Senin, 15 Agustus 2016

Hikmah Wudhu bagi Kesehatan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
    Islam adalah agama yang sempurna, agama yang mengatur seluruh perkara dari yang terkecil sampai yang paling besar dengan rinci dan detail. Syari’at islam yang terdiri dari perintah dan larangan dari sang Kholiq ternyata mengandung hikmah dan manfaat yang besar bagi manusia. Baik hikmah secara syar’i untuk kebaikan ruhani manusia itu sendiri maupun hikmah secara medis untuk kesehatan jasmaninya.
  Akan tetapi tidak semua hikmah yang terkandung dalam perintah
dan larangan tersebut mampu diketahui manusia, hanya sedikit saja yang mampu diungkap dan diketahui olehnya. Sebagai salah satu contohnya adalah wudhu,  ia merupakan salah satu sarana untuk mensucikan dan membersihkan diri dari najis dan kotoran. Dengan wudhu juga  akan menggugurkan dosa-dosa pelakunya hingga dosa tersebut keluar dari bawah kuku-kukunya.  Disamping keutamaan tersebut, ternyata whudu memilki pengaruh yang besar bagi kesehatan tubuh manusia. Anggota wudhu adalah bagian tubuh yang sering terkena debu, secara umum membasuh bagian tubuh yang terkena debu sangatlah penting untuk  kesehatan kulit dari berbagai kuman dan mikroba yang menempel.
Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan secara singkat tentang manfaat serta hikmah wudhu dalam pandangan syar’i dan medis.

1.2 .  Rumusan Masalah
1.      Apa hikmah whudu secara syar’i?
2.     Apa hikmah wudhu secara medis bagi kesehatan?

1.3.  Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui hikmah wudhu secara syar’i
2.     Untuk mengetahui hikmah wudhu secara medis bagi kesehatan

