
lebih-lebih seorang ibu. Baik dengan menjaga pola makan, menjaga
kebersiahn, atau memberi vitamin hanya
untuk menjaga kesehatan tubuh anak.
Dalam masalah menjaga kesehatan pada tubuh
anak, biasanya seorang ibu mempercayakan kepada masalah ini pada seorang bidan
untuk membantunya mengetahui sampai mana pertumbuhan dan perkembangan anak
mereka .
Pemberian
imunisasi pada anak yang dibawah umur 12 tahun yang dilakukan oleh bidan adalah
salah satu bentuk penjagaan imun pada tubuh anak dari penyakit polio, cacar dan
penyakit yang lain. Dibeberapa negara di dunia ini terutama negara Indonesia, imunisasi adalah suatu program
negara yang diwajibkan bagi masyarakatnya hukum itu berlangsung hingga
sekarang.
Namun tidak
sedikit juga dari masyarakan kita yang tidak setuju dangan adanya peraturan
negara yang mewajibkan imunisasi.Sehingga menolak anak mereka untuk menerima
imunisasi, Karena berfikir bahwa imunisasi memiliki maksud tersulubung, yang
bertujuan untuk merusak generasi mereka dari segi fisik
maupun cara berfikir. Islam
menekankan masalah ini karena bahan yang digunakan untuk imunisasi adalah bahan
yang diharamkan dalam Islam. Dalam masalah ini mengetahui
baik buruknya imunisasi dan tujuannya adalah
hal yang terpentig bagi orang tua.
1.2
Rumusan Masalah
a.
Apa hukum imunisasi dalam pandangan Islam?
b.
Apa
dampak imunisasi?
c.
Apa
makar Yahudi dibalik imunisasi?
1.3
Tujuan Pembahasan
a.
Untuk
mengetahui imunisasi menurut pandangan Islam.
b.
Untuk
mengetahui dampak imunisasi.
c.
Untuk
mengetahui makar Yahudi dibalik imunisasi.
1.4
Manfaat
a.
Bagi
penulis untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
b.
Bagi
kampus Hidayaturrahman untuk menyumbangkan ilmu pengetahuan.
c.
Bagi
masyarakat untuk memahamkan kepada
mereka bahaya imunisasi yang selama ini tertutupi. Sehingga mereka bisa memilah
dan memilih tentang manfaat dan bahaya imunisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Sehubungan dengan adanya
penyakit yang berkembang saat ini yang dialami dari anak kecil hingga dewasa.
Serta telah beredarnya pemahaman metode perkembangan barat yang disebar luaskan
kepenjuru dunia, yang mana di dalamnya banyak mengandung konspirasi yang belum
diketahui oleh kebanyakan manusia.
Metode kesehatan ala modern
dengan teori trial and eror mengatakan bahwa penyakit itu bisa disembuhkan
apabila disuntikan virus dan bakteri yang bersumber dari penyakit, agar manusia
bisa kebal.[1]
Padahal dalam ilmu kesehatan manusia sudah memiliki imuun kekebalan tubuh sendiri. Salah satunya adalah virus
imunisasi untuk menjaga kekebalan tubuh anak agar tidak mudah terjangkit
penyakit seperti lumpuh atau kelemahan otak (idiot).
1.1
Pengertian Imunisasi dan Vaksin
Istilah
imunisasi dan vaksin mungkin akrab ditelinga kita. Sejak kecil kita sudah
mengenal istilah ini sebagai kegiatan yang berhubungan dengan kekebalan tubuh.
Namun ternyata belum banyak yang mengetahui perbedaan antar keduanya , sebagian
orang malah berangganpan kedua istilah ini memiliki pengertian yang sama.
a)
Dalam
Bahasa Indonesia penggunaan ahiran isasi bermakna proses, sehingga kata
vaksinasi maupun imunisasi menunjukan sutu proses kegiatan.[2]
Sedangkan imun itu sendiri merupakan istilah lain dari kekebalan
tubuh.[3]
Jadi imunisasi adalah proses untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit
tertentu.
b)
Vaksin
adalah sebuah senyewa antigen yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh
terhadap virus. Vaksin terbut dari virus yang telah dimatikan atau
dilemahkan dengan menggunakan tambahan
bahan-bahan lainnya seperti formalaldehid, thimerosal dan lainya. Sedangkan
vaksinisasi adalah suatu usaha memberikan vaksin tertentu kedalam tubuh untuk
menghasilkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit atau virus tersebut. Dan dengan salah satu vaksin ini, digunakan untuk
imunisasi yang meraup dari kalangan anak- anak.[4]
Dari pengertian
tersebut bisa diketahui bahwa imunisasi merupakan istilah yang lebih umum untuk
proses kekebalan tubuh. Sedangkan vaksinisai adalah proses imunisasi yang husus
menggunakan vaksin saja. Artinya vaksinisasi adalah bagian dari imunisasi dan
imunisasi belum tentu vaksinasi.
