Zaman kian berubah. Namun, metodologi pendidikan yang dipakai oleh para pendidik tak ubahnya berkembang. Padahal era hari ini adalah era informasi. Orang dengan mudahnya mendapatkannya hanya dengan sekali ‘klik’.
Bangsa yang kuat berasal dari masyarakat
yang kuat. Dan keluarga yang kuat berasal dari
pendidikan yang benar yang diajarkan kepada generasi penerusnya.
Alam
yang rumit dan unik yang telah tercipta hanya menjadi saksi bisu atas semuanya.
Allah menciptakan manusia dengan sebaik baik ciptaan. Setiap dari mereka
memiliki kelebihan dan keunikan masing masing sehingga saling melengkapi satu
dengan yang lain. Meminjam istilah Munif Chatib, kemampuan mereka seluas
samudra. Banyak
potensi yang terpendam di dalam dirinya, seperti halnya samudra dengan berbagai
potensi kekayaan alamnya. Tinggal para orang tua atau pendidiklah yang harus
melakukan discovering ability. Yaitu menggali
kemampuan mereka walaupun sekecil debu sehingga mereka para pendidik menyadari bahwa kemampuan anak seluas
samudera.
Ketika kita
melihat Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Al Idrisi, Al Khawarizmi, Ibnu Batutta, Al
Farabi, Al Battani, Ibnu Hayyan, Ibnu Sina, Felix Y Siauw, Bill Gates. Siapakah
yang paling cerdas diantara mereka ? Ya. Setiap dari mereka memiliki kecerdasan
di bidang masing-masing.
Kecerdasan
tidak semata-mata diukur dengan hasil tes IQ. Memang dalam dunia psikologi,
dengan menggunakan tes IQ, kita bisa mendapatkan skor tertentu yang menunjukkan
kecerdasan intelektual. Namun, tes IQ hanya mengandalkan cerdas logis matematis
dan linguistik saja. Padahal, kecerdasan tidak terbatas pada itu saja. Mengenal
dan mengembangkan potensi diri yang telah ada di dalam diri kita hingga ke
titik optimal untuk mencapai keberhasilan hidup di dunia dan di akhirat, itulah
yang dimaksud cerdas.
1.
DEFINISI CERDAS
a. Kamus Oxford
mendefinisikan kecerdasan (intelligence) sebagai: “Kemampuan untuk belajar,
mengerti dan bernalar; kemampuan mental”.
b.
Howard Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai:
1)
Kemampuan untuk memecahkan masalah.
2)
Kemampuan untuk menciptakan masalah baru untuk dipecahkan.
3)
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan suatu pelayanan
yang berharga dalam suatu kebudayaan masyarakat.
Sementara itu, Islam mendefinisikan kecerdasan yaitu
kesiapan manusia dalam menghadapi kematian. Manusia tidak akan pernah
mengetahui kapan ajal menjemput. Itu adalah rahasia Allah. Mempersiapkan diri
dengan sebaik-baiknya dengan bekal amal shalih yang bersandar pada Al-Qur’an
dan as-Sunnah akan menuntun manusia menuju alam keabadian yang baik, kehidupan
sesungguhnya, kehidupan setelah kematian.
Secerdas apapun manusia dalam hal dunianya yang fana,
tidak mempersiapkan diri menuju kehidupan yang abadi, maka ia akan menjadi
manusia yang merugi selama-lamanya.
2.
KEANEKARAGAMAN KECERDASAN
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Kemampuan anak adalah seluas samudra, banyak potensi yang terpendam
di dalam dirinya, seperti halnya samudra dengan berbagai potensi kekayaan
alamnya. Berbagai potensi terpendam merupakan harta karun orang tua yang ada
dalam diri anak, yaitu kecerdasan majemuk atau multiple intelligences.
Teori mengenai kecerdasan majemuk (multiple intelligences) yang
dikemukakan oleh Dr. Howard Gardner seorang psikolog dan
co-director pada Project Zero, sebuah
kelompok riset di Harvard Graduate School of
Education, dalam bukunya
yang berjudul “Frames of Mind: the theory of multiple intelligences” pada tahun
1983, menyebutkan bahwa setiap anak punya kecenderungan kecerdasan dari
sembilan kecerdasan, yaitu:
(1)Kecerdasan
linguistik.
(2)Kecerdasan
logis-matematis.
(3)Kecerdasan
intrapersonal.
(4)Kecerdasan
interpersonal.
(5)Kecerdasan
musikal.
(6)Kecerdasan
visual-spasial.
(7)Kecerdasan
kinestetis.
(8)Kecerdasan
naturalis.
(9)Kecerdasan
eksistensial.
Berikut
penjelasannya
(1)
Kecerdasan Linguistik (Cerdas Bahasa)
Kemampuan berpikir dalam bentuk kata-kata, menggunakan bahasa untuk
mengekspresikan, dan menghargai makna yang kompleks.
Membaca,
menulis, bercerita, presentasi, diskusi, menjadi pendengar yang baik, mengedit
dan menyempurnakan tulisan adalah diantara kegiatan yang disukai oleh mereka
yang memiliki kecerdasan linguistik.
