Rabu, 17 Agustus 2016

Konspirasi Dibalik Imunisasi


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Anak adalah sebuah karunia yang dibeikan Allah kepada hamba-Nya. Maka dari itu menjaga tubuh anak agar tetap sehat adalah tugas penting dalam hidup orang tua lebih-lebih seorang  ibu.  Baik dengan menjaga pola makan, menjaga kebersiahn, atau memberi  vitamin hanya untuk menjaga kesehatan tubuh anak.
Dalam masalah menjaga kesehatan pada tubuh anak, biasanya seorang ibu mempercayakan kepada masalah ini pada seorang bidan untuk membantunya mengetahui sampai mana pertumbuhan dan perkembangan anak mereka .
Pemberian imunisasi pada anak yang dibawah umur 12 tahun yang dilakukan oleh bidan adalah salah satu bentuk penjagaan imun pada tubuh anak dari penyakit polio, cacar dan penyakit yang lain. Dibeberapa negara di dunia ini terutama negara  Indonesia, imunisasi adalah suatu program negara yang diwajibkan bagi masyarakatnya hukum itu berlangsung hingga sekarang.
Namun tidak sedikit juga dari masyarakan kita yang tidak setuju dangan adanya peraturan negara yang mewajibkan imunisasi.Sehingga menolak anak mereka untuk menerima imunisasi, Karena berfikir bahwa imunisasi memiliki maksud tersulubung, yang bertujuan untuk merusak generasi mereka dari segi  fisik  maupun  cara berfikir. Islam menekankan masalah ini karena bahan yang digunakan untuk imunisasi adalah bahan yang   diharamkan  dalam Islam. Dalam masalah ini mengetahui baik buruknya imunisasi dan tujuannya adalah  hal yang terpentig bagi orang tua.


1.2  Rumusan Masalah
a.       Apa  hukum imunisasi dalam pandangan Islam?
b.      Apa dampak imunisasi?
c.       Apa makar Yahudi dibalik imunisasi?
1.3  Tujuan Pembahasan
a.       Untuk mengetahui imunisasi menurut pandangan Islam.
b.      Untuk mengetahui dampak imunisasi.
c.       Untuk mengetahui makar Yahudi dibalik imunisasi.
1.4  Manfaat
a.       Bagi penulis untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
b.      Bagi kampus Hidayaturrahman untuk menyumbangkan ilmu pengetahuan.
c.       Bagi masyarakat untuk memahamkan  kepada mereka bahaya imunisasi yang selama ini tertutupi. Sehingga mereka bisa memilah dan memilih tentang manfaat dan bahaya imunisasi.



BAB II

PEMBAHASAN

Sehubungan dengan  adanya penyakit yang berkembang saat ini yang dialami dari anak kecil hingga dewasa. Serta telah beredarnya pemahaman metode perkembangan barat yang disebar luaskan kepenjuru dunia, yang mana di dalamnya banyak mengandung konspirasi yang belum diketahui oleh kebanyakan manusia.
 Metode kesehatan ala modern dengan teori  trial and eror  mengatakan bahwa penyakit itu bisa disembuhkan apabila disuntikan virus dan bakteri yang bersumber dari penyakit, agar manusia bisa kebal.[1] Padahal dalam ilmu kesehatan manusia sudah memiliki imuun kekebalan  tubuh sendiri. Salah satunya adalah virus imunisasi untuk menjaga kekebalan tubuh anak agar tidak mudah terjangkit penyakit seperti lumpuh atau kelemahan otak (idiot). 
1.1  Pengertian Imunisasi dan Vaksin
Istilah imunisasi dan vaksin mungkin akrab ditelinga kita. Sejak kecil kita sudah mengenal istilah ini sebagai kegiatan yang berhubungan dengan kekebalan tubuh. Namun ternyata belum banyak yang mengetahui perbedaan antar keduanya , sebagian orang malah berangganpan kedua istilah ini memiliki pengertian yang sama.
a)      Dalam Bahasa Indonesia penggunaan ahiran isasi bermakna proses, sehingga kata vaksinasi maupun imunisasi menunjukan sutu proses kegiatan.[2]
Sedangkan imun itu sendiri merupakan istilah lain dari kekebalan tubuh.[3] Jadi imunisasi adalah proses untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tertentu.
