Kamis, 10 November 2016

Wanita di Mata Zaman

Oleh : Muthmainnah Sholihah

Pendahuluan
Allah Ta’ala telah menciptakan dua jenis manusia dengan kesempurnaan penciptaannya, dengan fitrah yang dimiliki berbeda namun saling berhubungan dan saling membutuhkan. Ia ciptakan wanita dari tulang rusuk yang bengkok di mana Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk
dan ia (seorang wanita) tidak akan lurus bagimu di atas satu jalan, maka jika engkau menikmatinya maka engkau akan menikmatinya dan pada dirinya ada kebengkokan, dan jika engkau meluruskannya maka engkau akan mematahkannya. Dan patahnya wanita adalah menceraikannya.” (HR Muslim II/1091 no 1468).
Wanita adalah makhluk spesial yang Allah desain dengan jalannya sendiri, dengan kehormatan yang ia miliki dengan kasih sayang yang menjadikan ia lemah lembut, hatinya yang penuh dengan rasa empati serta  mudah menangis, ia suka memeluk temannya dikala duka melanda, ia suka didengar, diperhatikan, dan banyak hal ia telah Allah anugrahkan kepada jasad bernama wanita. Banyak ayat-ayat yang turun berkenaan dengannya sehingga menjadi bukti bahwa Allah memberi perhatian yang sangat besar akan kelangsungan hidupnya, jalannya untuk menempuh kebahagiaan, jalannya untuk terhindar dari kesengsaraan telah Allah jabarkan dengan sempurna melalui al qur’an dan as sunnah dengan sedetail-detailnya.
Namun kini wanita telah lupa akan semua hal hebat yang ada dalam dirinya, kehormatannya, terlindungnya harga dirinya, kepribadiannya, dan ketangkasannya telah digerus oleh zaman hingga lahirlah sebuah kehinaan. Eksploitasi berkedok meraih mimpi, dan kehidupan yang penuh dengan tekanan mental yang tidak ringan kini harus dihadap olehnya tanpa ia sadari, wanita kini semakin jauh dari agama mereka yang haq ini. Agama yang telah diperjuangkan Nabi Muhammad saw hingga harus rela mengorbankan beribu-ribu pasukan yang salah satunya dalam ekspedisi pembebasan perbudakan wanita di seluruh jagat raya ini.
Kini wanita lebih memilih kehidupan yang bebas tanpa aturan banyak dari mereka begitu malu mengkuti aturan syari’at sambil memandang sinis dan berkata ”ya kalau Islam itu gak usah fanatik-fanatik amatlah,biasa-biasa aja. Mereka menganggap bahwa Islam adalah suatu budaya kuno dengan literaturnya yang ketinggalan zaman dan tak cocok untuk diterapkan untuk kehidupan mereka, mereka memandang rendah jiwa-jiwa shahabiyah yang  hadir dalam kaum muslimah saat ini, mereka memandang rendah jiwa-jiwa dengan jilbab terjulur menutupi dada mereka.
Sungguh ketahuilah kini peradaban barat telah putus asa untuk melenyapkan agama ini lewat peperangan, hingga berujung pada satu jalan yang begitu bengkok lagi mudah terpengaruh dan sungguh para iblis dan musuh-musuh ummat islam ini tahu betul tentang peran penting wanita muslimah dalam membangun ummat Islam sejak mereka membaiat Nabi Muhammad saw bernama wanita[1]. Mereka spandukkan emansipasi wanita. Mereka slogankan tebar pesona dan kecantik untuk wanita muslimah. Mereka koarkan bisikan-bisik manusia agar kehormatan mereka hilang, rasa malu mereka terkikis perlahan lewat berbagai sudut, pakaian yang robek sana robek sini. Pakaian adiknya yang dipakai berkedok style. Namun sungguh ketahuilah duhai muslimah, kita ini berharga namun mengapa kau sendiri yang menyibak keberhargaan itu untuk khalayak umum?????
Kita berlindung kepada Allah sebaik-baik tempat berlindung, agar terhindar dari fitnah-fitnah kaum kuffar yang kian merajalela dengan bisikan–bisikan syahwatnya, dari segala tipu muslihat para wali-wali syaitan. Saya berharap Allah meridhai ini semua. Semoga apa yang saya jabarkan di sini mampu membuka mata kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Untukmu wanita muslimah, uhibbuki fillah,,,,,,,,,,,,,
Pembahasan
Kondisi zaman silih berganti datang, dan dalam perjalanannya ada satu makhluk Rabb yang begitu berperan penting dalam lika-likunya yang sedemikian rumit. Wanita dengan segala prasangka tentangnya. Di sini saya ingin mengingatkan kepada para pemudi sekarang, hendaklah kita melihat sejarah yang terdapat banyak hikmah besar di dalamnya sebagai perbandingan yang adil dalam menilai suatu alur kehidupan.
 Wanita mengalami banyak fase dalam kehidupannya, diantaranya:
1.     Keadaan wanita sebelum islam
A.    Wanita dalam pandangan yahudi
Bangsa yahudi adalah bangsa yang diturunkan sebagian besar anbiya’ kepada mereka, namun karena sifat dasar mereka yang membangkang maka kita bisa lihat sejarah di mana mereka membunuh nabi-nabi mereka sendiri seperti dalam firman Allah      : “(dan mereka megira bahwa tidak akan terjadi sutau bencanapun (terhadap mereka dengan membunuh nabi-ni itu), maka (karena itu) mereka menjadi buta dan tuli, kemudian Allah menerima taubat mereka, kemudian kebanyakan dari mereka itu buat dan tuli (lagi), dan Allah Maha Melihat apa yang merka kerjakan) (QS: al-Maidah: 71)  
Mereka juga tak segan untuk mengobrak abrik risalah yang turun kepada mereka dengan hawa nafsu mereka. Sehingga terciptalah sebuah bangsa yang banyak tertoreh sejarah hitam lagi kelam dalam episode perjalanannya. Begitupun dalam hal ini kaum wanita ikut menjadi korban pemahaman mereka yang terlanjur membangkang syariat diantara keyakinan dan perlakuan mereka terhadap wanita:
1.      Wanita adalah makhluk yang rendah  dan hina. Wanita ibarat barang tak berharga yang dapat dibeli dipasar-pasar yang dan dikekang hak-haknya .
2.      Terhalang mendapatkan waris apabila orangtuanya meninggal (emas, perak dll), kecuali barang yang tetap, semisal tanah atau rumah .
3.      Apabila tidak meninggalkan ahli waris kecuali wanita, maka ia tidak boleh menikah dengan suku lain, dan tidak boleh menyalurkan warisan tersebut kepada orang dari luar suku.
4.      Jika sedang haid, ia tidak boleh duduk dan makan serta menyentuh benjana karena mereka najis, tidak boleh memasuki rumah dan disediakan tempat khusus serta  diberi roti dan air.
5.      Mereka dijadikan tempat melampiaskan hawa nafsu (pelacur) yang dianggap sebagai upacara suci, bahkan sebagai taqarrub mereka kepada tuhan mereka.
6.      Yahudi berkeyakinan bahwa wanita adalah satu pintu dari pintu jahannam ia dituduh sebagai penggerak dan pembawa mereka kedalam perbuatan dosa. Darinya terpancar mata air musibah bagi seluruh umat manusia. Ia dilaknat karena telah menggoda Adam as.
7.      Para pendeta mereka membolehkan persetubuhan dengan wanita selain kerabat.
Begitulah menurut keyakinan mereka. Wanita adalah makhluk hina dina dengan segala kerendahan dan kesengsaraan yang wanita alami saat itu.

