Minggu, 12 Juni 2016

Pengaruh Hedonisme Terhadap Remaja



BAB I
PENDAHULUAN
1.1             LATAR BELAKANG
Hedonisme adalah suatu pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Saat ini, budaya hedonisme sudah menjadi propaganda barat yang sukses dan mengakar dalam  jiwa-jiwa remaja. Namun  ironisnya, mereka para pemuja kesenangan dunia semata
, tak menyadari bahwa hal yang mereka lakukan adalah perilaku hedon. Oleh sebab itu, paham ini memberikan kontribusi negatif terhadap idiologi para remaja yang membuat mereka berani menghalalkan segala cara demi tercapainya kesenangan, dan menjadikan remaja saat ini memiliki mental yang lemah disertai dengan pemikiran yang sempit. 

 Manusia sangat antusias dengan hal-hal yang baru. Daya  pikatnya luar biasa sehingga ada kecenderungan untuk memilih lebih baik hidup enak, mewah, dan serba berkecukupan  tanpa bekerja keras. Seolah titel “remaja yang gaul dan funky” adalah predikat yang harus diraih dan baru melekat bila mampu  memenuhi standar tren saat ini. Sikap dan sifat inilah yang kini dikenal dengan istilah “Budaya Hedonisme”.
Jika kecenderungan hedonisme ini terlalu berlebihan dan tidak dikekang, maka seseorang akan terjerumus pada kecenderungan untuk bersenang-senang belaka dan berusaha untuk meraih kesenangan tersebut dengan menghalalkan segara cara serta keluar dari norma-norma moral.
Hedonisme terjadi karena adanya perubahan perilaku pada masyarakat yang hanya menghendaki kesenangan. Perilaku tersebut lama kelamaan mengakar dalam kehidupan masyarakat termasuk para remaja yang pada akhirnya menjadi seperti sebuah budaya bagi mereka tingkat pengetahuan dan pendidikan juga sangat berpengaruh pada pembentukan sikap mental para remaja. Tapi sayangnya kadang semua hal itu terkalahkan dengan rendahnya cara berfikir mereka dalam menyikapi berbagai persoalan. Banyak diantara para remaja yang melarikan diri dari masalah dengan berhura-hura. Kebiasaan seperti inilah yang kemudian menjadi kebudayaan di kalangan remaja. Berangkat dari masalah ini, penulis ingin memaparkan pengaruh budaya hedonisme terhadap remaja.
1.2                         RUMUSAN MASALAH
Apa pengaruh budaya hedonisme terhadap remaja?
Bagaimana solusi mengahadapi budaya hedonisme?
1.3                         TUJUAN
Untuk mengetahui pengaruh budaya hedonisme terhadap remaja
Untuk mengetahui solusi menghadapi budaya hedonisme.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1             PENGERTIAN HEDONISME
Hedonisme adalah suatu paham aliran filsafat Yunani yang bertujuan untuk menghindari kesesatan atau, kesakitan atau penderitaan dan menikmati kebahagiaan sepuas mungkin selama hidupnya dalam kehidupan duniawi ini. [1]
Beberapa pengertian hedonisme
a.       Kamus Indonesia Wikipedia
Hedonisme berasal dari dua kata yang berbeda, “hedon” (pleasure) dan “isme”. Diartikan sebagai paradigma berfikir yang menjadikan kesenangan sebagai pusat tindakan (any way of thinking that give pleasure a central role ). 
b.      Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI edisi ke tiga, tahun 2001)
Diartikan sebagai pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi menjadi tujuan utama dalam hidup.
c.       Kamus Babylonia
 “Hedonisme adalah sebuah paham yang menganggap bahwa kesenangan adalah tujuan segala sesuatu, atau bisa diartikan dengan “Just For Fun” .
d.       Kamus Collin Gem (1993), dinyatakan bahwa hedonisme adalah doktrin yang menyatakan kesenangan adalah suatu hal yang penting dalam hidup.

Dari beberapa pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa hedonisme merupakan sebuah doktrin (filsafat etika) yang berpegangan bahwa tingkah laku itu digerakkan oleh keinginan atas hasrat terhadap kesenangan dan menghindar dari segala penderitaan.