Ada juga istilah
imunisasi pasif dan aktif , vaksinisasi adalah contoh dari imunisasi aktif,
disebut aktif karena dengan proses ini tubuh manusia secara langsung membuat
antibody. Selain vaksinisasi ada juga proses imunisasi secara pasif yaitu
dengan pemberian serum(antibodi). Berbeda dengan vaksinisasi dan pemberian serum, antibodi pada seseorang atau
binatang yang kebal terhadap suatu penyakit disuntikan pada seseorang. Karena
yang disuntik berupa antibodi maka tubuh tidak perlu belajar membuat anti bodi
lagi, dan karena itu pula tubuh tidak
punya kemampunan memproduksi antibodi, akibatnya orang diberi serum hanya kebal
terhdap penyakit dalam jangka waktu tertentu saja.[5]
1.2
Bahan –Bahan yang digunakan untuk Imunisasi
a.
Bahan
utama vaksin adalah kuman, virus atau bakteri hidup/ mati, toksoid atau DNA dengan
tambahan bahan tertentu untuk menjalankan berbagai fungsi dan biakan pembuatan
vaksin. Bahan tambahan tersebut diantaranya Merkuri, Formaldehid, Aluminium,
Fosfat, Sodium, Neomioin, Fenol, Aseton, dan sebagainya. Zat-zat tersebut
mengakibatkan dampak negatif yang dapat membawa efek jangka panjang seperti
keterbelakangan mental, autisme, hiperaktif. alzaimer, kemandulan, dll.
b.
Dibuat
dari unsur- unsur yang haram diantaranya: enzim babi, ginjal kera, pankreas
babi hingga janin bayi hasil aborsi. Professor Jurnalis Uddin, Ketua Dewan
Pembina LPPOM MUI membenarkan hal tersebut. Katanya, ditemukannya unsur haram
dalam vaksin bermula dari surat edaran yang keluarkan oleh Organisasi
Konferensi Islam (OKI). Surat yang dikeluarkan pertengahan tahun 2005 itu
adalah peringatan kepada negara-negara anggota OKI tentang adanya penggunaan
tripsin babi dalam proses pembuatan vaksin polio.
c.
Dalam
pembuatan Vaksin Polio Inaktif (IPV), virus polio dikembangbiakkan menggunakan
sel vero (berasal dari ginjal kera) sebagai medianya. Proses produksi vaksin
ini melalui lima tahap. Pertama, penyiapan medium (sel vero) untuk
pengembangbiakan virus. Kedua, penanaman virus. Ketiga, pemanenan virus
(menggunakan tripsin). Keempat, pemurnian virus dari tripsin. Kelima,
inaktivasi /atenuasi virus. Intinya dalam proses tersebut penyiapan media
menggunakan bahan ginjal kera dan dalam tahapan pelepasan sel dari
mikrokarier menggunakan tripsin (unsur turunan dari pankreas babi).[6]
Bahan yang
tertera hanya sebagian kecil saja, karena masih banyak bahan - bahan yang belum
diketahui. Dan setiap penyakit memiliki vaksin (virus) yang berbeda serta bahan
yang berbeda pula. Adanya imunisasi ini juga bisa merusak generasi kita baik
dari segi fisik maupun sifat.
1.3 Hukum Imunisasi dalam Prespektif Islam .
1.
Menurut
ulama yang membolehkan
MUI menghalakan imunisasi apabila memang mendensak, pendapat ini
berdasakan, jika kita masih berkeyakinan bahwa vaksin haram namun boleh
digunakan, hal ini dikuatkan denangan kaedah fiqihyah
الضرورة
تبيح المحظورات“Darurat itu
membolehkan suatu yang dilarang”
Kaedah ini belaku dengan syarat:
a.
Tidak
ada pengganti lainnya yang mubah.
b.
Digunakan
sekedar mencukupi saja untuk memenuhi kebutuhan.
Memang pada
dasarnya banyak ulama yang memebolehkan
imunisasi apabila darurat dan mengatakan bahan imunisasi memang haram. Tapi
apabila telah berubah dasarnya maka menjadi halal. Hal ini disamakan hukumnya
dengan bangkai hewan yang dijadikan kulit dan alkohol yang difermentasikan maka
hukum keduanya halal. Namun, adakah penjelasan yang mengenai perubahan pada
babi tidak membut babi serta merta menjadi halal.
