Selasa, 15 November 2016

Sahabat dan Tabi'in

BAB I
SHAHABAT

A.    Pengertian Shahabat secara istilah syari’ah dibagi menjadi 2 yaitu :

1.      Menurut ulama ahli hadist : Shahabat adalah siapapun yang melihat Nabi  atau mendengar suara Nabi  atau merasakan atau bertemu dengan Nabi, dia masuk islam dan mati dalam keadaan islam.
2.      Menurut ulama ahli ushul :
Ada beberapa definisi;
a.       Seseorang yang mempunyai masa yang panjang pertemanannya dengan Nabi .
b.      Seseorang yang pernah ikut perang bersama Nabi .
c.       Seseorang yang harus meriwayatkan  hadist, minimal satu hadist.
d.      Seseorang yang harus sudah dewasa bertemu dengan Nabi .
e.       Seseorang yang mempunyai catatan kehidupan yang baik selama berteman dengan Nabi  dan setelah wafat Nabi.

B.     Tingkatan (thobaqot) Sahabat:
1.      Para Shahabat yang masuk islam di makkah sebelum melakukan hijroh. Seperti khulafaur Rosyidin.
2.      Para Shahabat yang mengikuti majelis darunnadwah.
3.      Para Shahabat yang ikut serta berhijrah ke negeri  Habasyah.
4.      Para Shahabat yang ikut serta pada ba’iat Aqobah yang pertama.
5.      Para Shahabat yang ikut serta pada ba’iat Aqobah yang kedua.
6.      Para Shahabat yang berhijrah setelah sampainya Rasululloh  ke Madinah
7.      Para Shahabat yang ikut serta pada perang Badar.
8.      Para Shahabat yang berhijrah antara perang Badar dan perjanjian Hudaibiyah
9.      Para Shahabat yang ikut serta pada ba’iat Ridwan.
10.  Para Shahabat ynag berhijrah antara perjanjian Hudaibiyah dan fathu Makkah.  
11.  Para Shahabat yang masuk Islam pada fathu Makkah.  
12.  Bayi-bayi dan anak-anak yang melihat Rasululloh pada Fathu Makkah.


C.     Bagaimana mengenal Shahabat??
1.      Dengan khabar Mutawatir.
2.      Dengan khabar masyhur atau mustafid yang belum sampai mencapai mutawatir.
3.      Diberitakan oleh salah seorang Shahabat.
4.      Pengakuan sendiri yang dianggap adil dizaman Rasulullah dan bergaul dengan Rasulullah.
5.      Keterangan seorang Tabi’in yang tsiqqoh bahwa yang diterangkan itu seorang Shahaby.


D.    KEADILAN SHAHABAT
1. Dalil dari al-Qur’an
Telah disebutkan bahwa para Shahabat adil, mereka tsiqqoh dan terpercaya, Alloh dan Rasul- Nya telah menyucikannya. Seluruh umat pun telah menyepakati akan penerimaan mereka sebagai orang-orang yang adil.
*    Qs: Al Fath ayat 29
*    Qs: At Taubah ayat 100
*    Qs: Al Anfal ayat  73
*    Qs: Al Fath ayat 18
2.      Dalil dari as-Sunnah
 ))لا تسبوا أحدا من أصحابي, فإن أحدكم لو أنفق مثل أحد ذهبا ما أدرك مد أحدهم و لا نصيفه    ((
 Rasulullah bersabda: Janganlah kau mencela salah satu dari Shahabatku, sesungguhnya seandainya seorang dari kalian menginfakkan emas sebesar gunung uhud tidak menyamai seorangpun dari mereka tidak pula separuhnya. (HR. Muslim)
Menurut jumhur: Seluruh shahabat yang ahlussunnah adil baik yang sudah terkena fitnah maupun belum.
Ada juga yang mengatakan : Para Shahabat masih dianggap adil sampai terjadi peristiwa fitnah. Setelahnya maka perlu pembahasan keadilan mereka.
Mu’tazilah mengatakan: Para Shahabat yang memerangi Ali ra. maka dia seorang yang fasik dan tertolak periwayatan dan persaksiannya karena mereka keluar dari keimamahan yang benar.
Pendapat yang terpilih adalah yang pendapat JUMHUR karena dalil-dalil yang menunjukkan keadilan mereka.