Karakteristik Hedonisme
a.       Hedonisme Egoistis
Hedonisme Egoistis yaitu hedonisme yang bertujuan untuk mendapatkan kesenangan semaksimal mungkin. Kesenangan yang dimaksud ialah dapat dinikmati dengan waktu yang lama dan mendalam.
b.      Hedonisme Universal
Hedonisme Universal yaitu suatu aliran hedonisme yang mirip dengan ulitarisanisme kesenangan maksimal bagi semua, bagi banyak orang.

2.2        SEJARAH HEDONISME
Hedonisme merupakan filsafat Yunani yang muncul sekitar tahun 433 SM dengan bertujuan untuk mendokrinasi fikiran manusia agar menjadikan kesenangan sebagai pegangan hidup dan menghindari penderitaan.
Pada awalnya hedonisme adalah sebuah konsep filsafat etika dan mempunyai arti positif. Yaitu beranggapan bahwa kesenangan bukanlah sesuatu yang didasari kesenangan akan tetapi kesejahteraan dan kebahagiaan karena orang yang senang belum tentu bahagia.
Ketika kekaisaran romawi menguasai daratan Eropa dan Afrika, pengertian tersebut berubah menjadi konotatif. Dengan menggunakan semboyan baru yaitu Cerpe Diem (raihlah kenikmatan sebanyak mungkin selagi masih hidup). Penekanan terhadap penganutnya untuk melakukan kesenangan sebanyak mungkin karena hidup hanya sekali.
Ada dua filosof Yunani yang tidak bisa dikesampingkan yang dinilai mempunyai peranan signifikan dalam pembangungan madzhab  hedonisme, yaitu Aristippos (435-355 SM) dan Epicuros of samus (341-270 SM). Aristippos  dianggap sebagai pendiri hedonisme yang merupakan murid terdekat Sokrates. Sedangkan Epicuros terkenal dengan ajaran dan prinsipnya yang dikenal dengan ajaran Epicureanisme. Menurut Epicuros, kesenangan yang paling tinggi adalah tranquility (kebahagiaan dan kesejahteraan dari rasa takut) yang hanya bisa diperoleh dari pengetahuan (knowledge), persahabatan (friendship) dan hidup sederhana (virtuous and temperate life). Ia juga mengajarkan dalam ajarannya untuk tidak boleh mencari kesenangan secara berlebihan dalam hasrat jasmaniah (bodily desires). Oleh sebab itu, Epicuros menganjurkan untuk hidup sederhana (enjoyment of simple pleasure). Sayangnya, Epicuros tidak menjelaskan social etikanya secara panjang lebar. Dan mengalami kebuntuan. Kebuntuan tersebut berakhir sampai ajaran ini berubah menjadi konotatif dari ajaran semula.
Hedonisme diawali karena pertanyaan filsafat sokrates yang menanyakan hal yang terbaik yang dapat menjadi tujuan akhir manusia. Lalu Aristippos dari Kyrene (433-355 SM) menjawab bahwa yang menjadi hal terbaik bagi manusia adalah kesenangan. Aristippos menjelaskan bahwa manusia sejak kecil selalu mencari kesenangan dan jika tidak dapat mencapainya, maka mereka akan mencari sesuatu yang lain lagi yang bisa membuat senang. Pandangan tentang “kesenangan” (hedonisme) kemudian dilanjutkan seorang filusuf Yunani lain yang bernama Epicuros, (3434-270 SM). Menurutnya, tindakan manusia yang mencari kesenangan adalah kodrat alamiah. Meskipun  demikian, hedonisme Epikurean lebih luas karena tidak hanya mencakup kesenangan badani (jasad) saja seperti Kaum Aristippos -, melainkan terbebasnya jiwa dari keresahan dan kesengsaraan.
 Kesenangan menurut Aristoppus bersifat badani (gerak dalam badan).  Kemudian membagi gerakan menjadi tiga kemungkinan :
a.       Gerak kasar, yang menyebabkan ketidaksenangan seperti rasa sakit.
b.      Gerak halus, yang membuat kesenangan.
c.       Tiada gerak, yaitu sebuah keadaan netral seperti kondisi saat tidur.