Allah Swt
berfirman dalam kitab-Nya.
“Diharamkan
bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh,
yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan
(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak
panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa
untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan
takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Qur’an surah Al-Maidah (5) ayat 3
“Hewan
yang pada dasarnya haram dan najis ketika masih hidup, seperti anjing dan babi
maka matinyapun tetap najis, dan tidak boleh dimamanfaatkan” ujarnya jadi
fungsi penyamakan kulit hewan itu hanya berlaku pada hewan pada saat hidup
dianggap suci. Sedangkan kaluar pada saat masih hidup ia dianggap najis maka
matinya juga najis. Walaupun disamak tetap najis. Demekian yang telah
dijelaskan Sekretaris Komisi Fatwa (KF) Majelis Uama Indonesia (MUI), Dr.H.M
Asroru Niam Sholeh, M.A., dalam perbincangan Ustman Efendi AS, dari majalah
halal dan situs Halalmui, usai sidang komisi Fatwa (KF), 10 Oktober 2012 lalu
di Jakarta.
2.
Sebagian
ulama juga ada yang mengharamkannya karena:
a.
Mengunakan
Zat Yang Najis
Vaksin haram
karena menggunakan media ginjal kera, babi, aborsi bayi, darah orang yang
tertular penyakit infeksi yang notabenenya
pengguna alkohol, obat bius, dan lain-lain. Ini semua haram dipakai
secara syari’at.
b.
Banyak
Efek Samping
Efek samping
yang membahayakan karena mengandung mercuri, thimerosal, aluminium, benzetonium
klorida, dan zat-zat berbahaya lainnya yg akan memicu autisme, cacat otak, dan
lain-lain.
c.
Lebih
Besar Madharatnya
Meski imunisasi
dan vaksinasi ada manfaatnya, tetapi ada banyak kerugiannya. Dan kalau dilihat secara keseluruhan, tertanyata jauh
lebih banyak bahayanya dari pada manfaatnya, banyak efek sampingnya. Oleh
karena itu logika hukum menyebutkan bahwa
kita harus menolak manfaat karena adanya mafsadat yang lebih besar.
d.
Tiap
Manusia Sudah Punya Kekebalan Tubuh Alami
Kekebalan tubuh
sebenarnya sudah ada pada setiap orang. Sekarang tinggal bagaimana menjaganya
dan bergaya hidup sehat. Tidak perlu kecil-kecil sudah diberi vaksin dan
obat-obatan kimiawi yang hanya akan merusak jaringan yang alami.
e.
Konspirasi
Yang Terstruktur, Sistematis dan Masif
Di balik adanya
gerakan imunisasi dan vaksinasi pada bayi, ternyata terindikasi adanya
konspirasi dan akal-akalan negara barat untuk memperbodoh dan meracuni negara
berkembang dan negara muslim dengan menghancurkan generasi muda mereka.
Agenda
terselubung ini memang tidak terlihat secara kasat mata, namun dipastikan
keberadaannya secara sturktur, sistemtis
dan pasif. Umat Islam harus jauh lebih waspada dan hati-hati terhadap tipu daya
yahudi zionis international. Sebab mereka tidak akan rela dengan umat Islam
sehingga kita mengikuti millah mereka, sesusai dengan surat Al-Baqarah ayat
120.
f.
Bisnis
Besar di Baliknya
Selain adanya
tujuan untuk merusak dan menguasai umat Islam, ternyata ada indikasi bahwa di
balik program imunisasi ada bisnis rekayasa
besar yang menggurita. Ternyata
terindikasi bahwa di balik program imunisasi yang masif dan internasional ini,
ada pihak-pihak yang menangguk keuntungan berlimpah, yaitu pihak produsen yang
nota bene adalah perusahan milik non muslim.
g.
Menyingkirkan
Pengobatan Nabawi
Pada akhirnya
semua bentuk imunisasi dan vakisinasi tidak lain adalah produk kedokteran barat
yang semata-mata hanya disandarkan pada akal dan logika semata.Sementara kita
sebagai umat Islam sebenarnya sudah diberikan anugerah berupa pengobatan ala
nabi (tibbun-nabawi) yang turun lewat wahyu, seperti minum madu, minyak zaitun,
kurma, dan habbatussauda dan sebagainya. Tentunya akan jauh lebih berkah karena
merupakan bagian dari mukjizat Rasulullah SAW.
h.
