BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Zina
sudah menjalar kemana-mana, kepekaan manusia akan buruknya zina menjadi tumpul. Di
dalam perbuatan zina itu sendiri terdapat kerusakan yang besar dan keburukan
yang merata, bisa menghancurkan keutamaan, menodai kehormatan, menghapus sifat
amanah, memutus ikatan kesetiaan, mendatangkan penyakit yang mematikan jasad,
di manapun ia hidup, masyarkat akan menganggap bejat moralnya,
ternoda
kehormatannya, semua orang menaruh rasa benci padanya, sementara penyakit terus
menggerogoti badannya. Zina juga menyebabkan rusaknya garis keturunan. Betapa
banyak anak-anak lahir tanpa bapak. Dinyatakan bahwa dalam setahun terakhir ada
2,5 juta janin di Indonesia yang dibunuh lewat aborsi.[1]
Beginilah Indonesia Negara yang katanya tanah surga namun penghuninya sedikit
sekali yang bahagia. Zina bukan lagi hal yang tabuh, kebencian manusia
terhadapnya menjadi luntur. Zina merupakan kenyataan pahit yang terjadi di
sekitar kita.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
penyebab merebaknya zina di Indonesia ?
C. Tujuan
penelitian
1. Untuk
mengetahui penyebab merebaknya zina di Indonesia.
D. Manfaat
penelitian
1. Sebagai
pengetahuan wawasan bagi penulis
2. Sebagai
kontribusi ilmu dan khazanah penulisan islam
3. Sebagai
sumbangsih pemikiran dan perkembangan ilmu pengetahuan bagi kalangan akademis
terkuhsus mahasantri Hidayaturrahman, pemuda pemudi Indonesia serta masyarakat
secara umum.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
zina
Zina menurut KBBI perbuatan bersanggama seorang
laki-laki yang terikat perkawinan dengan seorang perempuan yang bukan istrinya,
atau seorang perempuan yang terikat perkawinan dengan seorang laki-laki yang
bukan suaminya, atau perbuatan bersanggama antara laki-laki dan perempuan yang
tidak terikat oleh hubungan pernikahan (perkawinan).[2]
2. Penyebab
merebaknya zina
Akar
masalah penyebabnya zina di masyarakat adalah kurangnya ilmu agama di
masyarakat kita kemudian didukung kuat oleh teknologi yang serba canggih
seperti saat ini, namun masih banyak faktor yang mempengaruhinya di anatara
lain sebagai berikut;
a. Kurangnya
perhatian orang tua
Peran dan fungsi
keluarga pada saat ini sudah mengalami pergeseran disebabkan karena
masing-masing anggota keluarga memiliki kesibukan dengan alasan dan tujuan
tersendiri. Banyak keluarga yang lebih mementingkan kecukupan kebutuhan materi
dan kurang memerhatikan kebutuhan rohani keluarganya, khususnya anak. Pada
situasi semacam inilah persoalan akan muncul, yakni tidak terpenuhinya
kebutuhan dan perkembangan jiwa seorang anak secara seimbang. Ketika usia anak
bertambah, persoalan pun mulai berkembang, sementara komunikasi dan perhatian
orang tua semakin berkurang. Apalagi jika diperhatikan masalah utama remaja
adalah "tertarik pada lawan jenis". Sehingga tidak sedikit
para remaja terjerumus dalam pergaulan bebas yang tidak terkendali.[3]
b. Lingkungan sekitar
Kerasnya pola hidup individu
juga menyebabkan kurang atau tidak adanya komunikasi intensif antara tetangga
yang satu dengan tetangga yang lain. Jika keadaan masyarakat sudah seperti ini,
maka terjadinya penyimpangan kecil sampai pelanggaran norma dalam pergaulan
menjadi semakin terbuka. Lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh baik
bagi sekitarnya begiu pula sebaliknya jika lingkungan yang buruk itu akan
memberikan pengaruh buruk bagi sekitarnya.[4]
c. Media
Massa
Tidak dapat
dipungkiri lagi, Internet, media cetak, dan media elektronik lainnya telah
mengubah pemikiran manusia di seluruh dunia. Hal ini disebabkan oleh sifatnya
yang dapat menerobos batas dan waktu dengan sangat singkat, sehingga sulit
ditepis, ditangkal, atau dibatasi. Melalui media-media ini semua bisa
disampaikan, termasuk berbagai persoalan yang menyangkut film yang tidak layak
untuk ditonton serta berbagai menu acara yang dapat memengaruhi konsep berpikir
dan berbuat para penggunanya, salah satunya adalah remaja. Tak ada satu orangpun yang
mampu membendung laju informasi dan berbagai tayangan yang terdapat pada media
massa, kecuali dengan ilmu yang dimiliki oleh masing-masing person.[5]
d. Rasa ingin tahu yang kuat
Bertindak tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi
dan didorong rasa ingin tahu, ingin mencari, dan ingin mencoba adalah semangat
beberapa remaja yang harus diarahkan. Jika semangat dan sikap itu untuk hal
-hal yang baik dan positif, maka tentu sangat bagus hasilnya. Namun, jika
semangat itu untuk melakukan hal - hal negatif, maka sikap semacam ini harus
terus diberikan pengetahuan dan arahan agar sadar, dan dapat menghindari
perbuatan negatif, sehingga remaja tidak terjebak dalam pergaulan bebas.Tindakan negatif lain yang
tidak segera diberikan penyadaran dapat mendorong seseorang mencoba melakukan
tindakan penyimpangan lainnya. [6]
e. Gaya hidup yang menyimpang
Gaya hidup remaja Indonesia
sudah banyak menyimpang jauh dari norma agama dan adat ketimuran. Zaman
sekarang remaja Indonesia lebih banyak mengadopsi gaya hidup barat yang bebas.