Aristippus melihat kesenangan sebagai hal aktual, artinya kesenangan terjadi kini dan disini. Kesenangan bukan sebuah masa lalu atau masa depan. Menurutnya, masa lalu hanya ingatan akan kesenangan (hal yang sudah pergi) dan masa depan adalah hal yang belum jelas. Kesenangan yang dijunjung tinggi oleh Aristoppus memiliki batasan berupa pengendalian diri. Namun bukan berarti meninggalkan kesenangan. Misalnya, jika seseorang ingin mencapai nikmat sepuasnya dari kegiatan seperti makan bukan dengan menyantap makanan dengan sebanyak-banyaknya tetapi harus dibarengi dengan pengendalian diri agar mencapai kenikmatan yang sebenarnya.
Asumsi awal dari faham ini adalah manusia selalu mengejar kesenangan hidupnya, baik jasmani atau ruhani. Pencetus faham ini Aristipos dan Epikuros. Tujuan paham aliran ini untuk menghindari kesengsaraan dan menikmati kebahagiaan sebanyak mungkin dalam kehidupan di dunia. Mereka melihat bahwa manusia melakukan setiap aktivitas pasti untuk mencari kesenangan dalam hidupnya. Dua filosof ini menganut aliran yang berbeda. Jika Aristipos lebih menekankan kepada kesenangan badan atau jasad seperti makan, minum, dan lain-lain. Sedangkan Epikuros lebih menekankan kepada kesenangan ruhani seperti bebas dari rasa takut, cemas khawatir, panik, bahagia, gembira, tenang batin, dan lain-lain. Namun, kedua-duanya berpendapat sama yaitu kesenangan yang diraih adalah kesenangan yang bersifat pribadi, (egoisme) tapi diperlukan juga aspek lain yaitu pengendalian diri.
Kala itu, hedonisme masih mempunyai arti positif. Dalam perkembangannya, penganut paham ini mencari kebahagiaan berefek panjang tanpa disertai penderitaan. Mereka menjalani berbagai praktik asketis, seperti puasa, hidup sederhana agar mendapat kebahagiaan sejati.

2.3       DAMPAK-DAMPAK  DARI BUDAYA HEDONISME
Pada dasarnya, setiap kesenangan bisa dinilai baik, tapi setiap kesenangan itu tidak harus dimanfaatkan secara berlebihan. Dalam hal ini, Epicuros mengajukan perbedaan dari tiga macam keinginan yaitu: keinginan alamiah yang perlu seperti makanan, keinginan alamiah yang tidak perlu seperti makanan yang istimewa, dan keinginan yang sia-sia seperti kekayaan. Hidup yang baik adalah memenuhi keinginan alamiah yang perlu semacam pola hidup sederhana sebagaimana anjuran dari Epikuros. Orang yang bijaksana akan berusaha untuk sebisa mungkin terlepas dari keinginan. Dengan demikian manusia akan mencapai ketenangan jiwa atau keadaan jiwa yang seimbang yang tidak membiarkan diri terganggu oleh hal-hal lain.
Kesenangan yang berlebihan tanpa melihat orang-orang disekitar sepertinya sudah mulai nampak di Indonesia. Sudah banyak masyarakat di Indonesia tidak lagi mempedulikan budaya silaturahim antara individu satu dengan individu yang lainnya, padahal budaya Indonesia sudah sangat terkenal dengan keramahannya dengan masyarakat lain. Dan salah satu penyebab dari masalah ini adalah pengaruh hedonisme. Hedonisme adalah pandangan hidup bahwa kesenangan dan kenikmatan sebagai tujuan utama. Jadi bisa dikatakan bahwa para penganut hedonisme ini lebih mementingkan kesenangannya, tidak lagi peduli oleh orang yang berada disekitar mereka, karena yang terpenting buat mereka adalah kesenangan. Salah satu contoh hedonisme seperti berfoya-foya dan hura-hura. Dalam prospektif hedonisme para penganut hedonisme kebanyakan dari kalangan menengah ke atas, karena dalam melampiaskan kesenangannya pasti uang yang mereka keluarkan sangat banyak, tapi mereka tidak begitu mempedulikannya karena yang terpenting bagi penganut hedonisme adalah kesenangan dan kepuasan.