Ada
Ilmuwan Yang Menentang
Kalau diteliti
dengan cermat, sebenarnya ada banyak dokter, ahli medis dan ilmuwan dari
kalangan barat sendiri yang menentang teori imunisasi dan vaksinasi. Hanya saja
karena ada kepentingan bisnis dan modal dari pengusaha kapitalis itu, akhirnya
yang lebih dominan adalah para pendukung bisnis vaksin itu sendiri.
i.
Walau
Sudah Imuniasi Tetapi Tetap Tidak Menjamin
Adanya beberapa
laporan bahwa anak mereka yang tidak di-imunisasi masih tetap sehat, dan justru
lebih sehat dari anak yang di-imunisasi. Sebenarnya kalau kita kumpulkan masih
ada banyak lagi argumentasi yang dikemukakan ole pihak yang mengharamkan
imunisasi dan vaksinasi anak.[7]
Dalam dua
pendapat diatas terlihat pendapat yang sangat bertentangn dan berbeda yang
pertama membolehkan imunisasi namun memiliki pengecualian dan pendapat yang
kedua tidak menyutujui adanya imunisasi. Dengan mempertimbangkan dua pendapat
ini mengambil pendapat yang kontra itu lebih baik karena untuk menghindari
kemungkinan buruk yang akan terjadi pada anak –anak kita baik dari segi fisik
maupun karakter (sifat). Untuk mengganti imunisasi kita bisa menggunakan atau
mengamalkan imunisasi islami yang telah diajarkan Rosulullah.
1.4 Imunisasi dengan Cara Islami.
Salah satu teori yang diusung oleh mereka yang menyatakan bahwa
tahnik adalah imunisasi alami yaitu bakteri dari mulut orang yang mentahnik
akan berpindah ke perut bayi kemudian merangsang imunitas alami. Sebagaimana
teori imunisasi yaitu memaparkan antigen seperti bakteri yang dilemahkan atau
yang dimatikan. Ini perlu penelitian dan
pembuktian ilmiah. Dan jika benar maka bayi tersebut hanya kebal terhadap
bakteri di mulut bukan dengan bakteri penyakit yang lain
Sebenarnya bayi dilahirkan dalam keadaan kekurangan glukosa. Bahkan
apabila tubuhnya menguning, Maka bayi tersebut dipastikan membutuhkan glukosa
dalam keadaan yang cukup untuknya. Bobot bayi saat lahir juga mempengaruhi
kandungan glukosa dalam tubuhnya.
Pada kasus bayi prematur yang beratnya kurang dari 2,5 kg, maka
kandungan zat gulanya sangat kecil sekali, dimana pada sebagian kasus malah
kurang dari 20 mg/100 ml darah. Adapun anak yang lahir dengan berat badan di
atas 2,5 kg maka kadar gula dalam darahnya biasanya di atas 30 mg/100 ml. Kadar
semacam ini berarti (20 atau 30 mg/100 ml darah) merupakan keadaan bahaya dalam
ukuran kadar gula dalam darah.
Hal ini bisa menyebabkan terjadinya berbagai penyakit, seperti bayi
menolak untuk menyusui, otot-otot bayi melemas, aktivitas pernafasan terganggu
dan kulit bayi menjadi kebiruan, kontraksi atau kejang-kejang. Terkadang bisa
juga menyebabkan sejumlah penyakit yang berbahaya dan lama, seperti insomnia,
lemah otak, gangguan syaraf, gangguan pendengaran, penglihatan, atau keduanya.
Apabila hal-hal di atas tidak segera ditanggulangi atau diobati
maka bisa menyebabkan kematian. Padahal obat untuk itu adalah sangat mudah,
yaitu memberikan zat gula yang berbentuk glukosa melalui infus, baik lewat
mulut, maupun pembuluh darah.
Mayoritas atau bahkan semua bayi membutuhkan zat gula dalam bentuk
glukosa seketika setelah lahir. Maka memberikan kurma yang sudah dilumat bisa
menjauhkan sang bayi dari kekurangan kadar gula yang berlipat-lipat.
Disunnahkannya
tahnik kepada bayi adalah obat sekaligus tindakan preventif yang memiliki
fungsi penting, dan mentahnik ini adalah cara alternatif untuk melakukan
imnisasi. Dan semua ini adalah mujizat yng diberikan Allah kepada nabi
Muhammad. Tahnik sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang beriman kepada
Allah, atau dapat pula dilakukan ayah atau ibu sang bayi.[8]
Memberikan
ASI pada bayi juga bisa membantu meningkatkan kekebalan bayi, terutama ketika
bayi baru lahir bukan hanya kekebalan tubuh saja yang didapatkan namun
pengenalan anak pada ibu juga bisa terjadi. Apabila ASI tidak bisa keluar atau
bayi tidak mau minum ASI secara langsung maka bisa juga dengan buatan dengan
bantuan kesehatan.