b)      Vaksin adalah sebuah senyewa antigen yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh terhadap virus. Vaksin terbut dari virus yang telah dimatikan atau dilemahkan  dengan menggunakan tambahan bahan-bahan lainnya seperti formalaldehid, thimerosal dan lainya. Sedangkan vaksinisasi adalah suatu usaha memberikan vaksin tertentu kedalam tubuh untuk menghasilkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit atau virus tersebut. Dan  dengan salah satu vaksin ini, digunakan untuk imunisasi yang meraup dari kalangan anak- anak.[4]
          Dari pengertian tersebut bisa diketahui bahwa imunisasi merupakan istilah yang lebih umum untuk proses kekebalan tubuh. Sedangkan vaksinisai adalah proses imunisasi yang husus menggunakan vaksin saja. Artinya vaksinisasi adalah bagian dari imunisasi dan imunisasi belum  tentu  vaksinasi.
            Ada juga istilah imunisasi pasif dan aktif , vaksinisasi adalah contoh dari imunisasi aktif, disebut aktif karena dengan proses ini tubuh manusia secara langsung membuat antibody. Selain vaksinisasi ada juga proses imunisasi secara pasif yaitu dengan pemberian serum(antibodi). Berbeda dengan vaksinisasi dan  pemberian serum, antibodi pada seseorang atau binatang yang kebal terhadap suatu penyakit disuntikan pada seseorang. Karena yang disuntik berupa antibodi maka tubuh tidak perlu belajar membuat anti bodi lagi, dan  karena itu pula tubuh tidak punya kemampunan memproduksi antibodi, akibatnya orang diberi serum hanya kebal terhdap penyakit dalam jangka waktu tertentu saja.[5]
1.2  Bahan –Bahan yang digunakan untuk Imunisasi
a.       Bahan utama vaksin adalah kuman, virus atau bakteri hidup/ mati, toksoid atau DNA dengan tambahan bahan tertentu untuk menjalankan berbagai fungsi dan biakan pembuatan vaksin. Bahan tambahan tersebut diantaranya Merkuri, Formaldehid, Aluminium, Fosfat, Sodium, Neomioin, Fenol, Aseton, dan sebagainya. Zat-zat tersebut mengakibatkan dampak negatif yang dapat membawa efek jangka panjang seperti keterbelakangan mental, autisme, hiperaktif. alzaimer, kemandulan, dll.

b.      Dibuat dari unsur- unsur yang haram diantaranya: enzim babi, ginjal kera, pankreas babi hingga janin bayi hasil aborsi. Professor Jurnalis Uddin, Ketua Dewan Pembina LPPOM MUI membenarkan hal tersebut. Katanya, ditemukannya unsur haram dalam vaksin bermula dari surat edaran yang keluarkan oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI). Surat yang dikeluarkan pertengahan tahun 2005 itu adalah peringatan kepada negara-negara anggota OKI tentang adanya penggunaan tripsin babi dalam proses pembuatan vaksin polio.
c.       Dalam pembuatan Vaksin Polio Inaktif (IPV), virus polio dikembangbiakkan menggunakan sel vero (berasal dari ginjal kera) sebagai medianya. Proses produksi vaksin ini melalui lima tahap. Pertama, penyiapan medium (sel vero) untuk pengembangbiakan virus. Kedua, penanaman virus. Ketiga, pemanenan virus (menggunakan tripsin). Keempat, pemurnian virus dari tripsin. Kelima, inaktivasi /atenuasi virus. Intinya dalam proses tersebut penyiapan media menggunakan bahan ginjal kera  dan dalam tahapan pelepasan sel dari mikrokarier menggunakan tripsin (unsur turunan dari pankreas babi).[6]
Bahan yang tertera hanya sebagian kecil saja, karena masih banyak bahan - bahan yang belum diketahui. Dan setiap penyakit memiliki vaksin (virus) yang berbeda serta bahan yang berbeda pula. Adanya imunisasi ini juga bisa merusak generasi kita baik dari segi fisik maupun sifat.