B.     Wanita dalam pandangan nasrani
Masuknya agama Nasrani ke Eropa, kemudian mencoba merubah tatanan masyarakat barat yang sedang mengalami krisis moral dan kemungkaran yang sangat menjadikan wanita rendah hingga dalam tingkatan lebih rendah dari binatang. Namun solusi yang diberikan tidak dapat mencegah kenyataan menyedihkan ini. Mereka menempuh jalan dengan memberikan batasan yang berlebihan pada satu sisi amun memerang fitrah manusia pada sisi yang lainnya,
Diantara pandangan mereka tentang wanita adalah :
1.      Wanita adalah biang keladi dari berbagai kemaksiatan. Akar dari kejahatan dan dosa. Adalah satu pintu dari pintu jahannam, karena mendorong laki-laki berbuat dosa.
2.      Salah seorang pemuka nasrani bernama Tirtolian berkata: “Wanita adalah pintu setan ke dalam jiwa manusia. Wanita pulalah yang mendorong seseorang mendekati pohon yang dilarang. Melanggar aturan Allah dan suka menggoda laki-laki.
3.      Mereka berpendapat bahwa berhubungan badan dengan wanita adalah najis sekalipun ditempuh dengan jalan yang benar (menikah), sehingga mereka memandang bahwa hidup sebagai biarawati merupakan ukuran luhurnya akhlak seseorang dan dalam sebuah buku dikatakan: “Mereka meyakini bahwa ada yang disebut “dosa asal” diciptakan oleh manusia yang pikirannya sarat dan seks, penulis ‘Mazmur’ menyatakan bahwa ”Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.“ (Mazmur {51} : 7)[2]
4.      Mereka melarang perceraian dalam agama mereka, sekalipun kehidupan rumah tangga mereka laksana neraka.