1.5
Perkataan Ilmuan Tentang Imunisasi
1 “Vaksin
menipu tubuh supaya tidak lagi menimbulkan reaksi radang sehingga vaksin
mengubah fungsi pencegahan sistem imun” (Dr. Ricard Moskowitz, Harvard
University)
2. “Kanker pada dasarnya tidak dikenal sebelum kewajiban vaksinasi cacar mulai diperkenalkan. Saya telah menghadapi 200 kasus kanker, dan tak seorangpun dari mereka yang terkena kanker tidak mendapatkan vaksinasi sebelumnya” (Dr. W.B. Clarke, Peneliti Kanker Inggris)
3. “Ketika vaksin dinyatakan aman, keamanannya adalah istilah relatif yang tidak dapat diartikan secara umum” (dr. Harris Coulter, pakar Vaksin Internasional)
4. “Sebelum vaksin besar-besaran 50 tahun yang lalu, dinegara itu (Amerika) tidak terdapat wabah kanker, penyakit autoimun dan kasus autisme” (Neil Z. Miller, peneliti vaksin internasional)
5. “Vaksin bertanggung jawab terhadap peningkatan jumlah anak-anak dan orang dewasa yang mengalami gangguan sistem imun dan syaraf, hiperaktif kelemahan daya ingat, asma, sindrom keletihan kronis, lupus, artritis reumatiod, sklerosis multiple dan bahkan epilepsi. Bahkan AIDS yang tidak pernah dikenaal dua dekade lalu, menjadi wabah diseluruh dunia saat ini.“ (Barbara Loe Fisher, Presiden Pusat Informasi Vaksin Nasional Amerika )
6. “Tak masuk akal memikirkan bahwa anda bisa menyuntikkan nanah kedalam tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan meningkatkan kesehatan. Tubuh punya cara pertahanan tersendiri yang tergantung pada vitalitas saat itu. Jika dalam kondisi fit, tubuh akan mampu melawan semua infeksi, dan jika kondisinya sedang menurun, tidak akan mampu. Dan anda tidak akan mengubah kebugaran tubuh menjadi lebih baik dengan memasukkan racun apapun juga dalamnya.” (Dr. William Hay, dalam buku “ Immunisation : The Reality behind the Myth)
2. “Kanker pada dasarnya tidak dikenal sebelum kewajiban vaksinasi cacar mulai diperkenalkan. Saya telah menghadapi 200 kasus kanker, dan tak seorangpun dari mereka yang terkena kanker tidak mendapatkan vaksinasi sebelumnya” (Dr. W.B. Clarke, Peneliti Kanker Inggris)
3. “Ketika vaksin dinyatakan aman, keamanannya adalah istilah relatif yang tidak dapat diartikan secara umum” (dr. Harris Coulter, pakar Vaksin Internasional)
4. “Sebelum vaksin besar-besaran 50 tahun yang lalu, dinegara itu (Amerika) tidak terdapat wabah kanker, penyakit autoimun dan kasus autisme” (Neil Z. Miller, peneliti vaksin internasional)
5. “Vaksin bertanggung jawab terhadap peningkatan jumlah anak-anak dan orang dewasa yang mengalami gangguan sistem imun dan syaraf, hiperaktif kelemahan daya ingat, asma, sindrom keletihan kronis, lupus, artritis reumatiod, sklerosis multiple dan bahkan epilepsi. Bahkan AIDS yang tidak pernah dikenaal dua dekade lalu, menjadi wabah diseluruh dunia saat ini.“ (Barbara Loe Fisher, Presiden Pusat Informasi Vaksin Nasional Amerika )
6. “Tak masuk akal memikirkan bahwa anda bisa menyuntikkan nanah kedalam tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan meningkatkan kesehatan. Tubuh punya cara pertahanan tersendiri yang tergantung pada vitalitas saat itu. Jika dalam kondisi fit, tubuh akan mampu melawan semua infeksi, dan jika kondisinya sedang menurun, tidak akan mampu. Dan anda tidak akan mengubah kebugaran tubuh menjadi lebih baik dengan memasukkan racun apapun juga dalamnya.” (Dr. William Hay, dalam buku “ Immunisation : The Reality behind the Myth)
Dan
ternyata faktanya adalah di Jerman para praktisi medis, mulai dari dokter
hingga perawat menolak adanya imunisasi campak. Penolakan itu diterbitkan dalam
jurnal “Journal
Of The American Medical Association” 20 Februari 1981, yang berisi
sebuah artikel dengan judul “Rubella Vaccine In Suspectible Hospital
Employees, Poor Physician Participation”. Dalam artikel itu
disebutkan bahwa jumlah partisipan terendah dalam imunisasi campak terjadi
dikalangan praktisi medis di Jerman. Hal ini terjadi pada para pakar obstetrik
dan kadar terendah lain terjadi pada para pakar pediatrik. Kurang lebih 90%
obstetrik dan 66% pakar pediatrik menolak suntikan vaksin rubella.