1.3 Hukum Imunisasi dalam Prespektif Islam .
1.      Menurut ulama yang membolehkan
MUI menghalakan imunisasi apabila memang mendensak, pendapat ini berdasakan, jika kita masih berkeyakinan bahwa vaksin haram namun boleh digunakan, hal ini dikuatkan denangan kaedah fiqihyah
    الضرورة تبيح المحظوراتDarurat itu membolehkan suatu yang dilarang
Kaedah ini belaku dengan syarat:
a.       Tidak ada pengganti lainnya yang mubah.
b.      Digunakan sekedar mencukupi saja untuk memenuhi kebutuhan.
Memang pada dasarnya banyak ulama yang  memebolehkan imunisasi apabila darurat dan mengatakan bahan imunisasi memang haram. Tapi apabila telah berubah dasarnya maka menjadi halal. Hal ini disamakan hukumnya dengan bangkai hewan yang dijadikan kulit dan alkohol yang difermentasikan maka hukum keduanya halal. Namun, adakah penjelasan yang mengenai perubahan pada babi tidak membut babi serta merta menjadi halal.
Allah Swt berfirman dalam kitab-Nya.
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Qur’an surah Al-Maidah (5) ayat 3
            “Hewan yang pada dasarnya haram dan najis ketika masih hidup, seperti anjing dan babi maka matinyapun tetap najis, dan tidak boleh dimamanfaatkan” ujarnya jadi fungsi penyamakan kulit hewan itu hanya berlaku pada hewan pada saat hidup dianggap suci. Sedangkan kaluar pada saat masih hidup ia dianggap najis maka matinya juga najis. Walaupun disamak tetap najis. Demekian yang telah dijelaskan Sekretaris Komisi Fatwa (KF) Majelis Uama Indonesia (MUI), Dr.H.M Asroru Niam Sholeh, M.A., dalam perbincangan Ustman Efendi AS, dari majalah halal dan situs Halalmui, usai sidang komisi Fatwa (KF), 10 Oktober 2012 lalu di Jakarta.
2.      Sebagian ulama juga ada yang mengharamkannya karena:
a.       Mengunakan Zat Yang Najis
Vaksin haram karena menggunakan media ginjal kera, babi, aborsi bayi, darah orang yang tertular penyakit infeksi yang notabenenya  pengguna alkohol, obat bius, dan lain-lain. Ini semua haram dipakai secara syari’at.
b.      Banyak Efek Samping
Efek samping yang membahayakan karena mengandung mercuri, thimerosal, aluminium, benzetonium klorida, dan zat-zat berbahaya lainnya yg akan memicu autisme, cacat otak, dan lain-lain.
c.       Lebih Besar Madharatnya
Meski imunisasi dan vaksinasi ada manfaatnya, tetapi ada banyak kerugiannya. Dan kalau  dilihat secara keseluruhan, tertanyata jauh lebih banyak bahayanya dari pada manfaatnya, banyak efek sampingnya. Oleh karena itu logika hukum  menyebutkan bahwa kita harus menolak manfaat karena adanya mafsadat yang lebih besar.
d.      Tiap Manusia Sudah Punya Kekebalan Tubuh Alami
Kekebalan tubuh sebenarnya sudah ada pada setiap orang. Sekarang tinggal bagaimana menjaganya dan bergaya hidup sehat. Tidak perlu kecil-kecil sudah diberi vaksin dan obat-obatan kimiawi yang hanya akan merusak jaringan yang alami.
e.       Konspirasi Yang Terstruktur, Sistematis dan Masif
Di balik adanya gerakan imunisasi dan vaksinasi pada bayi, ternyata terindikasi adanya konspirasi dan akal-akalan negara barat untuk memperbodoh dan meracuni negara berkembang dan negara muslim dengan menghancurkan generasi muda mereka.
