Minggu, 12 Juni 2016

Urgensi Guru Berkualitas Bagi Anak Didik



BAB I
PENDAHULUAN
1.        Latar belakang
Guru merupakan peran terpenting di sebuah lembaga pendidikan. Ia berperan sebagai manager utama sebuah lembaga pendidikan. Ia pula yang berperan aktif dalam proses belajar mengajar di sekolah. Tak hanya berperan dalam proses transfer ilmu, akan tetapi ia juga berkewajiban untuk mendidik mereka agar menjadi generasi yang berkualitas. Dengan itu tentunya dibutuhkan pula seorang guru yang berkualitas dalam pendidikan tersebut. 

Menjadi seorang guru yang berkualitas bukan sekedar menyandang gelar yang tinggi. Akan tetapi, seorang guru yang berkualitas adalah guru yang dapat mendidik anak didiknya menjadi manusia-manusia yang berwawasan tinggi dan berkarakter. Sebuah pekerjaan yang sulit, namun pekerjaan ini sangat mulia.
Di era globalisasi ini, banyak kita jumpai guru yang mengaku berhasil menjadi guru yang berkualitas hanya dengan gelar yang tinggi. Mereka berhasil menjadi guru yang berkualitas hanya sebatas mentransfer ilmu mereka kepada anak didik mereka tanpa disertai dengan implementasi dari ilmu yang mereka sampaikan. Maka, tak heran jika banyak terjadi dekadensi moral pada anak didik lantaran hal tersebut. Oleh karena itu, penulis ingin memaparkan dalam makalah ini tentang ciri-ciri guru yang berkualitas dan pengaruhnya terhadap anak didik mengingat betapa pentingnya para guru dalam kiprah pendidikan seorang anak.
2.        Rumusan masalah
a.     Bagaimana pengaruh guru yang berkualitas terhadap anak didik?
3.        Tujuan penulisan makalah
a.     Untuk mengetahui pengaruh guru yang berkualitas terhadap anak didik.
4.        Manfaat penulisan makalah
a.     Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi saya pribadi dan masyarakat.
b.    Sebagai sumbangan pemikiran bagi perpustakaaan Ma’had ‘Aly Hidayaturrohman.




BAB II
PEMBAHASAN

1.        Pengertian guru berkualitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “guru” berarti seseorang yang pekerjaannya atau matapencahariannya adalah mengajar. Sedangkan “berkualitas” berarti mempunyai mutu yang baik. Jadi, guru yang berkualitas adalah seorang guru yang memiliki mutu yang baik dalam mengajar dan mendidik anak didiknya.
2.        Ciri-ciri guru berkualitas
Adanya seorang guru adalah sebagai peran utama dalam sebuah lembaga pendidikan. Karena mereka bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan seorang anak di sekolah. Sudah menjadi suatu kepastian bahwa seorang guru menginginkan anak didiknya menjadi anak yang mempunyai nilai bagus sesuai dengan harapan orangtuanya. Oleh karena itu, seorang guru harus berusaha menjadi guru yang berkualitas baik dalam mengajar dan mendidik anak didiknya agar anak yang ia didik menjadi seseorang yang sesuai dengan harapan orangtuanya.
Mendidik adalah pekerjaan yang tidak mudah. Namun, pekerjaan ini sangat mulia karena memiliki banyak keutamaan. Dalam mendidik seorang anak, tentunya dibutuhkan keterampilan khusus yang tidak semua guru bisa mendidik dengan benar. Meskipun begitu, hal ini bisa kita usahakan dengan mengetahui ciri-ciri guru yang berkualitas agar seorang guru bisa memiliki kualitas yang baik dan dapat menghasilkan generasi-generasi yang memiliki kualitas yang tidak kalah bagusnya dari seorang guru. Di antara ciri-ciri seorang guru yang berkualitas sebagaimana yang telah disebutkan dalam (http://yuliyani10171.blogspot.co.id/2012/03/menjadi-guru-yang-berkualitas.html) adalah sebagai berikut:
a.       Memperhatikan pribadi murid
Guru yang efektif dan profesional akan sangat perhatian pada pribadi para peserta didiknya dan menampakkan hal itu sehingga para peserta didik merasakannya. Perhatian personal seperti ini dapat dirasakan dari tatapan mata antara seorang guru dengan muridnya. Diantara karakteristik guru yang perhatian adalah ia memiliki kesabaran, kepercayaan, kejujuran, dan keberanian. Ia juga mendengarkan peserta didiknya dengan empatik, memahami, mengenal masing-masing peserta didik secara individu, hangat, dan penyemangat. Guru yang memiliki perhatian seperti ini akan memberikan peneguhan dan dorongan semangat.