C.    Wanita dalam arab jahiliyah
Dalam masa ini, bangsa arab telah jauh dari agama tauhid yaitu ajaran nabi Ibrahim. Mereka telah menyimpang jauh dari koridor syari’at. Mereka menyembah berhala. Dalam kondisi ini wanita dalam puncaknya kehinaan yang sudah tidak layak lagi disandang makhluk bernama manusia, diantaranya:
1.      Mereka tidak memiliki hak sekalipun untuk mengungkapkan pikirannya dalam seluruh permasalahan hidupnya
2.      Mereka tidak berhak mendapatkan harta warisan.
Umar bin khatab berkata:”Demi Allah, semasa jahiliyah kami tak pernah menganggap wanita punya kedudukan apapun, hingga Allah menurunkan ayat-ayat tentang mereka dan menetapkan bagi mereka harta warisan”[3].
3.      Mereka tidak diperkenankan mengajukan usul tentang calon suaminya.
4.      Seorang anak laki –laki diperkenankan melarang janda dari ayahnya menikah, dan ibunya diharuskan memberikan apa yang ia dapat dari ayahnya, dan diperbolehkan sang anak menikahi sang ibu atau menikahkannya dengan orang lain dan maharnya diberikan kepadanya (anak laki-laki ). Dari Ibnu Abbas berkata: “Orang arab dahulu apabila ada seseorang yang bapaknya mati atau pamannya maka dia lebih berhak terhadap istri ayahnya, jika dia mau menahannya atau mengurungnya sehinga dia dapat menebus maharnya atau dia mati sehingga si anak akan pergi dengan membawa hartanya.”[4]
5.      Bangsa arab tidak mengenal batasan pernikahan. Tak ada hitungan saat cerai dilontarkan. Ada empat macam pernikahan yang diriwayatkan oleh ummul mukmini Aisyah ra dalam shahih bukhari muslim:
1)      Seseorang lelaki yang melamar seseorang wanita kemudian memberikan mahar lalu menikahinya.
2)      Menyuruh istri untuk pergi ke seorang lelaki untuk digauli, lalu sang suami tidak menyentuhnya hingga memastikan istrinya hamil dari lelaki tadi. Apabila istrinya hamil barulah ia menggaulinya, tujuannya agar mendapatkan anak yang berketurunan bangsawan nikah semacam ini disebut sebagai nikah istibdha’.
3)      Sekelompok lelaki yang menggauli seseorang wania yang sama, hingga tatkala hamil, maka wanita itu memanggil para lelaki tadi dan mereka tak kuasa menolaknya dan berkata ”Kalian telah mengetahui apa yang kalian lakukan padaku, dan aku telah melahirkan, ini adalah anakmu wahai fulan” dia sebut seseorang yag disukai diantara laki-laki tersebut, kemudian ia serahkan anak itu kepada lelaki yang ia tunjuk.
4)      Wanita yang mau digauli oleh lelaki manapun, yaitu para pelacur yang memasang tanda di pintu mereka sebuah tanda pengenal bagi siapa yang ingin menggaulinya, manakala ia hamil lalu melahirkan, dipanggilnya semua orang yang pernah menggaulinya, kemudian anak itu diserahkan kepada yang paling mirip dengannya sedangkan dia tak kuasa menolak.[5]

6.      Mereka merasa kecewa dan sempit dadanya jika istrinya melahirkan anak perempuan, sebagaimana Allah berfirman:
Dan apabila dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya dan dia sangat marah, dia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya, apakah dia akan memeliharanya dengan kehinaan ataukah akan mengubura kedalam tanah (hidup-hidup) ketahuilah, alangkah buruknya apa yang telah mereka tetapkan itu. (QS an-Nahl: 58-59)
a.       Faktor-faktor penguburan anak perempuan
Diantara adat istiadat mereka yang paling buruk adalah mengubur anak perempuan hidup-hidup. Tujuannya untuk menjaga kehormatan dan takut mendapat aib karena mereka adalah ahli tempur dan perang yang menyerahkan anak-anak perempuan untuk menebus tawanan. Yang paling dikenal dalam hal mengubur anak perempuan hidup-hidup adalah Bani Kindah dan  Bani Tamim. Diceritakan pula dalam beberapa riwayat bahwa kabilah pertama yang mengubur anak perempauan adalah kabilah Rabi’ah. Suatu ketika sekelompok kaum di Arab cemburu terhadap kabilah Rabi’ah dan mereka menawan seornag gadis anak raja mereka. Maka mereka meminta agar gadis tersebut dikembalikan. Setelah diadakannya perjanjian agar sang gadis sendiri yang memilih apakah kembali kepada kaumnya ataukah ikut bersama yang menwannya, ternyata gadis tersebut memilih ikut bersama orang yang menawannya. Rajapun murka dan ia membuat peraturan agar kaumnya mengubur anak perempuan mereka hidup-hidup. Merekapun takut hal itu terulang kembali,[6]
Adapula yang menguburkan anak perempuannya karena tempat yang tandus, kurangnya pendapatan dan kebutuhan yang banyak serta takut akan kemiskinan. Dan diantara kabilah-kabilah tersebut ada yang mengubur anak-anak perempuan hanya karena suatu penyakit padanya seperti sakit gigi atau lumpuh. Dan hal itu mereka lakukan dengan berat, kesedihan hati dan menetekan air mata.[7]