Agenda terselubung ini memang tidak terlihat secara kasat mata, namun dipastikan keberadaannya secara  sturktur, sistemtis dan pasif. Umat Islam harus jauh lebih waspada dan hati-hati terhadap tipu daya yahudi zionis international. Sebab mereka tidak akan rela dengan umat Islam sehingga kita mengikuti millah mereka, sesusai dengan surat Al-Baqarah ayat 120.
f.       Bisnis Besar di Baliknya
Selain adanya tujuan untuk merusak dan menguasai umat Islam, ternyata ada indikasi bahwa di balik program imunisasi ada bisnis rekayasa  besar yang menggurita.  Ternyata terindikasi bahwa di balik program imunisasi yang masif dan internasional ini, ada pihak-pihak yang menangguk keuntungan berlimpah, yaitu pihak produsen yang nota bene adalah perusahan milik non muslim.
g.      Menyingkirkan Pengobatan Nabawi
Pada akhirnya semua bentuk imunisasi dan vakisinasi tidak lain adalah produk kedokteran barat yang semata-mata hanya disandarkan pada akal dan logika semata.Sementara kita sebagai umat Islam sebenarnya sudah diberikan anugerah berupa pengobatan ala nabi (tibbun-nabawi) yang turun lewat wahyu, seperti minum madu, minyak zaitun, kurma, dan habbatussauda dan sebagainya. Tentunya akan jauh lebih berkah karena merupakan bagian dari mukjizat Rasulullah SAW.
h.      Ada Ilmuwan Yang Menentang
Kalau diteliti dengan cermat, sebenarnya ada banyak dokter, ahli medis dan ilmuwan dari kalangan barat sendiri yang menentang teori imunisasi dan vaksinasi. Hanya saja karena ada kepentingan bisnis dan modal dari pengusaha kapitalis itu, akhirnya yang lebih dominan adalah para pendukung bisnis vaksin itu sendiri.
i.        Walau Sudah Imuniasi Tetapi Tetap Tidak Menjamin
Adanya beberapa laporan bahwa anak mereka yang tidak di-imunisasi masih tetap sehat, dan justru lebih sehat dari anak yang di-imunisasi. Sebenarnya kalau kita kumpulkan masih ada banyak lagi argumentasi yang dikemukakan ole pihak yang mengharamkan imunisasi dan vaksinasi anak.[7]
Dalam dua pendapat diatas terlihat pendapat yang sangat bertentangn dan berbeda yang pertama membolehkan imunisasi namun memiliki pengecualian dan pendapat yang kedua tidak menyutujui adanya imunisasi. Dengan mempertimbangkan dua pendapat ini mengambil pendapat yang kontra itu lebih baik karena untuk menghindari kemungkinan buruk yang akan terjadi pada anak –anak kita baik dari segi fisik maupun karakter (sifat). Untuk mengganti imunisasi kita bisa menggunakan atau mengamalkan imunisasi islami yang telah diajarkan Rosulullah. 
1.4 Imunisasi dengan Cara Islami.
Salah satu teori yang diusung oleh mereka yang menyatakan bahwa tahnik adalah imunisasi alami yaitu bakteri dari mulut orang yang mentahnik akan berpindah ke perut bayi kemudian merangsang imunitas alami. Sebagaimana teori imunisasi yaitu memaparkan antigen seperti bakteri yang dilemahkan atau yang dimatikan.  Ini perlu penelitian dan pembuktian ilmiah. Dan jika benar maka bayi tersebut hanya kebal terhadap bakteri di mulut bukan dengan bakteri penyakit yang lain
Sebenarnya bayi dilahirkan dalam keadaan kekurangan glukosa. Bahkan apabila tubuhnya menguning, Maka bayi tersebut dipastikan membutuhkan glukosa dalam keadaan yang cukup untuknya. Bobot bayi saat lahir juga mempengaruhi kandungan glukosa dalam tubuhnya.
Pada kasus bayi prematur yang beratnya kurang dari 2,5 kg, maka kandungan zat gulanya sangat kecil sekali, dimana pada sebagian kasus malah kurang dari 20 mg/100 ml darah. Adapun anak yang lahir dengan berat badan di atas 2,5 kg maka kadar gula dalam darahnya biasanya di atas 30 mg/100 ml. Kadar semacam ini berarti (20 atau 30 mg/100 ml darah) merupakan keadaan bahaya dalam ukuran kadar gula dalam darah.