1.4.  Manfaat Penulisan 
                                                                                                                                             
a.         Bagi penulis
Guna menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan sebagai ajang latihan peulisan karya ilmiah dengan tepat dan benar, serta memberikan kontribusi ilmu pendidikan dan khazanah penulisan islam.
b.     Bagi masyarakat
Sebagai sumbangan karya ilmiah  bagi perkembangan ilmu pengetahuan baik dikalangan akademis maupun masyarakat pada umumnya.
b.     Bagi Ma’had ‘Ali Hidayaturrahman
Sebagai sumbangan pemikiran mengenai masalah terkait.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Wudhu
Dalam kamus Mu’jam al-Wasith disebutkan bahwa kata wudhu berasal dari kata bahasa arab wadhu’a yaudhu’u yang artinya keindahan, kecantikan dan kebersihan. (Madkur: 1972, 1082) Sedangkan menurut syar’i wudhu adalah  membasuh dan mengusap bagian-bagian tubuh tertentu atau mengalirkan air ke anggota tubuh yang empat : kepala, wajah, dua tangan dan dua kaki disertai dengan niat.
2.2. Hikmah Wudhu Secara Syar’i
Allah menetapkan perintah dan larangan bagi hambanya tentu mengandung selaksa manfaat dan hikmah di dalamnya. Dan tujuan adanya syari’at tersebut adalah bukan untuk membebani manusia melainkan untuk kebaikan manusia itu sendiri. Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk memperhatikan kebersihan dan kerapian baik kebersihan badan, tempat tinggal, lingkungan, pakaian sampai “kebersihan” hati pun tidak ketinggalan untuk diperhatikan. Dalam islam kebersihan menjadi hal yang sangat penting dan termasuk sebagian dari iman, sebagaimana sabda Rasulullah:
الطهور شطر الايمان......(رواه مسلم)
“kebersihan (kesucian) itu separoh bagian dari iman………”(HR. Muslim, bab: fadlul wudhu’, no: 223)
            Mengenai hadist ini Al-Ghazali menafsirkan bahwa yang dimaksud “kesucian” di atas adalah kesucian hati dari penyakit hati seperti dengki, iri, dendam dan lainnya. Sebab, keimanan yang utuh tidak akan terwujud kecuali dengannya. Sebagianulama’ yang lain mengatakan “barangsiapa membersihkan hatinya, berwudhu, mandi, dan menunaikan shalat, berarti dia menunaikan shalat dengan dua kesucian sekaligus. Barangsiapa menunaikan shalat dengan sekedar menyucikan anggota badan, berarti dia menunaikan shalat dengan salah satu dari dua kesucian; dan Allah tidak mau melihat kecuali pada kesucian hati”. Ini berdasakan sabda nabi Muhammad yang artinya: “sesungguhnya Allah tidak meihat pada badan dan paras kalian, akan tetapi Dia melihat pada hati kalian”
(HR. Muslim, bab: tahrimu dhulmil muslim wa khodhlihi wah tiqarihi wa damihi wa ‘irdhihi wa malihi, no: 2564) (An-Nawawi: 2005, 256 ). Adapun hikmah wudhu menurut syar’i sebagai berikut:
1.      Menggugurkan dosa-dosa
Manusia adalah makhluk yang sering berbuat salah dan dosa. Baik sadar atau tidak dosa  itu dilakukannya. Untuk menebus kafarat dosa tersebut manusia harus bertaubat dengan taubatan nasuha (semurni-murni taubat) agar Allah berkenan mengampuni dosa-dosanya. akan tetapi dengan kemurahan  dan kasih sayang-Nya, Allah memberikan alternatif lain yang lebih mudah dan praktis yaitu dengan berwudhu. Dengan berwudhu secara sempurna  sesuai yang Diajarkan Rasulullah  -insyaAllah- dapat menggugurkan dosa-dasa yang ada pada diri manusia. sebagaimana sabda Rasulullah  :
من توضأ فأحسن الوضوء, خرجت خطاياه من جسده حتى تخرج من تحت أظافره
“Barangsiapa yang berwudhu dengan baik dan benar, maka semua dosa-dosa akan keluar dari badannya, hingga keluar melalui bawah kukunya”, (HR. Muslim, bab:  khurujul khathaya ma’a ma’il wudhu, no: 33)
 Menurut Mukhtar Salim dalam bukunya “sehat jiwa raga dengan shalat” ( 2009: 63) Rasulullah menjelaskan hadist di atas dengan sabdanya yang lain, yang artinya: dari Abu Hurairah bahwasannya Rasulullah bersabda: “apabila seseorang berwudhu dan berkumur-kumur, maka dosa-dosanya akan keluar dari mulutnya, ketika ia melakukan istinsyak (memasukkan air ke hidung dan mengeluarkannya kembali), dosa-dosanya akan keluar dari hidungnya, ketika dia membasuh wajahnya, dosa-dosanya akan keluar dari wajahnya melului bulu-bulu kedua matanya, ketika dia membasuh kedua tangannya, dosa-dosanya akan keluar dari kedua tangannya melalui bawah kukunya, ketika dia mengusap kepalanya, dosa-dosa akan keluar dari kepalanya melalui kedua telinganya. Dan ketika dia membasuh kedua kakinya, maka dosa-dosa akan keluar dari kedua kakinya melalui bawah kuku kedua kakinya” (An-Nasa’i, bab: mashul udzunaini, no: 103) dan (Imam Malik, bab: jami’ul wudhu’, no: 62) . Juga hadist dari Rasulullah yang berbunyi:
عن زيد بن خالد الجهني أن النبي قال: "من توضأ فأحسن وضوءه ثم صلى ركعتين لا يسهو فيهما غفر له ما تقدم من ذنيه ")أخرجه أبو داود)
“Barangsiapa yang wudhu lalu membaguskan wudhunya kemuDian shalat dua rakaat dan tidak lalai dalam shalatnya maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (dikeluarkan oleh Abu Daud, bab: karahatul waswasah wa hadistin nafsi fish-shalat, no: 900)
2.      Menjadi pembeda di hari kiamat
Anggota wudhu yang sering dibasuh air wudhu akan memberikan pengaruhnya pada hari kiamat kelak. Yaitu ia akan tampak bercahaya dan hal itu menjadi pembeda umat Nabi Muhammad dengan umat Nabi-nabi yang lain. sebagaimana sebuah hadist dari Rasulullah:

عن ُنعيم المجمر قال: رقيت مع أبي هريرة على ظهر سطح المسجد, فتوضأ, قال: إني سمعت رسول الله  يقول: (إن أمتي يدعون يوم القيامة غرا محجلين من اثار الوضوء, فمن استطاع منكم أن يطيل غرته فليفعل)
“ Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari kiamat nanti pada keadaan bercahaya, karena bekas wudhu, maka barangsiapa Diantara kalian yang mampu untuk  memperpanjang cahayanya, hendaknya melakukannya (dengan banyak wudhu)”(HR. Bukhari, bab: fadhlul wudhu’ wal ghurrul muhajjalun min atsaril wudhu’, no: 136) dan ( Muslim, bab: istihbab ithalatil ghurrah wat tahjil fil wudhu’, no: 246)
begitu istimewa kita sebagai umat islam umat Nabi Muhammad yang bisa mendapatkan anugrah dan kenikmatan tersebut yang tidak didapat oleh umat-umat Nabi lainnya.
3.      Penyebab masuk Surga
Amalan-amalan shaleh  yang dapat mengantarkan manusia ke Surga sangatlah banyak. Diantaranya ada amalan-amalan  besar  seperti:  jihad, mengurus anak yatim, berbakti pada orang tua dan lain-lain. Adapula amalan-amalan  ringan yang bisa dilakukan kapan pun dan dimanapun seperti: dzikir, bershalawat , bersedekah, tebar salam dan masih banyak lagi. Amalan ringan lain yang pahala dan manfaatnya tak kalah besar adalah wudhu.
Wudhu dapat megantarkan pelakunya ke Surga Allah yang indah, dan tentunya tidak mutlak hanya dengan amalan itu saja tetapi harus dibarengi amal-samal shaleh yang lain. Sebagaimana kisah seorang sahabat Bilal bin Rabah, pernah Rasulullah bermimpi dalam tidurnya. Dalam mimpi tersebut beliau mendengar suara terompah Bilal di Surga.
عن أبي هريرة قال: قال  النبي صلى الله عليه و سلم لبلال عند صلاة الفجر: (حدثني بأرجى عمل عملته عندك منفعة في الإسلام, فإني قد سمعت الليلة خشفة نعليك بين يدي في الجنة) فقال: ما عملت عملا قي الإسلام أرجى (عندي منفعة من) أني لم أتطهر طهورا تاما في ساعة من ليل أو نهار إلا صليت لربي ما كتب لي أن أصلي. (أخرجه البخاري و مسلم)
 Maka esok harinya beiau bertanya kepada Bilal: “wahai Bilal, ceritakanlah kepadaku amalan yang engkau kerjakan dalam islam yang paling engkau harapkan diterima oleh Allah. Karena aku mendengar suara terompahmu di Surga. Bilal menjawab: “ tidak ada satupun amalan yang paling aku harapkan, kecuali setiap selesai berwudhu baik di malam atau di siang hari, aku melakukan shalat” (HR. Bukhari, bab: fadhlut tuhur bil laili wan nahar wa fadhlush salat ba’dal wudhu’ billaili wan nahar, no: 1149) dan (Muslim, bab: min fadhail Bilal, no: 2458)
4.      Dicintai Allah
Allah sang Maha pengasih dan penyayang memberikan cinta-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Untuk mendapatkan cinta-Nya, kita sebagai hamba harus melaksanakan semua perintah-perintah-Nya dan menjahui segala larangan-Nya. Salah satu sarana agar kita dicintai oleh Rabb kita adalah dengan menjaga kesucian dan kebersihan, baik kebersihan badan, pakaian, lingkungan maupun kesucian hati dari berbagai penyakit yang bersemayam didalamnya. Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk selalu memperhatikan kebersihan dan kesucian, hal ini termaktub dalam kitab-Nya yang suci:
إن الله يحب التوابين و يحب المتطهرين
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan diri” (Qs. Al-Baqarah: 222).
Dikeluarkan oleh Waqi’ dan ‘Abid bin Hamid dan Ibnu Abi Hatim dari ‘Atho’ tentang ayat
(إن الله يحب التوابين و يحب المتطهرين) beliau menafsirkan“Innallaha yuhibbut tawwabin” yaitu Allah mencinai orang yang taubat dari dosa-dosanya, sedangkan “wa yuhibbu mutathohhirin”yaitu orang yang mesucikan dirinya dengan air (wudhu). Ada pendapat lain mengenai ayat ini, dikeluarkan oleh Waqi’ dan Ibu Abi Syaibah dan ‘Abid bin Hamid dan Ibnu Abi Hatim dari Abi ‘Aliyah: sesungguhnya beliau melihat seorang laki-laki berwudhu, maka ketika selesai Dia berdo’a: “Allahummaj’alni minat tawwabina waj’alni minal mutathohhirin” beliau berkata: sesungguhnya bersuci dengan air itu sudah bagus, tapi yang dimaksud “almutathohhirun” adalah orang-orang yang suci dari dosa. (As-Suyuthi: 2004, 466-467). Selain bersuci dan membersihkan diri dari karat dosa dan kotoran debu termasuk sesuatu yang sangat Dianjurkan, ternyata amalan ini dapat mengundang perhatian dan cinta Allah kepada kita, sesuai firman Allah diatas.
2.3. Hikmah medis dibalik wudhu
1.      Membasuh kedua tangan
Tangan merupakan salah satu anggota badan yang sering bersinggungan dengan  benda-benda lain. Tidak diragkan lagi bahwa benda-benda terbuka (yang tidak tertutup) yang ada disekeliling kita banyak mengandung bakteri dan kuman yang sangat berbahaya bagi tubuh ketika ia masuk kedalamnya. Kegiatan membasuh atau mencuci tangan sebelum berkumur-kumur sangat efektif untuk membersihkan dan menghilngkan bakteri dan kuman dari permukaan telapak tangan. 
Disebutkan juga bahwa membasuh kedua telapak tangan dengan air bersih dapat menghilangkan kuman dan bakteri hingga 90% dan hal ini dapat membantu kita terhindar dari penyakit, terutama penyakit kulit. (Abu Ammar: 2015, 78 dalam Yusuf al-Hajj: t.t, ). Mukhtar Salim  dalam bukunya “sehat jiwa raga dengan shalat” (2009: 77) menyebutkan para peneliti kesehatan, bahwa sebagian besar kuman dan bakteri yang membahayakan masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara menembus melalui kulit, khususnya kuman yang mengandung parasit cacing, dan kuman lainnya yang masuk ke alat pencernaan melului mulut ketika seseorang makan dengan menggunakan tangan tanpa membersihkan tangannya terlebih dahulu, sehingga kuman berbahaya dalam jumlah yang besar dapat masuk dan berpindah ke alat pencernaan. Hal ini dapat menyebabkan manusia terkena tipus, disentri, penyakit usus yang akut, hepatitis dan beberapa penyakit yang berhubungan dengan pencernaan lain.
