Senin, 15 Agustus 2016

Penyebab Maraknya Perzinahan di Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Zina sudah menjalar kemana-mana, kepekaan manusia akan buruknya zina menjadi tumpul. Di dalam perbuatan zina itu sendiri terdapat kerusakan yang besar dan keburukan yang merata, bisa menghancurkan keutamaan, menodai kehormatan, menghapus sifat amanah, memutus ikatan kesetiaan, mendatangkan penyakit yang mematikan jasad, di manapun ia hidup, masyarkat akan menganggap bejat moralnya,
ternoda kehormatannya, semua orang menaruh rasa benci padanya, sementara penyakit terus menggerogoti badannya. Zina juga menyebabkan rusaknya garis keturunan. Betapa banyak anak-anak lahir tanpa bapak. Dinyatakan bahwa dalam setahun terakhir ada 2,5 juta janin di Indonesia yang dibunuh lewat aborsi.[1] Beginilah Indonesia Negara yang katanya tanah surga namun penghuninya sedikit sekali yang bahagia. Zina bukan lagi hal yang tabuh, kebencian manusia terhadapnya menjadi luntur. Zina merupakan kenyataan pahit yang terjadi di sekitar kita.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa penyebab merebaknya zina di Indonesia ?
C.     Tujuan penelitian
1.      Untuk mengetahui penyebab merebaknya zina di Indonesia.
D.    Manfaat penelitian
1.      Sebagai pengetahuan wawasan bagi penulis
2.      Sebagai kontribusi ilmu dan khazanah penulisan islam
3.      Sebagai sumbangsih pemikiran dan perkembangan ilmu pengetahuan bagi kalangan akademis terkuhsus mahasantri Hidayaturrahman, pemuda pemudi Indonesia serta masyarakat secara umum.



BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian zina
Zina menurut KBBI perbuatan bersanggama seorang laki-laki yang terikat perkawinan dengan seorang perempuan yang bukan istrinya, atau seorang perempuan yang terikat perkawinan dengan seorang laki-laki yang bukan suaminya, atau perbuatan bersanggama antara laki-laki dan perempuan yang tidak terikat oleh hubungan pernikahan (perkawinan).[2]

2.      Penyebab merebaknya zina
Akar masalah penyebabnya zina di masyarakat adalah kurangnya ilmu agama di masyarakat kita kemudian didukung kuat oleh teknologi yang serba canggih seperti saat ini, namun masih banyak faktor yang mempengaruhinya di anatara lain sebagai berikut;
a.       Kurangnya perhatian orang tua
   Peran dan fungsi keluarga pada saat ini sudah mengalami pergeseran disebabkan karena masing-masing anggota keluarga memiliki kesibukan dengan alasan dan tujuan tersendiri. Banyak keluarga yang lebih mementingkan kecukupan kebutuhan materi dan kurang memerhatikan kebutuhan rohani keluarganya, khususnya anak. Pada situasi semacam inilah persoalan akan muncul, yakni tidak terpenuhinya kebutuhan dan perkembangan jiwa seorang anak secara seimbang. Ketika usia anak bertambah, persoalan pun mulai berkembang, sementara komunikasi dan perhatian orang tua semakin berkurang. Apalagi jika diperhatikan masalah utama remaja adalah "tertarik pada lawan jenis". Sehingga tidak sedikit para remaja terjerumus dalam pergaulan bebas yang tidak terkendali.[3] 
b.      Lingkungan sekitar
   Kerasnya pola hidup individu juga menyebabkan kurang atau tidak adanya komunikasi intensif antara tetangga yang satu dengan tetangga yang lain. Jika keadaan masyarakat sudah seperti ini, maka terjadinya penyimpangan kecil sampai pelanggaran norma dalam pergaulan menjadi semakin terbuka. Lingkungan yang baik akan memberikan pengaruh baik bagi sekitarnya begiu pula sebaliknya jika lingkungan yang buruk itu akan memberikan pengaruh buruk bagi sekitarnya.[4]
c.    Media Massa
    Tidak dapat dipungkiri lagi, Internet, media cetak, dan media elektronik lainnya telah mengubah pemikiran manusia di seluruh dunia. Hal ini disebabkan oleh sifatnya yang dapat menerobos batas dan waktu dengan sangat singkat, sehingga sulit ditepis, ditangkal, atau dibatasi. Melalui media-media ini semua bisa disampaikan, termasuk berbagai persoalan yang menyangkut film yang tidak layak untuk ditonton serta berbagai menu acara yang dapat memengaruhi konsep berpikir dan berbuat para penggunanya, salah satunya adalah remaja. Tak ada satu orangpun yang mampu membendung laju informasi dan berbagai tayangan yang terdapat pada media massa, kecuali dengan ilmu yang dimiliki oleh masing-masing person.[5]
d.      Rasa ingin tahu yang kuat
    Bertindak tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi dan didorong rasa ingin tahu, ingin mencari, dan ingin mencoba adalah semangat beberapa remaja yang harus diarahkan. Jika semangat dan sikap itu untuk hal -hal yang baik dan positif, maka tentu sangat bagus hasilnya. Namun, jika semangat itu untuk melakukan hal - hal negatif, maka sikap semacam ini harus terus diberikan pengetahuan dan arahan agar sadar, dan dapat menghindari perbuatan negatif, sehingga remaja tidak terjebak dalam pergaulan bebas.Tindakan negatif lain yang tidak segera diberikan penyadaran dapat mendorong seseorang mencoba melakukan tindakan penyimpangan lainnya. [6]
e.       Gaya hidup yang menyimpang
   Gaya hidup remaja Indonesia sudah banyak menyimpang jauh dari norma agama dan adat ketimuran. Zaman sekarang remaja Indonesia lebih banyak mengadopsi gaya hidup barat yang bebas. Selain itu mereka juga lebih bangga jika memakai gaya hidup barat dalam kesehariannya. Memang tidak semua gaya hidup barat itu buruk, namun mayoritas remaja Indonesia meniru beberapa hal yang buruk dari gaya hidup barat, seperti memakai baju yang sangat mengumbar aurat, pergaulan bebas antara lawan jenis dan lain sebagainya.[7]
f.       Minimnya Saran Pengembangan dan Aktivis Remaja
Masa remaja adalah masa penuh gejolak serta dinamika yang tinggi. Sifat tersebut merupakan ekspresi dan dorongan perkembangan remaja. Hanya saja pada saat ini sangat sedikit yang memberi perhatian terhadap kebutuhan remaja tersebut, salah satunya adalah sarana bermain dan beraktivitas bagi para remaja, terlebih di perkotaan. Dengan minimnya sarana bagi para remaja, memberikan peluang aktiviats lain yang tidak terkontrol, salah satunya adalah kenakalan remaja dan pergaulan bebas.[8] 
g.      Sikap mental yang tidak sehat
Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya remaja merasa bangga terhadap pergaulan yang pergaulan tersebut tidak sepantasnya, tetapi mereka tidak memahami karena daya pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang tua yang menolak, acuh tak acuh, menghukum, mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang kuat bagi anak, yang nantinya akan membuat mereka merasa tidak nyaman dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal berdampak negatif.[9]
h.      Pelampiasan rasa kecewa
Ketika seorang remaja mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya terhadap orangtua yang bersifat otoriter ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan terus menerus (baik dari segi prestasi untuk remaja yang sering gagal maupun dikarenakan peraturan yang terlalu mengikat), lingkungan masyarakat yang memberikan masalah dalam sosialisasi,sehingga menjadikan remaja sangat labil dalam mengatur emosi, dan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, terutama pergaulan bebas yang mengarah ke perbuatan zina dan ia merasa tidak nyaman dalam lingkungan sekitarnya.[10]