Vaksinasi
modern atau imunisasi yang dilakukan Flexner Brothers, didanai oleh Keluarga
Rockefeller. Rockefeller sendiri adalah salah satu keluarga Yahudi
yang paling berpengaruh di dunia, dan mereka adalah bagian dari Zionisme
Internasional. Dan kenyataannya, mereka adalah pendiri WHO dan lembaga
strategis lainnya.[9]
1.6 Konspirasi Yahudi di Balik Imunisasi
Merunut sejarah vaksin modern yang dilakukan oleh Flexner Brothers,
kita dapat menemukan bahwa kegiatan mereka dalam penelitian tentang vaksinasi pada
manusia didanai oleh Keluarga Rockefeller. Rockefeller sendiri adalah salah
satu keluarga Yahudi yang paling berpengaruh di dunia, dan mereka adalah bagian
dari Zionisme Internasional. Kenyataannya, mereka adalah pendiri WHO dan
lembaga strategis lainnya.
Dilihat dari latar belakang WHO, jelas bahwa vaksinasi modern (atau
kita menyebutnya imunisasi) adalah salah satu campur tangan (Baca : konspirasi)
Zionisme dengan tujuan untuk menguasai dan memperbudak seluruh dunia dalam “New
World Order mereka. Pada abad ke-20 vaksin modern dikelola oleh Flextner
Brothers, yang penelitiannya tentang imunisasi pada manusia didanai oleh
keluarga Yahudi Rockefeller, Mereka adalah salah satu keluarga yang paling
berpengaruh di dunia dan bagian dari tokoh Zionis internasional yang
memprakarsai pendirian WHO dan lembaga dunia.[10]
Dalam kerangka strategi The New World Order untuk mengendalikan
jumlah penduduk dunia (Depopulation Program) dan bisnis miliaran juta dollar,
keuntungan industri vaksin sangat menggiurkan, dan dalam tempo jangka panjang
sangat dahsyat daya rusaknya terhadap kesehatan manusia. Apalagi WHO telah
mewajibkan seluruh negara anggotanya mengimunisasi semua bayi di seluruh dunia.
Kalau tidak, negara-negara tersebut dikenakan akan sanksi berat, sungguh
kebijakan yang aneh dan terlalu memaksa.
Jerry D. Gray, seorang ahli
dalam masalah Konspirasi mengatakan tentang hubungan industri vaksin dengan New
World Order:
"Sudah cukup banyak dasar-dasar sebuah kecurigaan terhadap
kondisi dan sebagai pembuktian dari bagian perencanaan New World Order adalah
untuk menyebarkan virus-virus penyakit yang mematikan ke seluruh dunia, dan
HIV/AIDS adalah salah satu dari jenis virus dan penyakit tersebut. Alasan dan
landasan dasar untuk melakukan hal ini adalah untuk melakukan 'seleksi khusus'
dalam upaya mereka mengurangi penduduk dunia. Berhati-hatilah dengan program
Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) dalam programnya
memberikan imunisasiPJ. Ketika mereka menjelajah benua Afrika dengan program
vaksinasinya, maka disanalah tersebar wabah AIDS ataupun wabah lainnya." [11]
Depopulasi adalah kondisi harus menurunkan jumlah penduduk (atau
tidak ada penghuni sama sekali). Jadi menurut konspirasi ini berarti
pengurangan jumlah penduduk dunia. Konspirasi teori yang satu ini adalah yang
paling menghebohkan, namun juga yang paling tak mudah untuk dipercaya. Ya,
karena akal pikiran kita tetap berpikir, bahwa semua ini takkan pernah terjadi.
Pengontrolan kembali jumlah populasi dunia (World Depopulation)
dengan cara mengurangi jumlah penduduk oleh kelompok elit dunia "The
Bilderberg" ini memang terus berjalan.