D.    Wanita dari pandangan beberapa negara
1.      Menurut masyarakat Cina kuno, wanita dianggap “makhluk najis hasil perbuatan setan”, ia tak ubahnya seperti barang loakan yang dijual dipasar hak-haknya dirampas, tak ada warisan baginya, dan tak boleh menggunakan harta.
2.      Adapun di India, sebagaimana di tuturkan Gustav labon:
“Wanita menganggap suaminya adalah titisan Tuhan di bumi. Mereka yang belum bersuami atau janda dianggap sebagai makhluk buangan oleh masyarakat hindu, yang artinya sejajar dengan binatang. Diantara janda malang tersebut ialah gadis yang ditinggal mati suaminya di usia muda. Kematian seorang laki-laki Hindu merupakan petaka besar bagi istrinya. Karena ia tak kan mampu melanjutkan hidupnya setelah itu. Seorang wanita hindu yang menjanda akan berkabung selamanya. Ia tak dianggap sebagai manusia. Pandangannya dianggap sebagai kesialan, dan semua yang disentuhnya dianggap najis. Yang terbaik baginya ialah mencampakkan dirinya dalam api, sebagaimana jasad suaminya dibakar Sebab jika tidak, ia harus menanggung kehinaan penderitaan yang melebihi siksa api.”
3.      Pada tahun 586 M, masa remaja Rasulullah Salaallahu Alahi Wa Sallam, orang-orang Prancis mengadakan muktar untuk membahas, “Apakah wanita termasuk wanita atau bukan?? Apakah ia memiliki ruh atau tidak?? Kalau ia memiliki ruh, apakah ia sederajat dengan laki-laki?? Akhirnya mereka memutuskan bahwa wanita adalah manusia akan tetapi ia diciptakan untuk menjadi pelayan laki-laki saja.
4.      Di Inggris ketika raja Henry V11 berkuasa, parlemen Inggris mengeluarkan keputusan melarang wanita untuk membaca kitab Perjanjian Baru” alias Bible karena ia dianggap najis. Bahkan Undang-Undang Ingris hingga tahun 1805 masih memperbolehkan suami menjual istrinya. Undang-undang menetapkan harga jual istri adalah 6 pence (setengah shilling).