Saat ini, budaya hedonisme sudah menjadi propaganda yang sukses dan mengakar dalam jiwa-jiwa remaja. Namun ironismya lagi, para remaja tak menyadari hal yang mereka lakukan adalah prilaku hedon. Oleh karena itu, paham ini memberikan kontribusi negatif terhadap ideologi para remaja/generasi muda yang berani membuat mereka berani menghalalkan segala cara demi tercapainya kesenangan dan menjadikan remaja saat ini memiliki mental lemah disertai dengan pemikiran yang sempit.
 Ada beberapa dampak buruk paham hedonisme diantaranya;
1.                   Pergaulan bebas
Pengikut paham hedonisme dapat terjebak dalam pergaulan dan mereka selalu berada dalam dunia malam. Seperti clubbing, pesta narkoba, dan seks bebas.
a.                   Sex bebas
Free sex atau seks bebas merupakan dampak dari hasil budaya hedonisme. Bagi penganut hedonisme, menganggap seks bebas  hanya perbuatan biasa, karena mereka sudah tidak lagi memikirkan  salah atau benar, tapi yang mereka pikirkan hanyalah kepuasan dirinya sendiri. Ironisnya, pada diri mereka sudah tidak ada lagi rasa malu, bahkan mereka merasa bangga apabila sudah melakukan perbuatan yang diharamkan oleh agama (perbuatan zina), kemudian divideokan dan menyebarkannya melalui internet. Perbuatan tersebut sungguh tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia, karena bangsa Indonesia menganut adat istiadat timur yang menganggap seks sebagai hal yang sakral.[2]
b.                   Narkoba
Narkotika dan obat-obatan berbahaya, tidak lain adalah bom waktu yang siap menghancurkan generasi-generasi penerus. Hal ini terbukti dari beberapa informasi yang menyatakan bahwa para siswa SD pun sudah mulai mengkonsumsi zat haram tersebut. Lalu bagaimana nasib masyarakat kita nantinya jika para generasi muda telah mengalami ketergantungan pada narkoba? Namun, tidak hanya kalangan para pelajar saja yang mengalami hal demikian. Narkoba memang sudah menjadi gaya hidup bagi kebanyakan orang. Mulai dari kalangan penjabat, pengusaha, artis, seniman dan pengangguran. Alasan mereka mengkonsumsi barang haram tersebut adalah untuk mencari kenikmatan dan kesenangan. Narkoba menjadi barang pelarian dari setiap masalah yang mereka hadapi. Tujuannya agar mereka tidak dirundung kesedihan dan akhirnya diliputi dengan suasana senang dan nikmat.
2.                   Tawuran
Saat ini tawuran sudah menjadi tren di kalangan sebagian remaja. Mereka merasa senang sekali jika melakukan perbuatan anarkis, memperdaya dan menganiaya orang lain. Dalam dirinya sifat empati dan simpati sudah hilang. Apalagi sikap saling menghargai dan solidaritas. Hal ini disebabkan karena mereka selalu mempertimbangkan untung dan rugi dalam bersosialisasi dan bermasyarakat.
3.                   Musik dan Seni
Dunia sepertinya sepi tanpa musik dan kehidupan seakan hampa tanpa seni, itulah beberapa ungkapan para musisi dan seniman serta para penikmatnya. Konser-konser musik digelar di setiap kota, namun tak jarang konser musik berlangsung banyak korban yang berjatuhan karena berdesak-desakkan saat mereka asyik menikmati alunan musik sang idola. Banyak di antara korban meninggal dunia. Namun, peristiwa demi digelar walaupun bahaya maut menjadi taruhan. Musik dan seni sudah menjadi hal yang penting dalam kehidupan para hedonis. Jiwa dan perasaan mereka semakin nikmat dan melayang jika mendengarkan musik. Pahat-pahatan patung menjadi alat untuk dinikmati. Padahal boleh jadi patung-patung tersebut adalah tokoh kaum kafir atau setidaknya menonjolkan unsur pornografi. Manusia telanjang dan aktivitas-aktivitas seksual ditampilkan dalam sejumlah karya seni paleolitik, seperti patung venus. Tidak jarang kita melihat lukisan-lukisan telanjang terpampang namun mereka menganggap sebagai karya seni yang patut dihargai.