E.      JUMLAH SHAHABAT
Sesungguhnya Shahabat Nabi itu sangat banyak, tak terhitung. Mereka menyebar di berbagai negeri. Jikapun ada yang menyebutkan tentang jumlah mereka, maka itu hanyalah perkiraan dan bukan jumlah yang sebenarnya.
·         Menurut Ibnu Abbas saat fathu makkah shahabat saat itu berjumlah à 10.000
·         Ketika Rasulullah melakukan haji wada’ bersama 90.000 kaum muslimin.
·         Menurut Abu Zur’ah Shahabat saat itu berjumlah à 114.000, meliputi ahlu Makkah, ahlu Madinah, dan mereka yang menyaksikan beliau saat haji wada’.

F.     ILMU SHAHABAT
Diantara para Shahabatitu berbeda-beda tingkat ilmu mereka, tapi mereka itu beragam dalam mendapatkan ilmu dan sunnah-sunnah Nabi.
G.    SHAHABAT YANG BANYAK MERIWAYATKAN HADIST
1.      Abu Hurairoh (Abdurrahman bin Shokr Ad Dusy Al Yamani)                  (19 qh- 59 h) jumlah hadits: 5374
2.      Anas bin Malik (10 qh- 93 h) jumlah hadits: 2286.
3.      Abdulloh bin Umar bin Khothob (10 qh- 73 h) jumlah hadits: 2630.
4.      Aisyah binti Abu Bakr (9 qh- 58 h) jumlah hadits: 2210.
5.      Abdulloh bin Abbas  bin Abdul Mutholib (3 qh- 68 h) Jumlah hadits: 1660
6.       Jabir Bin Abdulloh Al Anshori (6 Qh- 78 H) Jumlah Hadits: 1540.
7.      Abu Sa’id Al Khudri, Sa’ad Bin Malik Bin Sinan Al Anshory                (12 Qh- 78 H) Jumlah Hadits : 1170.

H.    SHAHABAT YANG TERAKHIR WAFAT
Bahwasannya secara mutlak Shahabatyang terakhir kali meninggal adalah Abu Thufail ‘Amir bin Roilah Al Laitsi di Mekkah pada tahun 110 H. Adapun yang terakhir meninggal di berbagai wilayah yaitu:
1.      Madinah yaitu Saib bin Zayid bin Sa’id al Kindi  (91 H)
2.       Shahabat yang terakhir meninggal di Thoif yaitu Abdulloh bin Abbas ra ( 68 H).
3.      Di Badiyah yaitu: Salmah bin al Ukwu’ al Aslami ( 73 H)
4.      Bashroh : Anas bin Malik ( 92 H)
5.      Kuffah : Abdulloh bin Abi Aufa ( 87 H)
6.      Syam : Abdulloh bin Bisyr al Mazani ( 88 H)
7.      Jazirah : Al Ursy bin Amiroh al Kindi
8.      Mesir : Abdulloh bin Harits bin Jaza’ Az Zubaidi ( 86 H )
9.      Barqoh : Ruwaifi’ bin Tsabit Al Anshori Al Madani  ( 56 H )
10.  Yamamah : Hurmus bin Ziyad Al Bahili ( 102 H )
11.  Palestina : Abu Abdillah bin Amru ( Ibnu Ummu Haram)
12.  Khurasan : Baridah bin al Hashib al Aslami ( 63 H)
13.  Sijistan : al ‘Ada’ bin Kholid bin Haudzah al ‘Amiri
14.  Ashbahan : Qois bin Abdillah al ‘Amiri ( 50 H )
  