2.     Wanita setelah islam muncul.
Islam datang untuk mengeluarkan wanita dari kegelapan dan kekejaman jahiliyah kepada cahaya dan keadilannya. Islam datang untuk melarang setiap bentuk kezaliman,baik terhadap wanita maupun yang lainnya. Islam mengharamkan mengubur bayi perempuan. Bahkan memerintahkan sang ayah untuk menyembelih seekor domba sebagai rasa syukur kepadaNya.
Islam menetapkan hak waris bagi kaum wanita. Islam menetapkan baginya hak mulia sebagai seorang ibu, atau hak untuk dipergauli dengan baik dan nafkah sebagai istri, dan hak mendapat kasih sayang dan pendidikan yang baik sebagai puteri. Islam memberikan hak pilih gadis atau janda untuk memilih calon suaminya. Islam menetapkan talak bagi suami. Istripun diberikan hak khulu’  untuk membebaskan dirinya dari suami yang tidak bertanggung jawab,[8]
Islam mengakui adanya perbedaan biologis dan psikologis antara lelaki dan perempuan. Oleh karena itu islam merumuskan hak-hak dan kewajiban-kewajiban mereka sesuai dengan karakter fisik dan mentalnya masing-masing. Hak-hak perempuan atas tiga prinsip, yaitu:
1.      Otoritas yang diberikan kepada lelaki ada batasannya dan tidak disalahgunakan, agar hubungan sang pengatur dan yang diatur tidak berubah menjadi hubungan antara tuan dan budak.
2.      Perempuan diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan alaminya secara maksimal dalam kerangka kehidupan sosial, sehingga mereka berperan aktif dalam pembangunan peradaban manusia.
3.      Memberikan kesempatan perempuan untuk meraih kedudukan sesuai kodratnya. Tidak baik bagi perempuan untuk memasuki dunia laki-laki karena mereka tidak akan berhasil dalam dunia laki-laki[9]
Sebab kaum jika kaum wanita masuk ke dalam dunia laki-laki bisa jadi ia akan dipermainkan oleh laki-laki yang notabene diciptakan dengan dua akal satu perasaan. Sedangkan wanita diciptakan dengan dua perasaan dan satu akal, sehingga terciptalah sebuah kebutuhan antara satu sama lain tanpa harus merendahkan satu sama lain.
            Jika kita tarik garis antara perlakuan ummat jahiliyah dengan ummat setelah Nabi Muhammad diangkat menjadi nabi maka kita akan mendapatkan poin penting untuk perbandingan atas ummat-ummat yang lain, diantaranya:
1.      Islam meninggikan derajat wanita. Mereka memiliki hak berpendapat. Mereka diperbolehkan mengajukan pendapat apabila mereka merasa ada yang ganjal sebagaimana diceritakan dalam sebuah hadits: Suatu ketika Asma’ mendatangi Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya adalah utusan bagi seluruh wanita muslimah yang di belakangku, seluruhnya mengatakan sebagaimana yang aku katakan dan seluruhnya berpendapat sesuai dengan pendapatku. Sesungguhnya Allah mengutusmu bagi seluruh laki-laki dan wanita, kemudian kami beriman kepada anda dan membai’at anda. Adapun kami para wanita terkurung dan terbatas gerak langkah kami. Kami menjadi penyangga rumah tangga kaum laki-laki dan kami adalah tempat menyalurkan syahwatnya. Kamilah yang mengandung anak-anak mereka. Akan tetapi kaum laki-laki mendapat keutamaan melebihi kami dengan shalat Jum’at, mengantarkan jenazah, dan berjihad. Apabila mereka keluar untuk berjihad, kamilah yang menjaga harta mereka dan mendidik anak-anak mereka. Maka apakah kami juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka dapat dengan amalan mereka?” Mendengar pertanyaan tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menoleh kepada para sahabat dan bersabda, “Pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang wanita tentang agama yang lebih baik dari apa yang dia tanyakan?” Para sahabat menjawab, “Benar, kami belum pernah mendengarnya ya, Rasulullah!” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Kembalilah wahai Asma’ dan beritahukan kepada para wanita yang berada di belakangmu, bahwa perlakuan baik salah seorang di antara mereka kepada suaminya, upayanya untuk mendapat keridhaan suaminya, dan ketundukkannya untuk senantiasa mentaati suami, itu semua dapat mengimbangi seluruh amal yang kamu sebutkan yang dikerjakan oleh kaum laki-laki.” Maka kembalilah Asma’ sambil bertahlil dan bertakbir merasa gembira dengan apa yang disabdakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. (HR. Muslim)
2.      Islam memberikan hak waris kepada istri, anak perempuan, nenek hingga saudari perempuan dengan bagiannya masing-masing, sebagaimana termaktub dalam kitab fara’idh
3.      Islam memberikan hak kepada wanita dalam memilih calon suami
4.      Islam memberikan hak khulu’ kepada wanita,dengan syarat-syarat tertentu
5.      Islam membolehkan pernikahan yang suci ,dan jika lelaki bisa berlaku adil maka boleh baginya menambah hingga 4 wanita  dan melarang perzinahan.
6.      Islam menjunjung tinggi peran ibu dalam kehidupan seorang anak sebagaimana tertera dalam sebuah hadits ”Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
7.      Islam melindungi wanita dengan penggunaan hijab yang dapat melindunginya dari pelecehan seksual, serta mata yang di hatinya ada penyakit.
Di masa ini, dimana setiap orang semakin mengedepankan akal mereka, sehingga banyak syubhat yang dengan begitu lihainya mengacak kehidupan fitrah wanita, sehingga ketika wanita memandang syari’at mereka hanya melihat bahwa gambaran  syari’at islam adalah hal kuno yang harus diubah, diantara pemahaman nyeleneh yang kini di pakai wanita adalah:
1.      Jilbab sebagai tradisi arab yang begitu mengekang
Benarkah, jilbab adalah pengekang kehidupan seorang wanita??
Menutup aurat adalah sebuah perlndungan dari Allah kepada manusia bernama wanita ini. Dengannya wanita bisa lebih menghormati dirinya dengan perasaan malu yang tertanam dalam dirinya. Begitupun dengan kewajiban berjilbab adalah perintah Allah yag sama sekali bukan dengan tujuan mengekang. Justru dengan jilbab wanita lebih mengangkat harkat martabatnya sebagai wanita sebagaimana firman Allah”Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah Maha Pengampuan lagi Maha Penyayang.” (QS al –Ahzab:59)
Dengan berjilbab, kita akan terdorong untuk meninggalkan tempat-tempat maksiat. Namun jika ketika berjilbab kita tetap terjerumus ke dalam kenistaan. Maka bukan jilbabnya yang kita salahkan tapi orangnya. Sebaliknya jika ada perempuan baik namun tidak berjilbab, maka bukan karena tidak berjilbab dia baik, tapi karena dasarnya ia sudah menjadi wanita yang baik, sehingga alangkah lebih baik lagi jika ia berjilbab.
Dengan berjilbab kita akan cenderung bergaul  dengan mereka yang berpenampilan sama (wanita wanita shalihah), karena itu adalah tabiat manusia, dimana Rasulullah Shalaallahu Alaihi Wasallam bersabda Ruh-ruh itu bermacam-macam dan saling berkumpul jika cocok satu sama lain mereka akan saling mencintai. Jika saling bersebrangan mereka akan saling membenci”
Al-Ghazali berkata: berteman dan bergaul dengan orang tamak akan mewariskan sifat tamak, sedang beteman dan bergaul dengan orang Zuhud akan mewariskan sikap zuhud, karena tabiat manusia cenderung saling meniru dan mengikuti,bahkan menjadi sama tanpa disadari[10]
Dengan memakai jilbab, kita menunjukkan kepada musuh-musuh islam bahwa propaganda yang mereka sulut untuk menghancurkan Islam adalah sia-sia belaka. Dengannya kita mampu menjadi wanita muslimah yang dapat dikenali, dihormati privasinya dan dihargai kesantunannnya
2.      Poligami
Perang ghazwul fikri telah dimuli, di mana para musuh Islam telah putus asa untuk mencari jalan kemenangan lewat peperangan nyata. Mereka telah tertekan dengan karamah yang telah Allah berikan kepada mujahidin dengan bantuan malaikat, sehingga hadirlah ide-ide mereka untuk menjerumuskan fikiran kaum muda-mudi sehingga mereka berani mencela agama mereka sendiri, menganggap islam harus diperbarui. Begitupun tentang permasalah poligami, tidak sedikit kaum muslim yang kontra terhadap hal ini. Bahkan menganggap hal ini sebagai ketidak adilan terhadap wanita. Namun sejenak kita coba perhatikan sebuah cerita yang saya rasa cukup menyibak bayangan mengerikan tentangnya. Tentang keadilan Islam dalam memandang wanita.
Diceritakan: Khalifah Abu Ja’far Al Manshur berseteru dengan istrinya. Ia ingin menikah lagi, sementara istrinya tidak setuju. Istrinya merasa terpukul dan marah. Kendati Khalifah berdalih bahwa pernikahan dengan istri kedua tidak melanggar perintah Allah, sang istri tetap tidak mau dimadu. Bahkan, istrinya ingin masalah ini diselesaikan oleh Imam Abu Hanifah.
Abu Ja’far setuju. Ia yakin ia akan menang karena menurutnya, dalil poligami sangat jelas. Ia pun berharap, fatwa Imam Abu Hanifah akan membuat istrinya mendukung keinginannya berpoligami. “Silahkan engkau bicara, wahai amirul mukminin” Imam Abu Hanifah mempersilahkan Abu Ja’far. “Wahai Abu Hanifah, berapa wanita yang halal dinikahi, dipoligami?” Ia langsung pada pertanyaan inti, berharap memperoleh jawaban kunci dari masalahnya. “Empat.Jawab Imam Abu Hanifah.
“Apakah boleh seseorang mengatakan hal yang tidak sesuai dengan itu?” “Tidak.” “Apakah kamu mendengar jawaban itu, wahai istriku?” Kata Abu Ja’far sambil memandang istrinya dengan wajah suka ria. “Allah menghalalkan hukum (poligami) ini hanya untuk orang-orang yang adil, wahai amirul mukminin.” Sergah Imam Abu Hanifah menjelaskan jawabannya, “Bagi mereka yang tidak adil atau takut berlaku tidak adil, maka seharusnya jangan beristri lebih dari satu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً

“Maka jika kamu takut (tak bisa berlaku adil), maka hendaklah (menikah dengan istri) satu saja” (QS. An Nisa’ : 3)
Mendengar jawaban ini, Abu Ja’far marah. Ia tak menyangka, fatwa yang diterimanya justru menghalanginya dari poligami. Ia memang mengetahui Imam Abu Hanifah adalah ulama yang tegas, tapi ia tak menyangka jika khalifah seperti dirinya pun tak mampu mempengaruhinya. Imam Abu Hanifah begitu berani terang-terangan menyatakan bahwa dirinya tidak adil padahal dirinya adalah seorang khalifah. Tak menunggu lama, Abu Hanifah pun keluar dari ruang sidang. Berjalan dengan penuh wibawa.[11]
Dari sini kita bisa ambil kesimpulan, bahwa hanya orang-orang yang berlaku adillah yang boleh berpoligami. Bahkan Allah akan mengancam bagi para suami yang lebih condong kesalah satu istri sebagaimana tertulis dalam hadits Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa mempunyai dua orang istri,lalu ia condong kepada salah seorang diantara keduanya, maka pada hari kiamat ia akan datang dalam keadaan salah satu pundaknya lumpuh miring sebelah” (HR Tirmidzi)
Dari sini kita bisa ambil kesimpulan, bahwa dalam realita yang ada justru yang paling dibebani disini adalah kaum lelaki dimana ada pepatah mengatakan “berani berbuat, berani bertanggung jawab” dimana tanggung jawab lelaki menjadi lebih banyak dan tentunya lebih berat .[12]
            Bisa dibayangkan, hari kiamat semakin dekat dimana para wanita lebih banyak daripada lelaki di seluruh dunia dimana disebutkan dalam hadits: Dari Anas Ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Di antara tanda tanda kiamat adalah berkurangnya ilmu, munculnya kebodohan, tersebarnya perzinahan, banyak wanita, dan sedikitnya laki laki sehingga lima puluh wanita mempunyai satu laki laki” (HR Bukhari)
Jika demikian maka poligami adalah suatu hal yang amat dibutuhkan bagi wanita, bayangkan jika anda adalah wanita yang tidak mendapatkan seorang lelakipun. Maka apa yang akan anda rasakan ??? Relakah kamu melihat muslimah lebih memilih menyalurkan hasratnya tanpa hubungan yang halal??? Relakah melihat seorang gadis yang tak mendapatkan jodohnya hingga diakhir kepala 4 nya?? Jika itu anda, apakah yang anda rasakan??? Maka dari itu, begitu besar hikmah poligami yang realitanya masih membuat wanita muslimah menjauhinya, padahal jelas-jelas banyak pahala yang diambil oleh wanita diantaranya:
a)      Menghindari muslimah dalam berbuat perzinahan
b)      Menghindari suami dari berbuat perzinahan
c)      Ganjaran yang agung atas keikhlasan dan kesabarannya.
Masih banyak lagi hikmah yang terkandung didalam syari’at diperbolehkannya berpoligami, syariat dari Rabb yang tak kan pernah mendzolimi hambaNya ini.