4.                   Pariwisata
Salah satu upaya untuk menyalurkan kesenangan ialah dengan berwisata. Pada dasarnya seseorang boleh-boleh saja berwisata selama kreativitas tersebut tidak melanggar nila-nilai syar’i. adapun yang sering jadi pembahasan saat ini adalah tempat-tempat wisata serta kreativitasnya yang senantiasa menjurus kepada kemaksiatan. Banyak tempat wisata terkadang menjadi area yang tepat untuk pesta narkoba dan miras. Biasanya mereka melakukan hal tersebut di tempat-tempat penginapan. Mulai dari hotel yang bertarif murah sampai hotel-hotel mewah, ditawarkan berbagai layanan kepada para pengunjung bebas melakukan apapun. Mereka yang sering melakukan hubungan seks adalah para pekerja industri pariwisata, supir, wisatawan lokal, wisatawan asing yang berbisnis serta tinggal di Bali. Biasanya para pekerja seks tersebut menyamar sebagai pemandu wisata illegal, pedagang asongan  pegawai salon kecantikan, penyewa papan selancar dan penjual makanan serta minuman.
5.                   Perfilman
Acara-acara yang disuguhkan kepada masyarakat kerap tidak pernah terlepas dari prilaku hedonis. Tidak hanya di layar kaca, kehidupan selebriti pun sangat kental dengan budaya hedonisme. Kehidupan glamour senantiasa melekat dalam keseharian para bintang film. Penayangan tindakan kekerasan dan seksual di media-media masa, televisi, telah menyebabkan masyarakat negeri ini dilanda gelombang kejahatan. Kondisi ini memprihatinkan dan membahayakan bagi generasi muda, karena adegan-adegan kekerasan seringkali ditiru. Dengan kata lain, film dan acara-acara televisi yang ditayangkan adalah jalan yang sangat mulus dalam upaya penyebaran budaya hedonisme dan kebebasan.
Tak terasa, tapi efeknya tak terduga, paham hedonisme terus berlangsung dan merasuk ke dalam benak masyarakat terutama pada remaja  tanpa ada tindakan pencegahan. Sebagaimana salah satu contoh kasusnya adalah acara-acara hedonisme yang berkedok mencari bibit-bibit penyanyi berbakat. Acara ini sangat diminati terutama para remaja.                                                                                                                                                              Bila dilihat secara jeli ternyata acara tersebut menawarkan gaya hidup yang tidak jauh dari konsep Hedonisme. Acara ini tentunya membutuhkan biaya yang banyak untuk memfasilitasi para kontestannya, tapi bila melihat keadaan bangsa kita yang sedang berantakan ekonominya, dapat disimpulkan ada dua kondisi yang kontradiksi, disatu sisi lain keadaan perekonomian bangsa sedang krisis tapi acara menghambur-hamburkan uang semakin marak. Aneh memang, banyak warga Indonesia yang miskin, tidak punya rumah, gedung sekolah yang hampir roboh, tunjangan pegawai yang kecil, dan jumlah pegangguran yang membludak, tapi hal ini tidak membuat para peserta acara yang sebagian besar adalah remaja tersebut prihatin atau menangis tersedu-sedu, mereka malah sedih dan mengeluarkan air mata bila rekan seperjuangannya tereleminasi. Nampak jelas sikap egoisme dan sikap mengejar kesenangan pribadi mereka. Ini adalah bukti hedonisme yang banyak menjadi impian anak-anak muda di negeri seribu satu masalah ini.[3]
6.                   Individualisme
Orang yang sudah terkena penyakit hedonisme cenderung tidak memerlukan bantuan orang lain. Mereka merasa sudah mampu hidup sendiri, tetapi kenyataannya tidak begitu. Manusia merupakan mahluk sosial.
7.                   Matrealistis
Merupakan bagian dari budaya hedonisme yang merasa tidak puas dengan sesuatu yang sudah dimilikinya. Dan selalu iri jika melihat orang lain.
8.                   Pemalas
Malas merupakan akibat yang ditimbulkan dari budaya hedonisme, karena mereka selalu menyia-nyiakan waktu. Manusia menjadi tidak menghargai waktu. Kurangnya kesadaran dalam mempergunakan waktu, komunitas, dan pergaulan.
9.                   Tidak Bertanggung Jawab
Menjadi individu yang tidak bertanggung jawab terutama kepada dirinya sendiri, seperti menyia-nyiakan waktu, dan mementingkan kesenangannya saja.
