Sabtu, 27 Februari 2016

Multiple Intelligences


Zaman kian berubah. Namun, metodologi pendidikan yang dipakai oleh para pendidik tak ubahnya berkembang. Padahal era hari ini adalah era informasi. Orang dengan mudahnya mendapatkannya hanya dengan sekali ‘klik’.
Bangsa yang kuat berasal dari masyarakat yang kuat. Dan keluarga yang kuat berasal dari pendidikan yang benar yang diajarkan kepada generasi penerusnya.
Alam yang rumit dan unik yang telah tercipta hanya menjadi saksi bisu atas semuanya. Allah menciptakan manusia dengan sebaik baik ciptaan. Setiap dari mereka memiliki kelebihan dan keunikan masing masing sehingga saling melengkapi satu dengan yang lain. Meminjam istilah Munif Chatib, kemampuan mereka seluas samudra. Banyak potensi yang terpendam di dalam dirinya, seperti halnya samudra dengan berbagai potensi kekayaan alamnya. Tinggal para orang tua atau pendidiklah yang harus melakukan discovering ability. Yaitu menggali kemampuan mereka walaupun sekecil debu sehingga mereka para pendidik menyadari bahwa kemampuan anak seluas samudera.
Ketika kita melihat Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Al Idrisi, Al Khawarizmi, Ibnu Batutta, Al Farabi, Al Battani, Ibnu Hayyan, Ibnu Sina, Felix Y Siauw, Bill Gates. Siapakah yang paling cerdas diantara mereka ? Ya. Setiap dari mereka memiliki kecerdasan di bidang masing-masing.
Kecerdasan tidak semata-mata diukur dengan hasil tes IQ. Memang dalam dunia psikologi, dengan menggunakan tes IQ, kita bisa mendapatkan skor tertentu yang menunjukkan kecerdasan intelektual. Namun, tes IQ hanya mengandalkan cerdas logis matematis dan linguistik saja. Padahal, kecerdasan tidak terbatas pada itu saja. Mengenal dan mengembangkan potensi diri yang telah ada di dalam diri kita hingga ke titik optimal untuk mencapai keberhasilan hidup di dunia dan di akhirat, itulah yang dimaksud cerdas.

1.      DEFINISI CERDAS
a.       Kamus Oxford mendefinisikan kecerdasan (intelligence) sebagai: “Kemampuan untuk belajar, mengerti dan bernalar; kemampuan mental”.
b.      Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai:
1)      Kemampuan untuk memecahkan masalah.
2)      Kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan.
3)      Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat.
Sementara itu, Islam mendefinisikan kecerdasan yaitu kesiapan manusia dalam menghadapi kematian. Manusia tidak akan pernah mengetahui kapan ajal menjemput. Itu adalah rahasia Allah. Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dengan bekal amal shalih yang bersandar pada Al-Qur’an dan as-Sunnah akan menuntun manusia menuju alam keabadian yang baik, kehidupan sesungguhnya, kehidupan setelah kematian.
Secerdas apapun manusia dalam hal dunianya yang fana, tidak mempersiapkan diri menuju kehidupan yang abadi, maka ia akan menjadi manusia yang merugi selama-lamanya.

2.      KEANEKARAGAMAN KECERDASAN
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Kemampuan anak adalah seluas samudra, banyak potensi yang terpendam di dalam dirinya, seperti halnya samudra dengan berbagai potensi kekayaan alamnya. Berbagai potensi terpendam merupakan harta karun orang tua yang ada dalam diri anak, yaitu kecerdasan majemuk atau multiple intelligences.
Teori mengenai kecerdasan majemuk (multiple intelligences) yang dikemukakan oleh Dr. Howard Gardner seorang psikolog dan co-director pada Project Zero, sebuah kelompok riset di Harvard Graduate School of  Education, dalam bukunya yang berjudul “Frames of Mind: the theory of multiple intelligences” pada tahun 1983, menyebutkan bahwa setiap anak punya kecenderungan kecerdasan dari sembilan kecerdasan, yaitu:
(1)Kecerdasan linguistik.
(2)Kecerdasan logis-matematis.
(3)Kecerdasan intrapersonal.
(4)Kecerdasan interpersonal.
(5)Kecerdasan musikal.
(6)Kecerdasan visual-spasial.
(7)Kecerdasan kinestetis.
(8)Kecerdasan naturalis.
(9)Kecerdasan eksistensial.