i.        Teman dan komunitas tempat tinggal yang kurang baik
Masa remaja adalah masa dimana suatu anak masih mencari jati diri mereka yang sebenarnya, masa ini masa yang sangat rentan dan harus terus di control oleh para orang tua kepada anak mereka. Remaja yang tidak dapat memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua yang tidak memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul. Karena remaja belum bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima mereka akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.[11]




BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Faktor-faktor tersebutlah yang mempengaruhi perbuatan zina bukan lagi masalah yang besar dan tabuh, semua ini terlahir dari sebuah karakter yang bernama habits (kebiasan) maka terjadila zina yang merusak moral dan agama para pemuda pemudi Indonesia.
2.      Saran
Untuk memperbaiki generasi-generasi selanjutnya agar terhidar dari perbuatan zina maka ada beberapa hal yang harus ditanamkan oleh generasi ini meningkatkan pemahaman iman, islam, dan melaksanakannya dengan benar, selalu mengingat bahwa tujuan hidup adalah akhirat, bukan kesenangan dunia semata, menjaga kehormatan diri, membiasakan berpikir demi masa depan, hindari pergaulan bebas, dan membiasakan mengkomunikasikan segala persoalan dengan keluarga serta orang tua.


DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Abu Umar, Sayembara Iblis, Solo: Wafa Press, 2006 M
http://falah-kharisma.blogspot.co.id di askes pada pukul 06:36, hari selasa, tgl 26 April 2016
http://ebsoft.web.id di askes pada pukul 20.15, hari Sabtu, tgl 5 Mei 2016
http://serba-bisa-2014.blogspot.co.id/ di askes pada pukul 06:36, hari selasa, tgl 26 April 2016


[1] Abu Umar Abdillah, Sayembara Iblis, (Solo: Wafa Press), hal. 23
[2]http://ebsoft.web.id diakses pada pukul 20.15, hari Sabtu tgl 4 Mei 2016
[3]http://falah-kharisma.blogspot.co.id di askes pada pukul 06:36, hari selasa, tgl 26 April 2016
[4]Ibid
[5] Ibid
[6]Ibid
[7] Ibid
[8] http://serba-bisa-2014.blogspot.co.id/ di askes pada pukul 06:36, hari selasa, tgl 26 April 2016
[9] Ibid
[10]Ibid
[11]Ibid 

By : Siti Maimuna

0 komentar:

Posting Komentar