10.               Konsumtif & Boros
Hedonisme cendurung konsumtif, karena menghabiskan uang untuk membeli barang-barang yang  hanya untuk kesenangan semata tanpa didasari kebutuhan. Menghambur-hamburkan uang untuk membeli berbagai barang yang tidak penting, hanya untuk sekedar pamer merk/ barang mahal.
11.               Tidak disiplin
Tidak menghargai waktu, seperti jika ada janji dengan orang lain cenderung mengabaikannya, dan lebih mementingkan waktu untuk dirinya sendiri.
12.               Korupsi
Memperkaya diri sendiri, tetapi menggunakan cara yang melanggar hukum, yaitu memeras baik fisik maupun materi orang lain yang hanya untuk memenuhi kebutuhnnya sendiri.
13.               Plagiat
Plagiat disini cenderung meniru gaya-gaya berpakaian, gaya berdandan atau fashion orang lain. Sehingga tidak kreatif.
14.               Diskriminasi
Sikap membedakan stratifikasi sosial, dan merasa bahwa dirinya  lebih tinggi atau berbeda kelas serta golongan dari orang lain.

2.4               SOLUSI MENGATASI BUDAYA HEDONISME
Untuk mengantisipasi dampak negative budaya hedonisme bagi remaja maka perlu untuk melakukan cara atau sousi yaitu:
1.                   Pentingnya kearifan dalam memilih barang agar tidak terjebak dalam konsumerisme. 
2.                   Menerapkan pola hidup sederhana adalah salah satu pilihan alternative untuk membasmi budaya hedonisme di kalangan remaja. Kegiatan sehari-hari diperlukan untuk mengatur keuangan remaja agar pendapatan yang biasanya berasal dari orang tua tidaklah kecil daripada pengeluaran. Pasalnya dengan menerapkan pola hidup yang sederhana, orientasinya lebih akurat serta tidak terlalu memberatkan fikiran  Pola hidup sederhana juga memberi pengaruh yang signifikan terhadap pergaulan remaja dengan remaja lainnya, karena di pandang sangat supple dalam bergaul dan tidak memandang lawan bergaul dari segi apapun. Itulah alasan pola perilaku sederhana itu sangat berpengaruh terhadap penghapusan hedonisme dalam kalangan remaja.
3.                   Adanya kedewasaan dalam berfikir sehingga remaja dapat membentengi diri dari pola hidup hedonisme terutama konsumerisme.
4.                   Dalam memilih barang remaja perlu membuat skala prioritas dalam berbelanja sehingga dapat membedakan barang yang benar-benar diperlukan dengan barang-barang yang diinginkan namun tidak diperlukan.
5.                   Tidak memilih gaya hidup hedonisme, karena gaya hidup ini tidak akan pernah membentengi kepuasan dan kebahagiaan ibarat minum air garam, makin diminum makin haus. Bagi yang belum terlanjur menjadi pengidola hedonisme maka segeralah balik kiri, berubah seratus delapan puluh derajat. Bahwa kebahagiaan hidup ada pada hati yang bening, saatnya bagi kita kembali untuk menyuburkan akar-akar spiritual kembali ke jalan Ilahi, tumbuhkan jiwa peduli pada sesama – buang jauh-jauh karakter selfish (mementingkan diri sendiri), dan miliki multi kekuatan – kuat otak, kuat otot, kuat kemampuan berkomunikasi, kuat beribadah, kuat mencari rezeki.
6.                   Kritis Dalam Bertindak dan Bertingkah Laku
Menjadi remaja yang kritis dan peka terhadap lingkungan adalah bukan sebuah pilihan, melainkan sebuah keharusan. Karena dengan kita menjadi remaja yang kritis kita mampu mengkaji serta mengambil tindakan yang tepat dan efisien dalam menghadapi masalah-masalah yang menghadapi kita. Dengan begitu paradigma berfikir remaja akan menjadi sebuah praktek yang nyata dan bukan menjadi sebuah wacana belaka. Maka dengan begitu pula secara tidak langsung kita dapat memarginalkan hedonisme didalam kehidupan remaja dan beralih kepada perilaku-perilaku yang positif serta dapat membantu sesama dengan keikhlasan dan keyakinan yang teguh akan perubahan.