2.      Berkumur-kumur
Rasulullah menganjurkan kepada umatnya untuk berkumur-kumur sebanyak tiga kali ketika berwudhu, beliau menyebutkan dalam sabdanya : dari Amru  bin Yahya meriwayatkan, “Rasulullah melakukan kumur-kumur dan istinsyak sebanyak tiga kali”. (HR. Muslim, bab: fi wudhuin Nabi, no: 235). Sebenarnya kumur-kumur termasuk dari sunah wudhu dan boleh dilakukan sebanyak satu atau dua atau tiga kali (karena ini termasuk masalah fiqih yang masih ada pedebatan diantara ulama’), akan tetapi ketika kita melihat manfaat dari kumur-kumur itu sangat besar bagi kesehatan mulut, maka alangkah baiknya jika kita lakukan berulang hingga tiga kali.
Diantara manfaatnya adalah menghilangkan dan membersihkan sisa-sisa makanan yang tertinggal di gigi, mencegah adanya peradangan di mulut dan tenggorokan, mencegah gigi berlubang, mencegah bau mulut dan menjadikan otot-otot wajah menjadi kuat dan wajah tetap segar berseri. Jika berkumur-kumur dibarengi dengan bersiwak (gosok gigi) maka hal ini sangat baik dan efektif untk menjaga kebersihan mulut dan menjadikan bau mulut segar,  apalagi jika dilakukan setiap hari lima kali sebelum shalat.
Mukhtar Salim dalam bukunya “sehat jiwa raga dengan shalat” (2009: 68) menyebutkan pensyariatan kumur-kumur dan istinsyak dalam wudhu  dalam berbagai hadist Nabi ini terdapat hikmah yang luar biasa. Jika sisa-sisa makanan –khususnya makanan yang mengandung zat tepung dan zat gula- berkumpul, menumpuk, kemudian membusuk di sela-sela gigi, maka akan mengakibatkan suburnya bakteri dan menimbulkan infeksi pada gusi, tenggorokan bernanah, gigi rapuh, membusuk, dan macam-macam penyakit mulut lainnya yang dapat berpindah ke alat pencenaan sehingga akan mengalami masalah serta menimbulkan berbagai macam penyakit yang berbeda-beda dan bau yang tidak sedap.
Dan Rasulullah juga menganjurkan umatnya untuk selalu memperhatikan kebersihan mulut, salah satu caranya yaitu dengan bersiwak atau gosok gigi. Sebagaimana sabda beliau:
السواك مطهرة للفم مرضاة للرب
 “siwak dapat membersihkan mulut dan mendatangkan ridha Allah” (HR. An-Nasa’i, bab: at-targhib fis siwak, no: 5). 
لولا أن أشق على أمتي أو على الناس لأمرتهم بالسواك مع كل صلاة
“kalaulah aku tidak memberatkan kepada umatku –atau kepada manusia- pasti aku perintahkan mereka untuk bersiwak pada setiap kali hendak shalat” (dikeluarkan oleh Bukhari, bab: bersiwak pada hari jum’at, no: 142)
3.      Memasukan air ke hidung dan mengeluarkannya.
Hidung merupakan alat utama pernafasan.  Jika hidung bermasalah atau ada sumbatan, pasti pernafasan akan terganggu dan tidak sempurna. Seperti pilek, polip dan penyakit lain yang menyerang hidung.
Udara yang kita hirup belum tentu terbebas dari bakteri dan kuman. Jika kita hidup di daerah yang berpolusi dan berdebu seperti di gurun pasir atau di tangah kota maka kemungkinan besar udara yang kita hirup banyak mengandung bakteri dan kuman, baik lewat hidung ketika kita bernafas atau menembus permukaan kulit yang terbuka. Bakteri yang ada di udara sangatlah banyak dan tak terhingga, sedangkan kita bernafas setiap detik dan setiap saat, jadi berapa banyakkah kuman yang kita hirup setiap saatnya???
   Islam datang memberikan solusi yang tepat dan cepat. Wudhu, merupakan sebuah kegiatan mudah  yang salah satu tujuannya untuk membersihkan diri dari berbagai kotoran dan kuman yang menempel di permukaan kulit, di dalam praktik wudhu ada kegiatan yang namanya istinsyak (memasukkan air ke hidung) dan istintsar (mengeluarkan air dari hidung). Dengan melakukan kegiatan ini secara rutin dan kontinyu –insyaAllah- dapat mencegah hidung dari bersarangnya bakteri dan tumbuhnya kuman yang berbahaya bagi tubuh kita.
Mukhtar Salim dalam bukunya “sehat jiwa raga dengan shalat” (2009: 71) menyebutkan tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Alexandria bekerja sama dengan peneliti kesehatan dan perobatan di Akademik penelitian Ilmiah dan teknologi, mengadakan sebuah penelitian intensif untuk mempelajari dan mengungkap rahasia hubungan antara wudhu dan kesehatan.  Dari hasil penelitian tersebut, mereka menemukan fakta bahwa mayoritas bagian dalam hidung orang yang tidak pernah berwudhu mengalami kepucatan warna, berminyak, dan debu serta kotoran akan mengendap di dalam hidung sehingga menimbulkan kerusakan pada bulu hidung. Di samping itu, lubang hidung akan terasa lengket, berwarna hitam pekat, bulu-bulu hidung akan saling menempel, berdebu, dan akan mudah rontok. Adapun seorang muslim yang selalu menjaga wudhunya, bagian permukaan hidung akan bersih , terhindar dari debu serta kotoran yang menempel, terlihat lebih bersih, dan bulu-bulu hidung akan terhindar dari kerusakan.
Hasil dari penelitian ilmiah ini menemukan kelebihan lain dari wudhu, yaitu rahasia di balik pensyariatan istinsyak yang Diajarkan oleh Rasulullah kepada umat Islam. Istinsyak adalah cara yang paling bagus untuk membersihkan bagian dalam hidung. Hal itu karena karena setelah beberapa jam dari waktu kita membersihkan hidung, kotoran dan kuman akan kembali lagi mengisi rongga hidung kita sehingga kita harus terus-menerus mengulangi pembersihan hidung. Dan ternyata waktu yang tepat  untuk membersihkan hidung kita kembali tersebut  sangat cocok dengan pengaturan waktu pelaksanaan shalat lima waktu.
4.      Membasuh wajah