Itulah yang mereka harapkan. Mereka berencana mengurangi jumlah penduduk
dunia yang kini berjumlah 7 miliar menjadi 500 juta saja! Semua itu bukan hanya
satu fakta, namun beberapa fakta memang sudah terbukti dan tetap terus
berjalan.
Hal ini sudah dikatakan oleh banyak saksi mata dari beberapa
penelitian, para ahli dan oleh para pakar teori kbnspirasi, salah satunya
adalah Jesse Ventura. Jesse Ventura adalah seorang mantan Gubernur ke-38
(1999-2003) negara bagian Minnesota di Amerika Serikat. Dia juga mantan NAVY
Seal saat perang Vietnam.Ventura banyak membintangi film, bahkan merupakan
mantan pegulat profesional, yang kini beralih menjadi pakar teori konspirasi.
Beberapa pakar dan peneliti yang telah ditemuinya, bersaksi telah
melihat dampak dan bukti-bukti keberadaan agenda ini dari kaum Sjlurainati dan
para elit dunia, yang mempunyai kekuatan-kekuatan superior untuk menguasai
dunia dengan hanya satu komando saja, New World Order, komando dari mereka.
Dr. Rima Laibow, seorang dokter advokat (Natural Medicine
Advocate), telah mengetahui dan bertemu dengan salah satu anggota aliran
satanik ini tentang salah satu cara menjalani depopulasi, yaitu dengan
VAKSINASI!
Selain itu, Dr. Rima juga menyatakan, "Mereka tak ada
hubungannya dengan suatu kelompok agama, tak ada hubungannya dengan suatu ras,
tak ada hubungannya dengan suatu bangsa, tak ada hubungannya dengan suatu
politik apapun dan hubungan lainnya," ujar Dr. Rima setelah ditanya oleh
Jesse tentang siapa "para elit dunia" ini.
Pandangan Dr. James Howenstine, MD tentang ,Vaksin Cacar dipercaya
bisa memberikan imunisasi kepada masyarakat. Pada saat vaksin ini diluncurkan,
sebenarnya kasus Cacar sudah menurun. Jepang mewajibkan suntikan vaksin pada
1872. Pada 1892, ada 165.774 kasus Cacar dengan 29.979 bberakhir kematian,
walaupun program vaksin saat itu digalakkan.
Rata-rata kesuksesan program vaksinasi sebenarnya datang dari
perbaikan kesehatan publik lewat kualitas air bersih dan sanitasi, kepadatan
hunian yang berkurang, nutrisi yang lebih baik, dan perbaikan standar hidup.
Secara umum kasus berbagai penyakit sudah menurun sebelum vaksin penyakit itu
ditemukan. Di Inggris, kasus Polio telah menurun 82 persen sebelum vaksin Polio
diperkenalkan pada 1956. Pada awal 1900-an, seorang dokter yang sangat cerdas,
Dr. W. B. Clarke, mengatakan, "Penyakit kanker pada dasarnya tidak dikenal
sebelum kewajiban vaksinasi Cacar mulai diperkenalkan. Saya telah menghadapi
200 kasus kanker, dan tak seorang pun dari mereka yang terkena kanker
mendapatkan vaksinasi sebelumnya.[12]
Tujuan adanya imunisasi ini bukan hanya untuk menurunkan populitas
manusia saja namun juga utuk merubah watak, sifat dan kkarakter seseorang.
Pernahkah anda berpikir apabila DNA orang asing tercampur dengan bayi yang
masih dalam keadaan suci?.
DNA adlah berisi cetak biru atau rangkuman genetik leluhur-leluhur
kita yang akan diwarisi, termasuk sifat, watak dan sejarah penyakitnya.lalu pa
jadinya apabiala DNA orang yang tidak kita tahu asl –usul wataknya, bisa jadi
vaksin yang ditularkan didapat dari seorang pemabuk, pemerkosa, pembunuh , atau
orang yang suka berbuat criminal. Mka apabila tercampur tentunya bayi tersebut
akan mewarisi genetik DNA sang inang tersebut.
BAB III
PENUTUP
Imunisasi memanglah bermanfaat bagi tubuh sebagian orang namun
tidak dipungkiri juga bahayanya bagi tubuh, hal itu tergantung pada siapa yang
menggunakan, karena setiap obat kimia memiliki efek samping. Salah satunya
yaitu imunisasi yang terbuat dari virus seseorang yang mampu melawan
penyakitnya sendiri atau yang terbuat dari bakteri babi, monyet dan lain
sebagainya. Efek samping bukan hanya pada fisik saja namun keadaan ini bisa
berdampak ada watak manusia yang dapat berubah karena telah dialirka pada tubuh
mereka darah yang berbentuk imuinisasi.