7.                   Kontrol Pengeluaran Bahan Produksi
Pengeluaran bahan produksi disini maksudnya adalah modal yang berbentuk materil maupun non materil, bahan materil disini maksudnya seperti uang, sedangkan bahan produksi yang non materil itu berupa selain dari uang seperti tenaga dan alat transportasi. Lalu bagaimanakah cara kita mengontrol bahan produksi tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari dalam masyarakat kampus maupun masyarkat di luar kehidupan kampus? Jawabannya ada pada paradigma berfikir remaja itu sendiri. Disinilah praktek nyata dari acuan berfikir seorang remaja itu dalam mengontrol segala yang menjadi perioritas utamanya. Maka secara tidak langsung sifat hedonisme itu dapat di cegah oleh remaja  itu dengan mengontrol dan memikirkan  secara ilmiah tentang segala resiko yang akan ddiambil kelaknya.
            Pada intinya pencegahan hedonisme dalam remaja itu terletak pada keyakinan (trust) yang teguh serta praktek yang nyata dari remaja itu sendiri. Itu lah beberapa cara yang mungkin dapat meminimalisir budaya hedonis itu timbul dalam dunia remaja.








BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Hedonisme di kalangan remaja telah berkembang pesat mengikuti perkembangan zaman. Pola pikir yang hanya mementingkan kesenangan saja membuat para remaja terbuai dalam sebuah kehidupan yang kadang tidak realistis. Bagi mereka yang penting senang, senang dan senang. Tak mau bersakit-sekit dulu, tapi yang mereka inginkan hanya senang-senang selalu, itulah motto yang banyak dipakai para remaja untuk menikmati hidup ini. Dengan terlalu mendewakan kesenangan, duniawi, akan membuat seseorang kehilangan arah hidupnya sehingga dapat menimbulkan kemiskinan karena terlalu menghamburkan materi demi kesenangan semata. Keberhasilan mencapai tujuan inilah yang kemudian membuatnya nikmat atau puas.
 Remaja merupakan individu yang mudah berubah akibat adanya moderenisasi. Hal ini dikarenakan remaja berada pada masa transisi dari kehidupan anak-anak ke masa dewaa yang ditandai dengan perubahan dan perkembangan yang pesat baik dari segi fisik maupun psikis (Monks dkk, 1999). Dapat dikatakan bahwa perjalanan masa kanak-kanaknya telah mengantar ke sebuah pintu usia remaja menjadi sosok individu yang berbeda berdasarkan perasaan dan cara pandang baru terhadap lingkungannya (Fillah, 2003). Termasuk diantaranya adalah gaya hidup hedonis.
Salah satu tipe gaya hidup yang berkembang pesat terutama dalam masyarakat perkotaan adalah gaya hidup hedonis. Hirscman dan Halbroak (kasali, 1998) menyatakan bahwa hedonis merupakan kecenderungan konsumen menggunakan produk untuk berfantasi dan menerima getaran-getaran emosi, memperoleh kesenangan-kesenangan duniawi sehingga dapat diketahui dari produk-produk yang mengutamakan pada manfaat hedonis adalah gaya hidup yang merupakan ajakan banyak orang memasuki budaya konsumtif yang mengarah kepada suatu ekspresi akan situasi, pengalaman hidup, nilai-nilai sikap dan harapan, tujuannya adalah untuk mencari kesenangan dan menghindari kesengsaraan dengan cara lebih banyak mengahbiskan waktu diluar rumah. Aspek-aspek dalam penelitian ini mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Enggel, dalam (Eniatun, 2008) yaitu; minat, aktivitas, opini.
Gambaran individu yang memiliki gaya hedonis yang tinggi adalah individu yang aktivitas, minat dan pendapatnya selalu menekankan pada kesenangan hidup. Hal tersebut diwujudkan dengan bayak menghabiskan waktu diluar rumah banyak bermain, senang berada dipusat perbelanjaan dan hiburan, senang mengikuti ternd mode, senang membeli barang-barang yang mahal yang tidak terlalu mendesak dibutuhkan melainkan hanya guna memenuhi kesenangannya, selalu berusaha menjadi pusat perhatian, cenderung ikut-ikutan dan peka terhadap inovasi baru (Suryo dalam Eniatun, 2008).