I.       KARANGAN KITAB YANG MASYHUR MENGENAI SAHABAT
1.      Kitab Ma’rifat Man Nazala min Ash Shahabah Sa’ira Al Buldan
Kitab ini memiliki 5 juz, karya Imam Ali bin Abdillah Al Madini (161- 234 H). Akan tetapi kitab ini belum sampai kepada kita.
2.      Al Isti’ab fi Ma’rifatil Ashhab
Karangan Abi Umar Yusuf bin Abdullah (ibn Abdil Barr) al-Qurtubi (368-463h), diterbitkan terus menerus di mesir dan hindi, dinamakan dengan nama ini, karena mualif mengira bahwa ini sudah mencakup keseluruhan sahabat, akan tetap sebenarnya masih banyak yang terlewati, didalam kitab ini terdapat 4225 biografi sahabat, dan kitab ini diringkas lebih dari satu buku.
3.      Usudul Ghabah fi Ma’rifat Ash Shahabah

Terdapat 5 jilid, mualif nya adalah seorang ahli sejarah ‘Izzudin Abu Al Hasan Ali bin Muhammad bin Al Atsir Al Jazari(555-630 h), kitab ini diterbitkan di mesir dan didalam kitab ini terdapat 7554 biografi para sahabat.
4.      Tajrid Asma’ Ash Shahabah
Terdapat 2 juz, mualif : Imam Hafidz Syamsuddin Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad adz-Dzahabi (673-748h), telah diterbikan di hindi pada tahun (1310 h).
5.      “Al Ishabah fi Tamyizi AshShahabah
Oleh syaikh islam imam Hafidz Syihabuddin Ahmad bin Ali al-Kinani (ibn Hajar) al-Atsqolani (773-852 h), beliaulah yang telah mengumpulkan karangan pada bab ini, karangan ini telah banyak diterbitkan lebih dari sekali di mesir dan hindi , di kitab ii terdapat (9477) nama sahabat, dan (1268)kuniyah ,(1552) biografi shohabiyah..

6.      Kitab Tarikh Ash Shahabah
Karya Muhammad bin Ismail Al Bukhari (wafat tahun 256 H). Kitab ini tidak sampai kepada kita.

BAB II
TABI’IN

A.    Pengertian Tabi’in
التابعي من لقي واحدا من الصحابة فأكثر
Orang yang bertemu dengan seseorang Shahabat atau lebih”
               
Sebagian ulama berpendapat, bahwa mengenai Tabi’in ini tidaklah hanya bertemu saja, akan tetapi harus pernah menerima pelajaran dari sahabat. Namun demikian kebanyakan ahli hadits memandang Tabi’in adalah setiap orang yang menjumpai seseorang Shahabatwalaupun tidak turut menyertainya. Dan mereka memandang Tabi’in adalah  orang yang pernah melihat Shahabat tanpa harus menyertainya.
Ibnu Hibban menjelaskan bahwa yang disebut Tabi’in, ialah orang yang melihat shahabi dalam umur yang sudah dapat menerima hadits dan bisa untuk menyampaikannya, (sudahmumayyiz)
Menurut pendapat al-‘Iraqi, pendapat Ibnu Hibban ini ada orang yang membenarkannya.
Nabi pernah mengisyaratkan tentang hal Shahabatdan Tabi’in dengan sabdanya:
 ))طوبى لمن رانى و ا من بى  ((
“ Berbahagialah orang yang melihat aku dan beriman kepadaku”.(HR Ath Thabrani dan Al hakim dari Abdullah ibn Busr).