Berikut penjelasannya
(1)   Kecerdasan Linguistik (Cerdas Bahasa)
         Kemampuan berpikir dalam bentuk kata-kata, menggunakan bahasa untuk mengekspresikan, dan menghargai makna yang kompleks.
         Membaca, menulis, bercerita, presentasi, diskusi, menjadi pendengar yang baik, mengedit dan menyempurnakan tulisan adalah diantara kegiatan yang disukai oleh mereka yang memiliki kecerdasan linguistik.
(2)Kecerdasan Logis-Matematis (Cerdas Logika Matematika)
Kemampuan dalam berhitung, mengukur dan mempertimbangkan proporsi dan hipotesis serta menyelesaikan operasi-operasi angka-angka juga termasuk kemampuan berpikir logis, memecahkan masalah, dan kemampuan mengenali pola dan hubungan.
Perhitungan, membuat grafik, menganalisis data, bereksperimen, belajar melalui cara argumentasi dan penyelesaian masalah, menganalogikan sesuatu, rasional dalam menyelesaikan masalah adalah diantara kegiatan yang disukai oleh mereka yang memiliki kecerdasan logis matematis.
(3)Kecerdasan Intrapersonal (Cerdas Diri)
         Kemampuan membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan pengetahuan semacam itu dalam merencanakan dan mengarahkan kehidupan seseorang. Anak belajar melalui perasaan, nilai-nilai dan sikap.
         Motivasi diri, menulis apa yang dia alami dan rasakan, saling menasihati, belajar melalui perasaan dan sikap, belajar mandiri, melihat sekitar, menyadari setiap tindakan, dan mengenal emosi diri adalah diantara kegiatan yang disukai oleh mereka yang memiliki kecerdasan intrapersonal.
(4)Kecerdasan Interpersonal (Cerdas Bergaul)
         Kemampuan memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif yang memungkinkan kita bisa memahami dan berkomunikasi, membentuk,  menjaga hubungan dengan orang lain serta mengetahui berbagai peran yang terdapat dalam suatu kelompok.
         Suka bergaul, bersimpati dan empati terhadap orang lain, saling berbagi dengan teman, belajar lewat interaksi dengan orang lain, mengenali sekitar adalah diantara kegiatan yang disukai oleh mereka yang memiliki kecerdasan interpersonal.
(5)Kecerdasan Musikal (Cerdas Musik)
         Kemampuan seseorang yang punya sensitivitas pada suara, pola titik nada, melodi, ritme, dan nada baik auditori maupun melibatkan semua fungsi panca indra.
         Bernyanyi, bersenandung, mendengarkan suara alam, mencipta lagu adalah diantara kegiatan yang disukai oleh mereka yang memiliki kecerdasan musikal.
(6)Kecerdasan Visual-Spasial (Cerdas Ruang dan Gambar)
         Cara pandang dalam proyeksi tertentu dan kapasitas untuk berpikir dalam tiga cara dimensi yang memungkinkan seseorang untuk melakukan eksplorasi imajinasi, misalnya modifikasi bayangan suatu obyek dengan melakukan percobaan sederhana.
         Melukis, memadukan warna, mendesain, suka berimajinasi, belajar secara visual, suka menggunakan simbol dalam belajar, belajar secara visual dan mengumpulkan ide-ide berekreasi, dan menyupir adalah diantara kegiatan yang disukai oleh mereka yang memiliki kecerdasan visual spasial.
(7)Kecerdasan Kinestetis (Cerdas Tubuh Jasmani)
Kemampuan belajar lewat tindakan dan pengalaman melalui praktek langsung seperti lingkungan tempat dia bisa memahami sesuatu lewat pengalaman nyata, kemampuan bergerak di sekitar objek dan keterampilan-keterampilan fisik yang halus dan kemampuan mengolah tubuh ke dalam bentuk gerakan tertentu.
Bergerak dalam belajar, belajar dengan praktek, senam, berpetualang, outbond, belajar dengan interaksi lingkungan adalah diantara kegiatan yang disukai oleh mereka yang memiliki kecerdasan kinestetis.
(8)Kecerdasan Naturalis (Cerdas Alam)
         Jenis kecerdasan yang erat berhubungan dengan lingkungan, flora dan fauna, yang tidak hanya menyenangi alam untuk dinikmati keindahannya. Akan tetapi, sekaligus juga punya kepedulian untuk kelestarian alam tersebut.
         Mendaki gunung, belajar di alam terbuka, meneliti gejala alam, berwisata alam, mengoleksi tumbuhan, memelihara hewan, mengindentifikasi bahan yang bersumber dari alam adalah diantara kegiatan yang disukai oleh mereka yang memiliki kecerdasan naturalis.
(9)Kecerdasan Eksistensial (Cerdas Spiritual)
         Kecerdasan eksistensial adalah cerdas menyiapkan diri menghadapi kematian. Muhasabah, mengambil pelajaran dari peristiwa kematian adalah diantara kegiatan yang disukai oleh mereka yang memiliki kecerdasan eksistensial.

Setiap anak memiliki variasi potensi masing-masing. Ada yang memiliki satu kecerdasan yang dominan atau bahkan lebih. Jadi, tak ada manusia yang bodoh. Setiap dari mereka mempunyai kelebihan dalam bidangnya masing-masing.
Dan ingat semua teori kecerdasan ini tidaklah mutlak. Artinya masih banyak jenis kecerdasan yang lain yang mungkin akan ditemukan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seyogyanya, para pendidik memahami betapa banyak kemampuan yang dimiliki setiap anak didiknya. Hal ini sangat penting agar bisa memotret sosok sejati anak dan juga kecerdasannya.Gali kemampuan mereka dan katakan kepada mereka kamu bisa !

Writted by : Ni'ma Izzah

0 komentar:

Posting Komentar