3.      Emansipasi wanita.
Salah satu penyebab hal ini adalah adanya “pandangan sebelah mata” dan  berbagai macam anggapan buruk serta citra negatif yang dilekatkan kepada mereka (kaum wanita). Perlakuan buruk dari zaman ke zaman yang mereka dapat. Sebagaimana halnya paderi-paderi gereja menuding perempuan sebagai sumber malapetaka dan pembawa sial, biang keladi kejatuhan Adam dari syurga, dan masih banyak lagi kasus pelecehan dan perbudakan di era barat yang menikam kaum wanita, hingga terlahirlah  gebrakan emansipasi wanita ke seantero eropa, tercatat tokoh-tokoh semisal Ckara Zektin (1857-1933) di Jerman, Helene Brion di Perancis, mereka menuntut adanya hak pendidikan dan politik bagi kaum wanita. Menuntut reformasi hukum yang tidak merugikan wanita. Di lingkungan kerja mereka menuntut pembagian gaji dan penugasan  tanpa mengenal jenis kelamin. Pemerintah diminta mendirikan tempat-tempat penitipan dan pengasuhan anak, dan agenda emansipasi berikutnya adalah bagaimana mereka keluar dari cengkraman lelaki. Namun gerakan feminis di Barat mulai memunculkan feminis-feminis radikal, yang bersifat anti laki-laki, mencemooh perkawinan, merayakan lesbian yang justru menodai reputasi gerakan tersebut  hingga banyak reaksi tajam dari berbagai pihak karena dianggap mengebiri lelaki, menyuburkan pergaulan sesama jenis yang justru terbukti merusak sendi-sendi masyarakat dan mengahancurkan nilai-nilai keluarga.
Jika kita membandingkan dengan pandangan Islam tentang emansipasi wanita maka kita akan melihat dan menyadari tidak ada satu ayatpun dalam al-qur’an yang menampakkan pandangan sebelah mata kepada kaum wanita. Begitupun pandangan al-qur’an tentang Adam dan Hawa di mana lafadznya selalu menekankan kedua belah pihak, dengan menggunakan kata ganti untuk dua orang (yaitu ”huma, atau kuma”), disamping itu, bukannya Adam dan Hawa yang disalahkan melainkan setan yang menggoda mereka. Begitupun penderajatan, dimana derajat lelaki dan wanita sama. Derajat mereka bukan ditentukan oleh jenis kelamin melainkan dengan kadar iman dan amal shaleh yang mereka punya. Dalam kehidupan rumah tanggapun tak jauh berbeda. Masing-masing dari mereka mempunyai peran tersendiri dan tanggung jawab yang berbeda, dan dalam skala yang lebih besar laki-laki dan perempuan dituntut untuk berperan aktif dalam melaksanakan ama ma’ruf nahi mungkar serta berlomba-lomba dalam kebaikan, DR. Lois Lamya, mengatakan ”mungkin benar,gerakan feminis dilngkungan muslim hanya akan berhasil bila tetap mengacu pada ajaran islam)al-qur’an dan as sunnah)[13]