Membasuh wajah termasuk rukun wudhu. Sebagaiman yang Rasulullah kerjakan, dalam sebuah hadist beliau bersabda:
عن حمران ابن أبان رضي الله عنه أن عثمان دعا بوضوء فذكر صفة وضوء النبي صلى الله عليه و سلم فقال حمران: ثم  غسل وحهه ثلاث مرات
“Humran bin Aban meriwayatkan bahwa Ustman bin Affan meminta air untuk berwudhu, kemudian Utsman bin Affan mempraktikkan tata cara wudhu yang dilakukan oleh Rasulullah. Humran berkata, Utsman bin Affan membasuh wajahnya sebanyak tga kali......” (HR. Bukhari, bab: al-wudhu’ stalastan-stalastan, no: 159) membasuh wajah sebanyak tiga kali dalam setiap wudhu dan sehari dilakukan lima kali, akan membuat wajah lebih segar dan bersih dari berbagai bakteri serta kuman yang menempel.
 Mukhtar Salim  dalam bukunya “sehat jiwa raga dengan shalat” (2009:  73) menyebutkan  bahwa dengan demikian, umat islam senantiasa dapat menjaga kebersihan kedua matanya, sehingga terhindar dari penyakit mata, trakhoma, mata merah, dan berbagai macam penyakit mata lainnya. Membasuh wajah secara rutin setiap hari dengan menggunakan air dingin dapat menmbah pengaktifan stimulasi sel pada kulit wajah, sehingga kulit wajah lebih halus, kuat, elastis dan tidak lembek. Selain dapat menambah energi dan daya semangat hidup tinggi, wajah terlihat bersinar, dan dapat melawan serta menghilangkan kerutan-kerutan pada kulit wajah.
5.      Membasuh kedua tangan sampai siku
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, bahwa tangan adalah salah satu anggota tubuh yang sering bersinggungan dengan benda lain yang mengandung bakteri dan kuman. Mukhtar Salim dalam bukunya “sehat jiwa raga dengan shalat” (2009: 76) menyebutkan hal ini bisa dilihat dari kebiasaan manusia yang tidak akan mampu melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa melibatkan kedua tangan, khususnya ketika kita harus mengangkat suatu barang atau alat-alat tertentu. Dengan mengangkat atau memegang sesuatu, kedua kedua tangan kita sangat rentan terkontaminasi oleh bermacam-macam bakteri. Terkhusus jika kita sedang istinja’ (bersuci) setelah buang air, bisa dipastikan di sini berbagai macam kuman serta bakteri berkumpul di bawah kuku dan di antara jari jemari kedua tangan.
Dengan membasuh tangan sampai siku ketika wudhu –apalagi lima kali dalam satu hari- dapat menghilangkan berbagi bakteri dan kuman yang berbahaya bagi tubuh yang jika masuk ke dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. selain dapat menghilangkan debu dan mikroba, membasuh kedua tangan sampai siku-siku dapat menghilangkan keringat dari dari permukaan kulit. Materi-materi berminyak yang dikeluarkan oleh kelenjar kulit juga dapat dibersihkan melalui kegiatan ini. Biasanya kedua tangan merupakan habitat yang sangat cocok untuk hidup dan berkembangnya bakteri. (Abu Ammar: 2015, 79 dalam Yusuf Al-Hajj: t.t,)
6.      Mengusap sebagian kepala
Membasuh sebagian kepala atau rambut dapat membuat otak lebih jernih dalam berpikir, mempertajam ingatan, mencegah kerontokan rambut serta bisa terhindar dari penyakit pikun. Hal ini bisa terjadi karena pada area tersebut terdapat titik-titik yang berhubungan dengan otak dan syaraf manusia. (http://www.vivamuslim.com/2016/03/ternyata-inilah-tujuh-manfaat-wudhu.html,diakses pada hari Kamis, 02 Juni 2016, jam:14.50)