Kecenderungan remaja terhadap budaya hedonis sangat tinggi, hal ini dikarenakan pengaruh moderenisasi yang mengarahkan kepada konsumeris dan mengakibatkan pada patologi social masyarakat. Setiap manusia pasti ingin merasakan  kenikmatan dan kesenangan, apalagi para remaja. Tapi sayangnya untuk memperoleh kenikmatan dan kesenangan tersebut banyak remaja yang menghalalkan segala cara. Jika seseorang dapat mencapai keinginannya dengan segera tanpa usaha atau kesusahan, maka dia mulai kehilangan kemampuan untuk menguasai kehidupannya sendiri. Akhirnya dia kehilangan kemampuan untuk berusaha dengan tekun dan memikul penderitaan. Namun apapun akan mereka lakukan, agar apa yang mereka inginkan dapat mereka peroleh tanpa peduli dengan resikonya. Hedonisme di kalangan remaja telah berkembang pesat mengikuti perkembangan zaman pola pikir yang hanya mementingkan kesenangan saja membuat para remaja terbuai dalam sebuah kehidupan yang kadang tidak realistis.
B.     SARAN
Setelah mengetahui dampak buruk budaya hedonisme, maka hendaknya kita menanamkan dan menerapkan pola hidup sederhana dalam kehidupan sehari-hari serta adanya kedewasaan dalam berpikir sehingga dapat membentengi diri dari pola hidup hedonisme salah satunya adalah konsumerisme. Untuk membentengi diri dari hedonisme yang hanya menawarkan kenikmatan sesaat, harus dimulai dari diri sendiri dan juga dukungan orang lain. Untuk para orang tua hendaknya meningkatkan kontrol terhadap anak-anak. Tanamkan nilai moral yang nantinya berguna bagi mereka. Misal tanamkan sikap hidup hemat,arahkan mereka pada pergaulan yang baik,dan didik mereka untuk mandiri. Sedangkan bagi para remaja, berpikirlah dulu sebelum bertindak jangan hanya mengejar kesenangan saja. Masa depan masih panjang,masih banyak hal yang berguna yang dapat mereka lakukan tanpa harus hura-hura dan foya-foya.
DAFTAR PUSTAKA
       http://dickydwijayanto.blog.com/2009/11/17/hedonisme-di-kalangan-remaja/
       http://plakarankidoel.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-penyebab-dan-cara-mengatasi.html
       http://eraisna85.blogspot.co.id/2014/12/makalah-tentang-paham-duniawi-hedonisme.html
       https://id.wikipedia.org/wiki/Hedonisme.
       https://purplenitadyah.wordpress.com/2012/05/05/hedonisme/
      


[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Hedonisme
[2] http://chapunk-majesty.blogspot.co.id/2009/02/akibat-akibat-hedonisme.html
[3] http://chapunk-majesty.blogspot.co.id/2009/02/akibat-akibat-hedonisme.html

Oleh : Rosyidah Nur Arifah

2 komentar:

  1. jaminan KEPERCAYAAN
    Saya Nyonya Maria Pedro, Apakah Anda perlu pinjaman mendesak untuk melunasi utang Anda atau Anda membutuhkan pinjaman untuk Meningkatkan bisnis Anda? Apakah Anda membutuhkan pinjaman konsolidasi atau Mortgage atau keperluan lainnya? Apakah Anda pernah ditolak oleh bank dan lembaga keuangan lainnya? Mencari lagi karena kita berada di sini untuk membuat semua masalah keuangan Anda sesuatu dari masa lalu !!! kami memberikan pinjaman kepada perusahaan, badan swasta dan individu pada tingkat bunga rendah dan terjangkau dari 2% untuk jangka waktu tetap 1-20 tahun dan masa tenggang enam bulan sebelum dimulainya angsuran bulanan. Anda dapat menghubungi kami melalui e-mail melalui: c
    APLIKASI DATA

    1) Nama:
    2) Negara:
    3) Alamat:
    4) Jenis Kelamin:
    5) Status perkawinan:
    6) PEKERJAAN:
    7) Nomor Telepon:
    8) posisi di tempat kerja:
    9) Pendapatan Bulanan:
    10) Jumlah Pinjaman:
    11) durasi pinjaman:
    12) Tujuan pinjaman:
    13) Tanggal Lahir:
    Terima kasih

    BalasHapus