Kesimpulan
Kita bisa melihat bagaimana gagalnya para ummat terdahulu yang meninggalkan tauhid dalam memakmurkan kehidupan manusia. Bagaimana rusaknya teori-teori mereka dalam membentuk sebuah kehidupan yang selaras bagi wanita dan lelaki jika tanpa syari’at islam. Rusaknya pola fikir kaum barat dari sikap terlalu merendahkan hingga berujung pemberontakan yang begitu adikal pula. Dari sini kita bisa tarik garis lurus. Sungguh, hanya Islam lah agama yang begitu adil dimana Telah turun begitu banyak ajaran dari langit dari zaman Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad saw, yang turun dari Rabb yang Maha sempurna lagi Maha Pencipta. Di mana telah ditulis olehNya dalam kitab lahul mahfudz segala takdir ummat manusia. Ia menciptakan manusia tidaklah sia-sia sebagaimana Allah berfirman ”Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mukminun: 115)
Ia menjadikan manusia memiliki akal dan nafsu. Ia bentuk Manusia dengan tujuan yang jelas sebagaimana Allah berfirman, “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz-Dzariyat: 56)”.
Diturunkan dariNya kitab-kitab pedoman  dari zabur hingga Al-qur’an. Dengan ini kita bisa melihat bahwa hanya agama Islam dan syari’atNya lah yang paling memakmurkan kehidupan di bumi ini. Ia tetapkan segala urusan wanita dan laki-laki sesuai fitrahnya masing-masing. Karena Ia yang paling mengerti tentang ciptaanNya. Ia yang paling tahu apa yang terbaik bagi HambaNya. Lalu apakah kita sebagai seorang hamba dengan begitu beraninya melanggar seluruh peraturan yang sebenarnya untuk diri kita sendiri?Kita  yang kerdil lagi hina berani menentang hukum yang telah dibuatNya yang mengikuti fitrah kita? Sungguh, hukum Allah mustahil akan mendzalimi, Maha besar Allah dalam penjagaannya kepada hambaNya yang bertaqwa dan berserah diri.

Waallahumusta’an.............

Daftar pustaka

Al-Qur’an karim
Arif,syamsudin,Orientalis dan diabolisme pemikiran,2008
Kisah hikmah(com)
Al-hamd,muhammad bin ibrahim, 32 dosa suami yang meresahkan istri,solo,2009
Baswedan,sufyan bin fuad,Lautan mukjizat dibalik balutan jilbab,2007
Rahman,Afzalur,Ensiklopedi ilmu dalam al qur’an, 1981
Asy-syalabi,mahmud mahdi, Mereka adalah para shahabiyah,2006






[1] Mereka adalah para shahabiat
[2] Ensiklopedi ilmu dalam a qur’an
[3] Lautan mukjizat dibalik balutan jilbab
[4] Jami’ul bayan fii tafsiril qur’an
[5] Diriwayatkan oleh dua jalur al-bukhari dalam bab nikah dan Dawud dalam bab ath-thalaq
[6] Lihat tafsir Ruhul Ma’ani dan Tariikhul ‘Arab Qobla Islam
[7] Mereka adalah para shahabiat
[8] Lautan Mukjizat Di Balik Balutan Jilbab
[9] Ensiklopedi ilmu dalam al qur’an
[10] Tuhfatul ahwadz ,oleh al-mubarakfuri
[11] Kisah hikmah(com)
[12] 32 dosa suami yang meresahkan istri
[13] Orientalis  dan  diabolisme pemikiran.

0 komentar:

Posting Komentar