B.     JUMLAH TABI’IN
Para Tabi’in tidak dapat di hitung jumlahnya, karena setiap mereka yang dapat melihat shahabi di pandang Tabi’in dan Rasulullah  wafat dengan meninggalkan 100.000 lebih dari para shahabat yang kemudian mengunjungi  keberbagai kota dan tersebar keseluruh daerah. Mereka dapat dilihat ,oleh beribu-ribu Tabi’in. 
·         Al hakim An Naisaburi membagi Tabi’in menjadi 15 thabaqat. Dan thobaqot yang terakhir adalah:
1.      Tabi’in yang bertemu denga Anas bin Malik dari penduduk Bashroh.
2.      Tabi’in yang bertemu dengan Abdulloh bin Abi Aufa dari penduduk Kuffah.
3.      Tabi’in yang bertemu dengan Saib bin Zayid dari penduduk Madinah.
4.      Tabi’in yang bertemu denga Abdulloh bin Harits bin Jaza’ dari penduduk Mesir.
5.      Dan Tabi’in yang bertemu dengan Abu Umamah al Bahili dari penduduk Syam.
Dan bahwasanya para Aimah Islam telah bersepakat bahwa akhir dari masa Tabi’in adalah tahun 150 H dan pada tahun 220 H merupakan akhir dari masa tabi’ut Tabi’in.
C.    Tabi’in al Muhadramain
Diantara Tabi’in ada yang hidup di zaman jahiliyyah dan zaman Nabi tetapi tidak dapat melihat Nabi atau pada saat hidup di zaman Nabi mereka masih dalam keadaan jahiliyyah, maka golongan ini disebut dengan al Muhadramain. Diantara kelompok al Muhadramain ialah Busyair ibnu ‘Amir.
Dinamakan Muhadramain ini, karena setiap mereka yang lahir di masa Nabi, akan tetapi tidak dapat meriwayatka hadits dari padanya. Disebabkan mereka tidak pernah mendengar nya dari Nabi yaitu seperti: Abdulloh bin Abi Thalhah, Abu Umamah, As’ad ibnu Sahal ibnu Hunaif dan Abu Idris al Khaulani.

D.    Afdholu Tabi’in
Para ahli Hadits berselisih mengenai afdholu Tabi’in. Penduduk Madinah mengatakan bahwa afdholu Tabi’in itu Sa’id bin Musayyib (15- 94 H). Sedangkan penduduk Kuffah mengatakan bahwa afdholu Tabi’in Alqomah bin Qois an Nakho’i ( 28 QH- 62 H) dan Aswad bin Zayid An Nakho’i (70 H), sebagia dari mereka mengatakan Uwais Al Qorni Az Zahid ( 38 H) . Penduduk Bashroh mengatakan al Hasan al Bashri ( 21- 110 H). Penduduk Mekkah mengatakan ‘Atho’ bin Abi Rabah ( 27- 114 H). Dan mereka adalah ahlu fadhl wal ‘ilm.
Sedangkan Akbaru Tabi’in yaitu:
1.      Urwah bin Zubair ( 22- 94 H)
2.      ‘Amir Asy Sya’bi ( 19- 103 H)
3.      Muhammad ibnu Sirin ( 33- 110 H)
Sedangkan dari kalangan perempuan yaitu :
1.      Hafshoh bintu Sirin
2.      Amroh bintu Abdirrahman ( 21- 98 H)
3.      Ummu Darda’ As Sughro Ad Dimisyqiyah ( 81 H)

E.     Fuqoha’ Sab’ah bil Madinah, yaitu:
1.      Sa’id bin Musayyib (15- 94 H)
2.      Al Qosim bin Muhammad bin Abi Bakr As Shiddiq ( 34- 108 H)
3.      Urwah bin Zubair ( 94 H)
4.      Khorijah bin Zaid bin Tsabit ( 29- 99 H)
5.      Sulaiman bin Yassar ( 34- 108 H)
6.      ‘Ubaidillah bin Abdillah bin Utbah bin Mas’ud al Hadzali ( 98 H)
7.      Abu Salmah bin Abdurrahma bin ‘Auf ( 94 H)
Ada juga yang mengatakan Salim bin Abdillah bin Umar ( 106 H) , dan ada juga yang mengatakan Abu Bakr bin Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam al Makhzumi (94 H) .