Hal ini bisa menyebabkan terjadinya berbagai penyakit, seperti bayi menolak untuk menyusui, otot-otot bayi melemas, aktivitas pernafasan terganggu dan kulit bayi menjadi kebiruan, kontraksi atau kejang-kejang. Terkadang bisa juga menyebabkan sejumlah penyakit yang berbahaya dan lama, seperti insomnia, lemah otak, gangguan syaraf, gangguan pendengaran, penglihatan, atau keduanya.
Apabila hal-hal di atas tidak segera ditanggulangi atau diobati maka bisa menyebabkan kematian. Padahal obat untuk itu adalah sangat mudah, yaitu memberikan zat gula yang berbentuk glukosa melalui infus, baik lewat mulut, maupun pembuluh darah.
Mayoritas atau bahkan semua bayi membutuhkan zat gula dalam bentuk glukosa seketika setelah lahir. Maka memberikan kurma yang sudah dilumat bisa menjauhkan sang bayi dari kekurangan kadar gula yang berlipat-lipat.
Disunnahkannya tahnik kepada bayi adalah obat sekaligus tindakan preventif yang memiliki fungsi penting, dan mentahnik ini adalah cara alternatif untuk melakukan imnisasi. Dan semua ini adalah mujizat yng diberikan Allah kepada nabi Muhammad. Tahnik sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang beriman kepada Allah, atau dapat pula dilakukan ayah atau ibu sang bayi.[8]
            Memberikan ASI pada bayi juga bisa membantu meningkatkan kekebalan bayi, terutama ketika bayi baru lahir bukan hanya kekebalan tubuh saja yang didapatkan namun pengenalan anak pada ibu juga bisa terjadi. Apabila ASI tidak bisa keluar atau bayi tidak mau minum ASI secara langsung maka bisa juga dengan buatan dengan bantuan kesehatan.
1.5  Perkataan Ilmuan Tentang Imunisasi
1 “Vaksin menipu tubuh supaya tidak lagi menimbulkan reaksi radang sehingga vaksin mengubah fungsi pencegahan sistem imun” (Dr. Ricard Moskowitz, Harvard University)
2. “Kanker pada dasarnya tidak dikenal sebelum kewajiban vaksinasi cacar mulai diperkenalkan. Saya telah menghadapi 200 kasus kanker, dan tak seorangpun dari mereka yang terkena kanker tidak mendapatkan vaksinasi sebelumnya” (Dr. W.B. Clarke, Peneliti Kanker Inggris)
3. “Ketika vaksin dinyatakan aman, keamanannya adalah istilah relatif yang tidak dapat diartikan secara umum” (dr. Harris Coulter, pakar Vaksin Internasional)
 4. “Sebelum vaksin besar-besaran 50 tahun yang lalu, dinegara itu (Amerika) tidak terdapat wabah kanker, penyakit autoimun dan kasus autisme” (Neil Z. Miller, peneliti vaksin internasional)
 5. “Vaksin bertanggung jawab terhadap peningkatan jumlah anak-anak dan orang dewasa yang mengalami gangguan sistem imun dan syaraf, hiperaktif kelemahan daya ingat, asma, sindrom keletihan kronis, lupus, artritis reumatiod, sklerosis multiple dan bahkan epilepsi. Bahkan AIDS yang tidak pernah dikenaal dua dekade lalu, menjadi wabah diseluruh dunia saat ini.“ (Barbara Loe Fisher, Presiden Pusat Informasi Vaksin Nasional Amerika )
6. “Tak masuk akal memikirkan bahwa anda bisa menyuntikkan nanah kedalam tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan meningkatkan kesehatan. Tubuh punya cara pertahanan tersendiri yang tergantung pada vitalitas saat itu. Jika dalam kondisi fit, tubuh akan mampu melawan semua infeksi, dan jika kondisinya sedang menurun, tidak akan mampu. Dan anda tidak akan mengubah kebugaran tubuh menjadi lebih baik dengan memasukkan racun apapun juga dalamnya.” (Dr. William Hay, dalam buku “ Immunisation : The Reality behind the Myth)
            Dan ternyata faktanya adalah di Jerman para praktisi medis, mulai dari dokter hingga perawat menolak adanya imunisasi campak. Penolakan itu diterbitkan dalam jurnal “Journal Of The American Medical Association” 20 Februari 1981, yang berisi sebuah artikel dengan judul “Rubella Vaccine In Suspectible Hospital Employees, Poor Physician Participation”. Dalam artikel itu disebutkan bahwa jumlah partisipan terendah dalam imunisasi campak terjadi dikalangan praktisi medis di Jerman. Hal ini terjadi pada para pakar obstetrik dan kadar terendah lain terjadi pada para pakar pediatrik. Kurang lebih 90% obstetrik dan 66% pakar pediatrik menolak suntikan vaksin rubella.