(2)Kecerdasan Logis-Matematis (Cerdas Logika Matematika)
Kemampuan dalam berhitung, mengukur dan mempertimbangkan proporsi
dan hipotesis serta menyelesaikan operasi-operasi angka-angka juga termasuk
kemampuan berpikir logis, memecahkan masalah, dan kemampuan mengenali pola dan
hubungan.
Perhitungan, membuat grafik, menganalisis data, bereksperimen, belajar melalui cara argumentasi dan
penyelesaian masalah, menganalogikan sesuatu, rasional dalam menyelesaikan
masalah adalah diantara kegiatan yang disukai oleh mereka yang memiliki
kecerdasan logis matematis.
(3)Kecerdasan Intrapersonal (Cerdas Diri)
Kemampuan membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan
menggunakan pengetahuan semacam itu dalam merencanakan
dan mengarahkan kehidupan seseorang. Anak belajar melalui perasaan, nilai-nilai
dan sikap.
Motivasi
diri, menulis apa yang dia alami dan rasakan, saling menasihati, belajar
melalui perasaan dan sikap, belajar mandiri, melihat sekitar, menyadari setiap
tindakan, dan mengenal emosi diri adalah diantara kegiatan yang disukai oleh
mereka yang memiliki kecerdasan intrapersonal.
(4)Kecerdasan Interpersonal (Cerdas Bergaul)
Kemampuan
memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif yang memungkinkan
kita bisa memahami dan berkomunikasi, membentuk, menjaga hubungan dengan orang lain serta
mengetahui berbagai peran yang terdapat dalam suatu kelompok.
Suka
bergaul, bersimpati dan empati terhadap orang lain, saling berbagi
dengan teman, belajar lewat interaksi dengan orang lain, mengenali sekitar adalah diantara kegiatan yang disukai oleh
mereka yang memiliki kecerdasan interpersonal.
(5)Kecerdasan Musikal (Cerdas Musik)
Kemampuan
seseorang yang punya sensitivitas pada suara, pola titik nada, melodi, ritme,
dan nada baik auditori maupun melibatkan semua fungsi panca indra.
Bernyanyi,
bersenandung, mendengarkan suara alam, mencipta lagu adalah diantara kegiatan
yang disukai oleh mereka yang memiliki kecerdasan musikal.
(6)Kecerdasan Visual-Spasial (Cerdas Ruang dan Gambar)
Cara
pandang dalam proyeksi tertentu dan kapasitas untuk berpikir dalam tiga cara
dimensi yang memungkinkan seseorang untuk melakukan eksplorasi imajinasi,
misalnya modifikasi bayangan suatu obyek dengan melakukan percobaan sederhana.
Melukis,
memadukan warna, mendesain, suka berimajinasi, belajar secara visual, suka
menggunakan simbol dalam belajar, belajar
secara visual dan mengumpulkan ide-ide berekreasi, dan menyupir adalah diantara kegiatan yang
disukai oleh mereka yang memiliki kecerdasan visual spasial.
(7)Kecerdasan Kinestetis (Cerdas Tubuh Jasmani)
Kemampuan belajar lewat tindakan dan pengalaman melalui praktek
langsung seperti lingkungan tempat dia bisa memahami sesuatu lewat pengalaman
nyata, kemampuan bergerak di sekitar objek dan keterampilan-keterampilan fisik
yang halus dan kemampuan mengolah tubuh ke dalam bentuk gerakan tertentu.
Bergerak dalam belajar, belajar dengan praktek, senam,
berpetualang, outbond, belajar dengan interaksi lingkungan adalah diantara
kegiatan yang disukai oleh mereka yang memiliki kecerdasan kinestetis.
(8)Kecerdasan Naturalis (Cerdas Alam)
Jenis kecerdasan yang erat berhubungan dengan lingkungan, flora dan
fauna, yang tidak hanya menyenangi alam untuk dinikmati keindahannya. Akan
tetapi, sekaligus juga punya kepedulian untuk kelestarian alam tersebut.
Mendaki
gunung, belajar di alam terbuka, meneliti gejala alam, berwisata alam,
mengoleksi tumbuhan, memelihara hewan, mengindentifikasi bahan yang bersumber
dari alam adalah diantara kegiatan yang disukai oleh mereka yang memiliki
kecerdasan naturalis.
(9)Kecerdasan Eksistensial (Cerdas Spiritual)
Kecerdasan eksistensial
adalah cerdas menyiapkan diri menghadapi kematian. Muhasabah, mengambil pelajaran dari peristiwa kematian adalah
diantara kegiatan yang disukai oleh mereka yang memiliki kecerdasan
eksistensial.
Setiap anak memiliki
variasi potensi masing-masing. Ada yang memiliki satu kecerdasan yang dominan
atau bahkan lebih. Jadi, tak ada manusia yang bodoh. Setiap dari mereka
mempunyai kelebihan dalam bidangnya masing-masing.
Dan ingat semua
teori kecerdasan ini tidaklah mutlak. Artinya masih banyak jenis kecerdasan
yang lain yang mungkin akan ditemukan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Seyogyanya,
para pendidik memahami betapa banyak kemampuan yang dimiliki setiap anak
didiknya. Hal ini sangat penting agar bisa memotret sosok sejati anak dan juga
kecerdasannya.Gali kemampuan mereka dan katakan kepada mereka kamu bisa !
Writted by : Ni'ma Izzah
0 komentar:
Posting Komentar