b.      Interaksi sosial dengan murid
Interaksi sosial dengan siswa adalah kesempatan baik bagi guru untuk mengembangkan perhatian, perlakuan yang adil, dan rasa hormat pada anak didiknya. Kemampuan seorang guru untuk melakukan interaksi positif dan hubungan yang saling menghargai akan memainkan peran yang kuat dalam menumbuhkan suasana pembelajaran yang positif dan meningkatkan keberhasilan siswa. Tidak hanya itu, ia juga berperan dalam meningkatkan rasa percaya diri pada siswa dan harga diri siswa dengan cara menumbuhkan dalam diri mereka rasa memiliki kelas dan sekolah. Dan melalui interaksi sosial seperti ini, guru akan lebih mudah memberikan tantangan yang realistis kepada masing-masing siswa untuk meraih sukses.
c.       Mendorong antusiasme dan motivasi untuk belajar
Guru lebih efektif memotivasi murid dengan cara mendorong mereka untuk secara pribadi bertanggung jawab atas cara belajar, cara mengatur suasana kelas, menetapkan standar yang cukup tinggi, melontarkan tantangan-tantangan, serta memberikan penguatan dan semangat dalam mengerjakan tugas-tugas. Siswa akan melihat sosok guru yang efektif seperti ini sebagai sosok pemimpin yang memotivasi. Guru yang efektif mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan membekali para peserta didik dengan keahlian strategi belajar sesuai kapasitas masing-masing individu. Guru yang memiliki dan menampakkan api semangat hidup dan antusiasme merupakan faktor yang amat penting dalam memperkuat motivasi anak didik.
d.      Sikap terhadap profesi mengajar
Guru yang efektif memilik dedikasi tinggi kepada pribadi siswa dan terhadap tugas mengajarnya. Dalam dirinya tertanam sikap bahwa ia bertanggung jawab atas keberhasilan anak didiknya. Ia berusaha menggunakan berbagai strategi pembelajaran dalam melayani kebutuhan cara belajar muridnya yang bervariasi dengan satu tujuan, anak didiknya sukses.
e.       Sikap reflektif
Guru yang efektif juga memperlihatkan sikap dan tindakan hidup reflektif. Ia selalu mengevaluasi kinerjanya dan proses mengajarnya di kelas. Ia juga melakukan evaluasi diri dan kritik diri sebagai ala bantu dalam mengupayakan yang lebih baik di hari esok. Ia selalu mencari pemahaman yang lebih mendalam akan pengajaran melalui studi lanjut atau membaca buku-buku profesionalitas.
f.       Selalu punya energi untuk siswanya
g.      Punya tujuan yang jelas untuk pelajaran
h.      Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif
i.        Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
j.        Bisa berkomunikasi baik dengan orangtua siswa
k.      Punya harapan yang tinggi terhadap siswanya
l.        Pengetahuan tentang kurikulum
m.    Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan
n.      Selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anak dan proses pengajaran
o.      Punya hubungan yang berkualitas dengan siswa
Selain ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, ada kaidah- kaidah asasi dalam pendidikan seorang anak. Kaidah-kaidah yang akan menjadi sandaran bagi para pendidik dalam membentuk kepribadian anak dan mempersiapkan anak didiknya menjadi manusia yang utuh dalam menjalani kehidupan. Sebagaimana yang telah ditulis oleh Syaikh Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam bukunya “Pendidikan Anak dalam Islam” bahwa diantara kaidah-kaidah yang harus menjadi sandaran bagi para pendidik adalah:
1)   Memiliki rasa ikhlas
Seorang pendidik harus mengikhlaskan niatnya karena Allah dalam setiap melakukan tugas pendidikannya. Buah manis yang bisa ia dapatkan dari keikhlasannya adalah berupa keistiqomahannya dalam menjalankan manhaj pendidikan, dapat terus mengikuti dan mengawasi proses pendidikan secara kontinu.