Vaksinasi modern atau imunisasi yang dilakukan Flexner Brothers, didanai oleh Keluarga Rockefeller. Rockefeller sendiri adalah salah satu keluarga Yahudi yang paling berpengaruh di dunia, dan mereka adalah bagian dari Zionisme Internasional. Dan kenyataannya, mereka adalah pendiri WHO dan lembaga strategis lainnya.[9]
1.6  Konspirasi Yahudi di Balik Imunisasi
Merunut sejarah vaksin modern yang dilakukan oleh Flexner Brothers, kita dapat menemukan bahwa kegiatan mereka dalam penelitian tentang vaksinasi pada manusia didanai oleh Keluarga Rockefeller. Rockefeller sendiri adalah salah satu keluarga Yahudi yang paling berpengaruh di dunia, dan mereka adalah bagian dari Zionisme Internasional. Kenyataannya, mereka adalah pendiri WHO dan lembaga strategis lainnya.
Dilihat dari latar belakang WHO, jelas bahwa vaksinasi modern (atau kita menyebutnya imunisasi) adalah salah satu campur tangan (Baca : konspirasi) Zionisme dengan tujuan untuk menguasai dan memperbudak seluruh dunia dalam “New World Order mereka. Pada abad ke-20 vaksin modern dikelola oleh Flextner Brothers, yang penelitiannya tentang imunisasi pada manusia didanai oleh keluarga Yahudi Rockefeller, Mereka adalah salah satu keluarga yang paling berpengaruh di dunia dan bagian dari tokoh Zionis internasional yang memprakarsai pendirian WHO dan lembaga dunia.[10]
Dalam kerangka strategi The New World Order untuk mengendalikan jumlah penduduk dunia (Depopulation Program) dan bisnis miliaran juta dollar, keuntungan industri vaksin sangat menggiurkan, dan dalam tempo jangka panjang sangat dahsyat daya rusaknya terhadap kesehatan manusia. Apalagi WHO telah mewajibkan seluruh negara anggotanya mengimunisasi semua bayi di seluruh dunia. Kalau tidak, negara-negara tersebut dikenakan akan sanksi berat, sungguh kebijakan yang aneh dan terlalu memaksa.
 Jerry D. Gray, seorang ahli dalam masalah Konspirasi mengatakan tentang hubungan industri vaksin dengan New World Order:
"Sudah cukup banyak dasar-dasar sebuah kecurigaan terhadap kondisi dan sebagai pembuktian dari bagian perencanaan New World Order adalah untuk menyebarkan virus-virus penyakit yang mematikan ke seluruh dunia, dan HIV/AIDS adalah salah satu dari jenis virus dan penyakit tersebut. Alasan dan landasan dasar untuk melakukan hal ini adalah untuk melakukan 'seleksi khusus' dalam upaya mereka mengurangi penduduk dunia. Berhati-hatilah dengan program Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) dalam programnya memberikan imunisasiPJ. Ketika mereka menjelajah benua Afrika dengan program vaksinasinya, maka disanalah tersebar wabah AIDS ataupun wabah lainnya." [11]
Depopulasi adalah kondisi harus menurunkan jumlah penduduk (atau tidak ada penghuni sama sekali). Jadi menurut konspirasi ini berarti pengurangan jumlah penduduk dunia. Konspirasi teori yang satu ini adalah yang paling menghebohkan, namun juga yang paling tak mudah untuk dipercaya. Ya, karena akal pikiran kita tetap berpikir, bahwa semua ini takkan pernah terjadi.