Dari sisi lain perkembagan imunisasi ini telah disebar luaskan
keseluruh dunia dan tidak sedikit pula negara yang mewajibkan didalamnya
imunisasi. Perkembangan ini diprofokatori oleh orang- orang yahudiyang mana
salah satu tujuan mereka yaitu menguasai dunia dan melenyapka ajaran islam dari
muka bumi ini.
Diatas sudah dijelaskan tentang bahaya imunisasi untuk keturunan
kita. Namun keputusan ada dalam diri kita masing- masing. Apakah kita akan
mengambil imunisasi atau meninggalkannya dan mencai alternative lain sebagai
ganti imunisasi salah satunya yaitu dengan mentahnik.
Mentahnik ini yang diajarkan Rosulullah kepada umatnya caranya
dengan menghaluskan kurma kedalam mulut orang yang soleh atau yang memiliki
kelebibahan atau juga bisa orang tuanya sendiri kemudian memasukkannya kedam
mulut pada geraham atas. Dengan kita mengamalkan tahnik maka kita telah
melakukan Sunnah Rosul dan menunjukan sifat baro’ pada orang –orang Yahudi
serta menghindarkan anak – anak kita dari sifat buruk yang disalurkan lewat
imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Gray, Abdurrahman Jerry D, Amerikan Shadaw Ghovernment,
(Sinergi : tt, 2008), cet. ke-4
Soenoko, Abdullah Rico, Masalah Vaksinasi, Duatu Kejahatan yang
Terselubung dalam Bidang Kesehatan, (tp : tt, 2011)
http.//kbbi.web.id/imunisasi.
MUI October 17/2013/oleh dr.Raehanul Bahraen/Bimbingan Islam, Hukum
Islam, Kesehatan Anak.
www.organisasi.org.Gondam64 08:37.
www.organisasi.org/1970/01/jenis-dan-macam-imunisasi-kekebalan-tubuh-anti-bodi-ilmu-sains-biologi.html
[1]
https://informasikesehatan49.blogspot.co.id.
Diakses Selasa. 9,Mei.2016. pukul 20:40 WIB.
[2]
http://kbbi.web.id/imunisasi.
Diakses sabtu. 13,Mei. 2016. Pukul 21:10 WIB.
[3]
www.organisasi.org/1970/01/arti-definisi-pengertian-imunisasi-tujuan-manfaat-cara-dan-jenisimunisasi-pada-manusia.
Diakses Selasa, 13, Mei. 2016. Pukul 21:20 WIB.
[4]
www.klinikvaksinisasi.com/definisi-vaksin-imunisasi-vaksinisasi.
Diakses Rabu, 14. Mei.2016. pukul 22:15 WIB.
[5]
www.organisasi.org/1970/01/jenis-dan-macam-imunisasi-kekebalan-tubuh-antibodi-ilmusains-biology.html.
Diakses Kamis,4. Mei.2016. pukul 20: 55 WIB.
[6]
https://zulliesikawati.wordpress.com/2010/08/07/bagaimana-sih-vaksin-dibuat-kok-ada-yang-dinyatakan-haram/.
Diakses Selasa,31 Mei 2016 pukul 20:25 WIB.
[7]
MUI October17/2013/oleh dr.Raehanul Bahraen/Bimbingan Islam,Hukum
Islam,kesehatan Anak.
[8]
https://id.id.facebook,com/notes/syariah/properti/didinrosyidin/mn.25.
Diakses Rabu 10, Mei.2016. pukul 19: 50 WIB.
[9]
Islambersatumualafberseru.blogspot.co.id/2013/09/mengungkap-konspirasi-imunisasi-dan.html
diakses Senin,30,5,2016, pukul 08.30wib.
[10]
http://un2kmu.wordpress.com/2010/04/19/mengungkap-konspirasi-imunisasi-dan-dan-bahaya-vaksin/25
diakses Senin,30,5,2016,
pukul 08.40wib.
[11]
Amerika Shadaw Ghovernment, hal.96-97, Abdurrahman Jerry D.Gray,Sinergi
Plubising,cetakan ke-4,2008
[12]
Makalah vaksinisasi, Suatu Kejahatan,Terselubung dalam Bidang, Kesehatan,
hal.10-12, Abdullah Rico Soenoko,ss.,2011.
By : Haulah Afifah
0 komentar:
Posting Komentar