2)   Bertakwa
Sifat yang harus dimiliki oleh seorang pendidik adalah takwa. Sudah bisa dipastikan bahwa ketika pendidik tidak memiliki ketakwaan dan tidak berpegang teguh pada prinsip Islam dalam berperilaku, maka anak akan tumbuh dalam penyimpangan, kerusakan, kesesatan, dan kejahilan.
3)   Memiliki ilmu pengetahuan
Semua sepakat bahwa pendidik haruslah seorang yang memiliki pengetahuan mengenai  pokok-pokok pendidikan yang telah digariskan dalam syari’at Islam. Karena memahami hal ini dapat menjadikan pendidik meletakkan segala hal pada tempatnya secara bijak, mendidik anak sesuai dengan pokok-pokok pendidikan dan tuntunan-tuntunannya.
Sebaliknya, jika pendidik bodoh dalam urusan pendidikan, terutama dalam hal yang berkaitan dengan kaidah-kaidah ini, maka anak bisa memiliki psikologis yang rumit, akhlak yang menyimpang, dan lemah dalam bersosialisasi. Ia menjadi manusia yang tidak berguna dan tidak dipandang dari sudut mana pun dalam kehidupan.
4)   Santun dan pemaaf
Sifat penting lainnya yang harus dimiliki oleh seorang pendidik untuk membantu keberhasilan pendidik dalam menjalankan tugasnya adalah sifat santun dan pemaaf. Melalui sifat ini anak akan tertarik kepada gurunya dan mengikuti semua perkataannya. Dengan perantara sifat ini juga, anak akan berperilaku baik dan terpuji.
5)   Menyadari tanggung jawab
Hal yang harus disadari dengan baik oleh pendidik adalah menyadari tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik. Kesadaran ini akan mendorongnya untuk selalu mengawasi anak didiknya dan mengarahkannnya. Pendidik harus menyadari jika ia melalaikan tanggung jawabnya sekejap saja, meremehkan tugasnya dalam mengawasi anak didiknya, maka secara bertahap anak akan menuju kerusakan, lalai dengan kewajibannya, dan melakukan kesalahan secara berulang-ulang. Pada akhirnya anak tumbuh menjadi orang yang berperilaku menyimpang.
3.      Pengaruh guru berkualitas bagi anak didik
Dalam sebuah lembaga pendidikan, tentunya guru menjadi elemen terpenting atas berlangsungnya progam pembelajaran di sekolah. Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam membantu perkembangan peserta didiknya. Guru pula yang memberi motivasi agar peserta didik mampu berani berbuat benar dan bertanggung jawab atas setiap perbuatannya. Oleh karena itu, sebagai seorang guru atau pendidik tentunya harus memberikan keteladanan, memberikan contoh yang baik agar peserta didik dapat menirunya.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh DR. Abdullah Nashih ‘Ulwan dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Anak dalam Islam bahwaketeladanan dalam pendidikan merupakan cara yang paling efektif dan berhasil dalam mempersiapkan anak dari segi akhlak, membentuk mental, dan sosialnya. Hal itu dikarenakan pendidik adalah panutan atau idola dalam pandangan anak dan contoh yang baik di mata mereka. Anak akan mengikuti tingkah laku pendidiknya, meniru akhlaknya, baik disadari maupun tidak. Bahkan, semua bentuk perkataan dan perbuatan pendidik akan terpatri dalam diri anak dan menjadi bagian dari persepsinya, diketahui maupun tidak.