Pengontrolan kembali jumlah populasi dunia (World Depopulation) dengan cara mengurangi jumlah penduduk oleh kelompok elit dunia "The Bilderberg" ini memang terus berjalan.  Itulah yang mereka harapkan. Mereka berencana mengurangi jumlah penduduk dunia yang kini berjumlah 7 miliar menjadi 500 juta saja! Semua itu bukan hanya satu fakta, namun beberapa fakta memang sudah terbukti dan tetap terus berjalan.
Hal ini sudah dikatakan oleh banyak saksi mata dari beberapa penelitian, para ahli dan oleh para pakar teori kbnspirasi, salah satunya adalah Jesse Ventura. Jesse Ventura adalah seorang mantan Gubernur ke-38 (1999-2003) negara bagian Minnesota di Amerika Serikat. Dia juga mantan NAVY Seal saat perang Vietnam.Ventura banyak membintangi film, bahkan merupakan mantan pegulat profesional, yang kini beralih menjadi pakar teori konspirasi.
Beberapa pakar dan peneliti yang telah ditemuinya, bersaksi telah melihat dampak dan bukti-bukti keberadaan agenda ini dari kaum Sjlurainati dan para elit dunia, yang mempunyai kekuatan-kekuatan superior untuk menguasai dunia dengan hanya satu komando saja, New World Order, komando dari mereka.
Dr. Rima Laibow, seorang dokter advokat (Natural Medicine Advocate), telah mengetahui dan bertemu dengan salah satu anggota aliran satanik ini tentang salah satu cara menjalani depopulasi, yaitu dengan VAKSINASI!
Selain itu, Dr. Rima juga menyatakan, "Mereka tak ada hubungannya dengan suatu kelompok agama, tak ada hubungannya dengan suatu ras, tak ada hubungannya dengan suatu bangsa, tak ada hubungannya dengan suatu politik apapun dan hubungan lainnya," ujar Dr. Rima setelah ditanya oleh Jesse tentang siapa "para elit dunia" ini.
Pandangan Dr. James Howenstine, MD tentang ,Vaksin Cacar dipercaya bisa memberikan imunisasi kepada masyarakat. Pada saat vaksin ini diluncurkan, sebenarnya kasus Cacar sudah menurun. Jepang mewajibkan suntikan vaksin pada 1872. Pada 1892, ada 165.774 kasus Cacar dengan 29.979 bberakhir kematian, walaupun program vaksin saat itu digalakkan.
Rata-rata kesuksesan program vaksinasi sebenarnya datang dari perbaikan kesehatan publik lewat kualitas air bersih dan sanitasi, kepadatan hunian yang berkurang, nutrisi yang lebih baik, dan perbaikan standar hidup. Secara umum kasus berbagai penyakit sudah menurun sebelum vaksin penyakit itu ditemukan. Di Inggris, kasus Polio telah menurun 82 persen sebelum vaksin Polio diperkenalkan pada 1956. Pada awal 1900-an, seorang dokter yang sangat cerdas, Dr. W. B. Clarke, mengatakan, "Penyakit kanker pada dasarnya tidak dikenal sebelum kewajiban vaksinasi Cacar mulai diperkenalkan. Saya telah menghadapi 200 kasus kanker, dan tak seorang pun dari mereka yang terkena kanker mendapatkan vaksinasi sebelumnya.[12]
Tujuan adanya imunisasi ini bukan hanya untuk menurunkan populitas manusia saja namun juga utuk merubah watak, sifat dan kkarakter seseorang. Pernahkah anda berpikir apabila DNA orang asing tercampur dengan bayi yang masih dalam keadaan suci?.
DNA adlah berisi cetak biru atau rangkuman genetik leluhur-leluhur kita yang akan diwarisi, termasuk sifat, watak dan sejarah penyakitnya.lalu pa jadinya apabiala DNA orang yang tidak kita tahu asl –usul wataknya, bisa jadi vaksin yang ditularkan didapat dari seorang pemabuk, pemerkosa, pembunuh , atau orang yang suka berbuat criminal. Mka apabila tercampur tentunya bayi tersebut akan mewarisi genetik DNA sang inang tersebut.