7.      Membasuh kedua kaki  sampai mata kaki
Membasuh kaki sampai mata kaki serta menyela-nyela jari-jemarinya, mampu menghilangkan berbagai kuman dan kotoran yang menempel di kaki dan sela-sela jari serta dapat terhindar dari berbagai penyakit yang menyerang kaki. Apalagi jika dilakukan secara rutin setiap hari lima kali setiap wudhu. Kaki sangat rentan terkena debu dan kotoran saat berjalan baik memakai alas kaki ataupun tidak.
Mukhtar Salim dalam bukunya “sehat jiwa raga dengan shalat” (2009: 83) menyebutkan kaki adalah anggota tubuh yang paling dominan menyangga berat tubuh manusia dan yang paling berpengaruh ketika seseoarang berjalan atau pun berdiri di atas tanah yang berbeda-beda. Di zaman modern seperti sekarang ini, kebanyakan manusia memakai sepatu di kedua kakinya dalam jangka waktu yang relatif lama. Hal ini menyebabkan terlipatnya kulit yang berada di antara jari-jari kaki sehingga tidak mendapat udara yang cukup. Di samping itu, seringnya kaki berada dalam sepatu menyebabkan banyaknya kotoran bercampur keringat akibat pemakaian bermacam-macam kaos kaki. Kotoran yang bercampur keringat akan menyebabkan berkembangnya berbagai macam kuman yang membahayakan –terutama pada saat cuaca panas- sehingga manusia akan mudah terkena infeksi kulit dan bermacam-macam penyakit kulit lainnya seperti tenia[1]   dan menyebabkan bau kaki yang tidak sedap.
Rasulullah telah memberikan contoh yang sempurna kepada umatnya dalam bersuci dan membersihkan diri dari kotoran, salah satunya adalah dengan wudhu. Kegiatan wudhu yang paling terakhir adalah membasuh kaki hingga mata kaki, kegiatan ini ternyata dapat mencega dan menghilangkan berbagai kuman dan kotoran yang menempel di kaki. Sebagaimana sabda beliau:
كان النبي صلى الله عليه و سلم إذا توضأ دلك بين أصابع رجليه بخنصره
“Ketika berwudhu, Rasulullah menggosok sela-sela di antara jari-jemari kedua kakinya dengan menggunakan jari kelingking”,(HR. Abu Daud, bab: ghaslur rijlain, no: 148) dan (At-Tirmidzi, bab: maa ja’a fi takhlili ashabi’, no: 40). Ternyata semua hikmah yang terkandung dalam praktik wudhu ini telah diketahui oleh Rasulullah jauh sebelum dunia mengenalkan teknologi canggihnya seperti saat ini.
Wallahu a’lam bish-shawaab.