Dari sini keteladanan menjadi faktor yang sangat berpengaruh pada baik dan buruknya anak. Jika pendidik adalah seorang yang jujur dan terpercaya, maka anak pun akan tumbuh dalam kejujuran dan sikap amanah. Namun, jika pendidik adalah seorang pendusta dan pengkhianat, maka anak pun akan tumbuh dalam kebiasaan dusta dan tidak bisa dipercaya.
Ahli pendidikan baik dari Barat maupun Timur, mengakui bahwa murid-murid cenderung meneladani pendidiknya. Dasarnya adalah karena secara psikologis, anak-anak memang senang meniru. Mereka tidak hanya meniru yang baik, akan tetapi yang jelekpun mereka akan menirunya. Dengan demikian, contoh yang baik akan menghasilkan tiruan yang baik dan begitu pula sebaliknya.
Seorang guru harus memberikan teladan yang baik yang dapat dijadikan contoh oleh peserta didiknya baik ketika di kelas maupun di lingkungan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, seorang guru harus bisa menjadikan dirinya sebagai panutan atau model dalam bertingkah laku bagi anak didiknya.
Di era globalisasi ini, kesadaran seorang pendidik akan hal ini sudah mulai memudar seiring dengan berkembangnya zaman yang tidak peduli lagi akan keteladanan seorang guru. Banyak para guru yang memahami kualitas seorang guru hanya dari gelar yang disematkan di belakang nama-nama mereka. Mereka bangga dapat mentransfer ilmu mereka kepada anak didiknya, namun mereka lupa akan tanggung jawab yang lain yang harus mereka tunaikan, yaitu memberikan teladan yang baik kepada peserta didiknya agar anak dapat meneladani perilaku yang baik dari mereka.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa pada saat ini banyak kita jumpai anak-anak mengalami krisis keteladanan seorang guru. Hal ini terjadi karena sedikitnya media masa yang mengangkat tema tokoh-tokoh teladan bagi anak-anak. Tayangan-tayangan di televisi banyak didominasi acara-acara hiburan, acara sinetron dan lain sebagainya yang tidak diharapkan memberikan contoh kehidupan yang baik secara utuh. Sementara porsi penanaman akhlak kepada anak didik di lembaga-lembaga pendidikan sangat rendah. Hal ini akan semakin menambah dekadensi moral pada generasi-generasi setelah kita jika pendidik tidak segera meningkatkan kualitasnya sebagai seorang guru dengan memberikan keteladanan pada peserta didik. Sebagai contoh, banyak para alumnus-alumnus lembaga pendidikan ternama di Indonesia yang mengalami krisis moral. Banyak dari mereka yang melakukan tindakan-tindakan tak bermoral yang tak terhitung jumlahnya.
Dalam makalah yang ditulis oleh Drs. Muhammad Yaumi, M.Hum., M.A.UIN Alauddin, beliau memuat realitas memudarnya nilai-nilai keteladanan guru dapat ditunjukkan dengan hasil temuan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), menemukan bahwa kekerasan terhadap anak didik yang dilakukan oleh tenaga pendidik menunjukkan hasil yang cenderung semakin tinggi dari waktu ke waktu. Data yang diperoleh pada tahun 2007 menunjukkan bahwa tercatat 555 kekerasan anak dan pelakunya sebanyak 18% dilakukan oleh orang-orang terdekat dan sebanyak 11,8% kekerasan dilakukan oleh guru terhadap murid-muridnya. Sementara itu, penelitian KPAI selama enam buln pada tahun 2008 justru memperlihatkan grafik yang semakin meningkat, yakni tercatat 86 kekerasan terhadap anak dan sebanyak 39% dilakukan oleh guru. (Republika Newsroom, 2009)
Meskipun seorang pendidik telah melakukan upaya untuk memberikan contoh-contoh yang baik terhadap anak didiknya dengan segala macam cara, namun pada kenyataan masih banyak peserta didik kita yang tidak meneladaninya. Ini yang menjadi permasalahan di kalangan para pendidik pada umumnya. Oleh karena itu, seorang pendidik seyogyanya tetap berusaha mengarahkan peserta didiknya untuk berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari.