Selain itu mereka juga lebih bangga jika memakai gaya hidup barat dalam kesehariannya. Memang tidak semua gaya hidup
barat itu buruk, namun mayoritas remaja Indonesia meniru beberapa hal yang
buruk dari gaya hidup barat, seperti memakai baju yang sangat mengumbar aurat,
pergaulan bebas antara lawan jenis dan lain sebagainya.[7]
f. Minimnya Saran Pengembangan dan Aktivis Remaja
Masa remaja adalah masa penuh gejolak serta dinamika yang tinggi.
Sifat tersebut merupakan ekspresi dan dorongan perkembangan remaja. Hanya saja
pada saat ini sangat sedikit yang memberi perhatian terhadap kebutuhan remaja
tersebut, salah satunya adalah sarana bermain dan beraktivitas bagi para
remaja, terlebih di perkotaan. Dengan minimnya sarana bagi para remaja,
memberikan peluang aktiviats lain yang tidak terkontrol, salah satunya adalah
kenakalan remaja dan pergaulan bebas.[8]
g. Sikap mental yang tidak sehat
Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya
remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang pergaulan tersebut tidak
sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya pemahaman yang lemah.
Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti
pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga
ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok,
memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan
yang kuat bagi anak, yang nantinya akan membuat mereka merasa tidak nyaman
dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga pelarian dari hal tersebut
adalah hal berdampak negatif.[9]
h. Pelampiasan rasa kecewa
Ketika
seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya terhadap orangtua
yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan
tekanan terus menerus (baik dari segi prestasi untuk remaja yang sering gagal
maupun dikarenakan peraturan yang terlalu mengikat), lingkungan masyarakat yang
memberikan masalah dalam sosialisasi,sehingga menjadikan remaja sangat labil
dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di
sekelilingnya, terutama pergaulan bebas yang mengarah ke perbuatan zina dan ia
merasa tidak nyaman dalam lingkungan sekitarnya.[10]
i.
Teman dan komunitas tempat tinggal yang kurang
baik
Masa remaja
adalah masa dimana suatu anak masih mencari jati diri mereka yang sebenarnya,
masa ini masa yang sangat rentan dan harus terus di control oleh para orang tua
kepada anak mereka. Remaja yang tidak dapat memilih teman dan lingkungan yang
baik serta orangtua yang tidak memberi arahan dengan siapa dan di komunitas
mana remaja harus bergaul. Karena remaja belum bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima mereka akan
terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui
perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol
diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.[11]
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Faktor-faktor tersebutlah yang mempengaruhi perbuatan zina
bukan lagi masalah yang besar dan tabuh, semua ini terlahir dari sebuah
karakter yang bernama habits (kebiasan) maka terjadila zina yang merusak
moral dan agama para pemuda pemudi Indonesia.
2. Saran
Untuk memperbaiki generasi-generasi selanjutnya
agar terhidar dari perbuatan zina maka ada beberapa hal yang harus ditanamkan
oleh generasi ini meningkatkan pemahaman iman, islam, dan melaksanakannya
dengan benar, selalu mengingat bahwa tujuan hidup adalah akhirat, bukan
kesenangan dunia semata, menjaga kehormatan diri, membiasakan berpikir demi
masa depan, hindari pergaulan bebas, dan membiasakan mengkomunikasikan segala
persoalan dengan keluarga serta orang tua.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdillah, Abu Umar, Sayembara Iblis, Solo: Wafa
Press, 2006 M
http://serba-bisa-2014.blogspot.co.id/ di
askes pada pukul 06:36, hari selasa, tgl 26 April 2016
[2]http://ebsoft.web.id diakses pada pukul 20.15,
hari Sabtu tgl 4 Mei 2016
[4]Ibid
[5]
Ibid
[6]Ibid
[7]
Ibid
[8]
http://serba-bisa-2014.blogspot.co.id/
di
askes pada pukul 06:36, hari selasa, tgl 26 April 2016
[9]
Ibid
[10]Ibid
0 komentar:
Posting Komentar