BAB III
PENUTUP

3.1.            Kesimpulan
            Setelah kita ketehui bersama bahwa dibalik pensyariatan wudhu terdapat banyak manfaat bagi kesehatan jasmani dan rohani, dengan catatan jika dikerjakan sesuai dengan tuntunan Rasulullah, maka dari penjelasan diatas bisa dimbil kesimpulan:
1.      Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu menginginkan kebaikan kepada hamba Nya dengan semua perintah dan larangan yang telah Dia tetapkan.
2.      Rasulullah telah mengetahui hikmah dibalik adanya syari’at wudhu jauh sebelum dunia mengenalkan teknologinya yang super canggih.
3.      Wudhu adalah amalah ringan, mudah dan murah yang menyimpan banyak hikmah dan manfaat bagi  pelakunya.
4.      Bahwa dengan berwudhu jiwa manusia akan selalu tenang dan damai dan hal itu terlihat dari rona wajahnya yang tampak bercahaya dan berseri, serta jasmaninya sehat  karena merasakan berbagai manfaat dari melakukan wudhu.
5.      Dengan membiasakan berwudhu maka, manusia akan selalu menjadi pribadi yang bersih jiwanya dan  sehat jasmaninya.
6.      Wudhu adalah sarana untuk bersuci sekaligus obat pencegah dari berbagai penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman dan bakteri.