Memang anak memiliki potensi yang besar untuk menjadi baik, namun sebesar apapun potensi tersebut, anak tidak akan begitu saja mengikuti prinsip-prinsip kebaikan selama ia belum melihat pendidiknya berada di puncak ketinggian akhlak dan memberikan contoh yang baik. Mudah bagi pendidik untuk memberikan satu pelajaran kepada anak, namun sangat sulit bagi anak untuk mengikutinya ketika ia melihat orang yang memberikan pelajaran tersebut tidak mempraktikkan ilmu yang diajarkannya.
Keteladanan seorang guru sangat berpengaruh terhadap peserta didik. Terutama dalam hal kedisiplinan. Sebagai contoh, seorang guru harus datang lebih awal daripada murid-muridnya. Kemudian gurulah yang akan menyambut murid-muridnya. Dengan itu, akan menciptakan hubungan yang harmonis antara guru dan murid. Peserta didik akan merasa nyaman belajar di sekolah tersebut. Karena di awal mereka masuk sekolah, ada guru yang menyambut kedatangan mereka, sehingga memotivasi mereka untuk semangat dalam belajar ilmu pengetahuan di sekolah tersebut. Dan perilaku ini akan menjadi teladan bagi mereka dalam kehidupan sehari-hari. Mereka akan meneladani guru dengan datang ke sekolah lebih awal. Dengan hal ini, mereka akan meniru gurunya dalam hal kedisiplinan untuk datang tepat waktu dalam hal apapun dan lain sebagainya.
Tidak hanya kedisiplinan yang menjadi pengaruh dari keteladanan seorang guru, akan tetapi dalam hal ibadah, akhlak, dan dalam berinteraksi sosial dengan masyarakat juga menjadi pengaruh keteladanan  seorang guru. Dan semua ini telah dibuktikan oleh sosok yang menjadi panutan dalam segala hal, guru terbaik sepanjang zaman, yaitu Rasulullah SAW. Seorang yang telah berhasil mendidik dengan keteladanan yang luar biasa. Kita dapat melihat hasil dari pendidikan beliau melalui para sahabatnya yang memiliki kualitas tinggi. Mereka memiliki kualitas dalam segala bidang. Diantaranya dalam hal ibadah, akhlak, dan interaksi sosial mereka dengan masyarakat. Semua itu dikarenakan mereka meneladani pendidik mereka yang memiliki kualitas yang tinggi juga. Mereka mendapatkan pada diri Rasulullah keteladanan dalam hal ibadah, akhlak, dan dalam interaksi sosialnya dengan masyarakat. Begitulah keteladanan memberikan pengaruhnya ke dalam jiwa sehingga mempengaruhi pembentukan pribadi dan pendidikan.
Sebagaimana penuturan Bapak Hasanul ketika beliau diwawancarai oleh salah seorang mahasiswa UNESA (Universitas Negeri Surabaya) ketika mengadakan penelitian pengaruh keteladanan guru di SMAN 12 Surabaya, beliau menuturkan  bahwa pengaruh peran keteladanan guru dalam upaya membentuk karakter peserta didik adalah dengan pemberian nasihat yang berkelanjutan terhadap peserta didik, maka akan memberikan efek positif terhadap perkembangan peserta didik.  Dalam perkembangannya yang telah menuai efek positif, kemungkinan untuk penanaman karakter akan mudah dilakukan oleh guru.
Begitu juga dengan penuturan Bapak Siswoko, “ Pengaruh keteladanan guru dalam pembentukan karakter peserta didiknya begitu besar. Guru harus mampu menjadi suri tauladan atau contoh yang baik bagi siswa. Hal-hal yang dilakukan oleh seorang guru sebagai tauladan yang baik yakni perilaku guru yang disiplin dalm berbagai hal, seperti kedatangan guru yang tepat waktu atau mendahului para siswanya dan pulang dari sekolah tidak mendahului para siswanya pula, kemudian saling bertegur sapa di dalam kelas maupun di luar kelas selama di lingkungan sekolah”.