BAB III
PENUTUP

Imunisasi memanglah bermanfaat bagi tubuh sebagian orang namun tidak dipungkiri juga bahayanya bagi tubuh, hal itu tergantung pada siapa yang menggunakan, karena setiap obat kimia memiliki efek samping. Salah satunya yaitu imunisasi yang terbuat dari virus seseorang yang mampu melawan penyakitnya sendiri atau yang terbuat dari bakteri babi, monyet dan lain sebagainya. Efek samping bukan hanya pada fisik saja namun keadaan ini bisa berdampak ada watak manusia yang dapat berubah karena telah dialirka pada tubuh mereka darah yang berbentuk imuinisasi.
Dari sisi lain perkembagan imunisasi ini telah disebar luaskan keseluruh dunia dan tidak sedikit pula negara yang mewajibkan didalamnya imunisasi. Perkembangan ini diprofokatori oleh orang- orang yahudiyang mana salah satu tujuan mereka yaitu menguasai dunia dan melenyapka ajaran islam dari muka bumi ini.
Diatas sudah dijelaskan tentang bahaya imunisasi untuk keturunan kita. Namun keputusan ada dalam diri kita masing- masing. Apakah kita akan mengambil imunisasi atau meninggalkannya dan mencai alternative lain sebagai ganti imunisasi salah satunya yaitu dengan mentahnik.
Mentahnik ini yang diajarkan Rosulullah kepada umatnya caranya dengan menghaluskan kurma kedalam mulut orang yang soleh atau yang memiliki kelebibahan atau juga bisa orang tuanya sendiri kemudian memasukkannya kedam mulut pada geraham atas. Dengan kita mengamalkan tahnik maka kita telah melakukan Sunnah Rosul dan menunjukan sifat baro’ pada orang –orang Yahudi serta menghindarkan anak – anak kita dari sifat buruk yang disalurkan lewat imunisasi.

 
DAFTAR PUSTAKA
Gray, Abdurrahman Jerry D, Amerikan Shadaw Ghovernment, (Sinergi : tt, 2008), cet. ke-4
Soenoko, Abdullah Rico, Masalah Vaksinasi, Duatu Kejahatan yang Terselubung dalam Bidang Kesehatan, (tp : tt, 2011)
http.//kbbi.web.id/imunisasi.
MUI October 17/2013/oleh dr.Raehanul Bahraen/Bimbingan Islam, Hukum Islam, Kesehatan Anak.
www.organisasi.org.Gondam64 08:37.
www.organisasi.org/1970/01/jenis-dan-macam-imunisasi-kekebalan-tubuh-anti-bodi-ilmu-sains-biologi.html


[1] https://informasikesehatan49.blogspot.co.id. Diakses Selasa. 9,Mei.2016. pukul 20:40 WIB.
[2] http://kbbi.web.id/imunisasi. Diakses sabtu. 13,Mei. 2016. Pukul 21:10 WIB.
[3] www.organisasi.org/1970/01/arti-definisi-pengertian-imunisasi-tujuan-manfaat-cara-dan-jenisimunisasi-pada-manusia. Diakses Selasa, 13, Mei. 2016. Pukul 21:20 WIB.
[4] www.klinikvaksinisasi.com/definisi-vaksin-imunisasi-vaksinisasi. Diakses Rabu, 14. Mei.2016. pukul 22:15 WIB.
[7] MUI October17/2013/oleh dr.Raehanul Bahraen/Bimbingan Islam,Hukum Islam,kesehatan Anak.
[8] https://id.id.facebook,com/notes/syariah/properti/didinrosyidin/mn.25. Diakses Rabu 10, Mei.2016. pukul 19: 50 WIB.
[9] Islambersatumualafberseru.blogspot.co.id/2013/09/mengungkap-konspirasi-imunisasi-dan.html diakses Senin,30,5,2016, pukul 08.30wib.
[11] Amerika Shadaw Ghovernment, hal.96-97, Abdurrahman Jerry D.Gray,Sinergi Plubising,cetakan            ke-4,2008
[12] Makalah vaksinisasi, Suatu Kejahatan,Terselubung dalam Bidang, Kesehatan, hal.10-12, Abdullah Rico Soenoko,ss.,2011.

By : Haulah Afifah

0 komentar:

Posting Komentar