3.2.            Saran
Setelah kita ketahui bersama bahwa di balik praktik wudhu ada selaksa manfaat bagi kesehatan jasmani dan rohani maka, alangkah baiknya jika kita tidak hanya melakukan wudhu ketika akan shalat saja, tetapi ketika sedang berhadast (dalam keadaan najis), setelah buang air, sebelum tidur, setelah mandi dan saat-saat lain  ketika kita berhadast, agar kita selalu dalam keadaan suci dan  selalu berada dalam ridha-Nya.  
 Ketika kita mentaati Allah dan Rasul-Nya dengan benar dan tepat, maka kita akan merasakan hikmah serta manfaat yang luar biasa darinya, maka hendaknya kita senantiasa menjalankan perintah-Nya dan menjahui larangan-Nya agar kita selalu mendapatkan  kebaikan dan ridha dari- Nya.





DAFTAR PUSTAKA
‘Asqalani, Al-Hafidz Ahmad bin Ali bin Hajar Al-, Fathul Bari Bi Syarhi Shahihil Bukhari, (Kairo: Darul Hadist, 2004)
Abadi, Imam Syamsyul Haq Al-‘Adzim Abadi, Aaunul Ma’bud Syarh Sunan Abu Daud, (Kairo: Darul Hadist, 2001)
 Baghawi, Abu Muhammad Al-Husain bin Mas’ud Al-, Syarhus Sunnah, cet: 2, (Beirut Lebanon: Darul Kutub Al-ilmiah,  2003)
Baqi, Muhammad Fu’ad Abdul, Kumpulan Hadist Pilihan Shahih Bukhari Muslim, cet: 1, (solo: Insan Kamil, 2011)
 Mabarkafuri, Muhammad ‘Abdurrahman bin ‘Abdirrahim Al-, Tuhfatul Ahwadzi Bi Syarhi Jami’it Tirmidzi, cet: 1, (Kairo: Darul Hadist, 2010)
Majalah Hujjah edisi 4 vol 1 2016
Malik, Imam, Al-Muwaththo’, cet: 1,(Beirut Lebanon: Darul fikr, 2011)
Nawawi, An- , Syarhul Arb’in An-Nawawiyah, cet: 1, (Kairo: Darul Mustaqbal,  2005)
Nawawi, An-, Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi, cet: 4, (Kairo: Darul Hadist, 2001)
Salim, Mukhtar, sehat jiwa raga dengan shalat, cet: 1, (Klaten: wafa press, 2009)
Suyuthi, Jalalud Din ‘Abdir Rahman bin Abi Bakr As-, Adduurul Mantsur Fit Tafsiril Ma’tsur, cet: 2, (Birut Lebanon: Darul Kutub Al-Ilmiah,  2004
Suyuthi, Jalalud Din, as-, Sunanun Nasa’i, cet: 1,   (Beirut Lebanon: Darul fikr , 2012)
https://id.wikipedia.org/wiki/Tinea, diakses pada hari Kamis, 02 Juni 2016, jam: 14.55)


[1] Tinea adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh dermatofit, yaitu suatu golongan jamur kulit yang terdiri atas tiga jenis, Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton.Kelainan pada kulit ini juga dinamakan ringworn yang berupa bercak-bercak bulat, berbatas tegas, terdiri atas eritem, di tengah bersisik dan pada tepi dengan papula kecil, kadang-kadang disertai vesikel kecil yang tertutup keropeng.

By : Zulfa Sa'diyah

0 komentar:

Posting Komentar