Bapak Samuji juga menuturkan bahwa pengaruh keteladanan guru dalam pembentukan karakter peserta dididk cukup mampu memperoleh hasil positif. Salah satu hal yang dilakukan para guru yakni dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, guru menerapkan  kedisiplinan untuk dirinya dan para siswanya. Kedisiplinan tersebut juga berupa disiplin ilmu, yaitu guru tidak hanya memberikan pelajaran untuk dihafal, namunmemberikan inovasi baru di dalamnya. Selain disiplin ilmu, guru juga menerapkan kedisiplinan dalam hal berperilaku, yaitu disiplin dalam memberikan pengajaran.
Selain itu, Bapak Jailanuddin juga memberikan penuturannya dalam masalah pengaruh keteladanan guru terhadap pendidikan karakter anak bahwa keteladanan guru akan berpengaruh jika seorang guru ikut serta dalam memberikan hukuman terhadap siswa yang melakukan pelanggaran atau kesalahan. Dan ini dilaksanakan dengan pendekatan yang bermuatan pendidikan agar dapat mendorong siswa untuk menyadari kesalahannya dan memiliki komitmen untuk memperbaiki diri sehingga pelanggaran atau kesalahan itu tidak terulang kembali.
Berdasarkan penuturan guru-guru di atas, dapat kita simpulkan bahwa pengaruh keteladanan guru dalam pembentukan karakter peserta didik sangat besar peranannya. Berbagai hal harus dilakukan oleh guru dalam memberikan pengaruh keteladanan antara lain dengan memberikan nasihat secara berkelanjutan, perilaku disiplin dalam hal ilmu dan perilaku, dan memberikan hukuman yang bermuatan pendidikan dan lain sebagainya.
Sudah menjadi visi dan misi setiap lembaga pendidikan, bahwa mereka menginginkan produk-produk yang dihasilkan berkualitas. Sebelum meningkatkan kualitas peserta didik, tentunya setiap lembaga pendidikan akan meningkatkan kualitas para pendidik yang berada di dalamnya. Karena para pendidiklah yang akan menentukan keberhasilan lembaga pendidikan dalam mewujudkan visi dan misinya yaitu menghasilkan produk-produk yang berkualitas.




BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Seorang guru yang berkualitas sangat berpengaruh pada kualitas anak didiknya. Karena bersamanyalah seorang anak menghabiskan sebagian waktunya di sekolah bersama seorang guru. Agar seorang anak mempunyai kualitas yang tinggi, seorang guru harus menjadi teladan dalam ilmu dan akhlak.
Dari keteladanan guru tersebut para peserta didik akan mudah meniru gurunya dalam perilaku mereka. Karena keteladanan adalah metode yang paling berpengaruh dalam proses pendidikan seorang anak. Dalam hal ini tentunya dibutuhkan seorang guru yang berkualitas sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya.
2.      Saran
Setelah kita mengetahui betapa pentingnya seorang guru yang berkualitas bagi anak didik, hendaknya bagi para guru meningkatkan kualitasnya sebagai seorang guru dengan cara-cara yang telah dipaparkan sebelumnya agar bisa menjadi guru yang tak hanya mewariskan ilmu tapi juga mewariskan teladan yang baik kepada anak didiknya. Dengan memiliki guru-guru yang berkualitas  diharapkan lembaga-lembaga pendidikan dapat menghasilkan produk yang berkualitas juga. 


DAFTAR PUSTAKA
‘Ulwan, Abdullah Nashih, Pendidikan Anak dalam Islam, cet. Ke-1, ( Solo: Insan Kamil, 2012)
http://kamusbahasaindonesia.org/
https://www.scribd.com/doc/33044252/Urgensi-Keteladanan-Guru-Dalam-Membentuk-Karakter-Anak-Bangsa
https://blogkuagfa.wordpress.com/2012/02/13/pengaruh-keteladanan-guru-sekolahh-dasar-terhadap-perilaku-disiplin-peserta-didik/

Oleh : Laila Mujahidah

0 komentar:

Posting Komentar