Metodologi penafsiran menurut para mufassir
ada empat macam, yaitu :
1.
Tafsir Tahlili (Analisis)
a. Definisi
Adalah metode penafsiran ayat al-Qur'an yang disusun berdasarkan urutan
mushaf dengan menjelaskan secara detail dan menyeluruh
yang meliputi isi kandungan ayat al-Qur'an, hukum-hukum, Asbab an-Nuzulnya, balaghoh, munasabah, naskh mansukhnya, dan lain sebagainya.
yang meliputi isi kandungan ayat al-Qur'an, hukum-hukum, Asbab an-Nuzulnya, balaghoh, munasabah, naskh mansukhnya, dan lain sebagainya.
b.
Karakteristik
Tafsir Tahlili
1. Metode yang banyak digunakan oleh para mufassir
terdahulu sampai sekarang.
2.
Menafsirkan
ayat demi ayat dan surah demi surah secara berurutan dalam mushaf.
3.
Penjelasan mendetail dan paling banyak corak orientasi.
4.
Mufassir
menjelaskan makna yang terkandung dalam ayat tersebut secara menyeluruh, baik
dari segi I’rab, fiqih syari’at, asbabun nuzul,
dsb.
5.
Dalam
pmbahasannya memuat makna lafadz ijaz dan ithnab.
6.
Mufassir
menafsirkan ayat-ayat melalui pendekatan bil ma’tsur / bir ro’yi
c.
Kitab-kitab
tafsir dengan metode tahlili
Ø
Di antara kitab tafsir tahlili bil-ma’tsur adalah:
a.
Jami’ al-Bayan’an Ta’wil Ayi al-Qur’an karangan Ibn Jarir al-Thabari.
b.
Ma’alim
al-Tazil karangan al-Baghawi.
c.
Tafsir al-Qur’an al-’Azhim karangan Ibn Katsir.
d.
Ad-Durr
al-Mantsur fi al-tafsir bi al-Ma’tsur karangan al-Suyuthi.
Ø Diantara tafsir tahlili bir-Ra’y adalah:
a.
Tafsir Lubāb al-ta’wīl fī ma‘ānī al-tanzīl karya Imam al-Khāzin.
b.
Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil karangan
al-Baydhawi.
c.
Al-Kasysyaf karangan al-Zamakhsyari.
d.
’Arais al-Bayan fi Haqaiq al-Qur’an karangan al-Syirazi.
e.
At-Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib karangan al-Fakhr al-Razi.
f.
Madārik al-Tanzīl wa haqā’iq al-ta’wīl karya al-Nasafī.
g.
Al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an karangan Thanthawi Jauhari.
h.
Irshād al-‘aql al-Salīm ilā mazāya al-Kitāb
al-karīm karya Abū Sa‘ūd.
i.
Tafsir al-Manar karangan Muhammad Rasyid Ridha dan lain-lain.
2.
Tafsir Ijmali ( Global )
a.
Definisi
Metode penafsiran ayat-ayat Al-Quran secara global dan
ringkas sehingga dapat dipahami
makna dan isi yang terkandung dalam ayat tersebut.
Tafsir ijmali disebut juga dengan “tarjamah
ma’nawiyyah” yang menjelaskan makna
global yang
terkandung tanpa menjelaskan detailnya.
b.
Karakteristik tafsir ijmali
1. Urutannya sesuai dengan urutan mushaf.
2. Mufassir langsung menafsirkan ayat al-Qur’an dari awal sampai akhir
tanpa perbandingan dan penetapan judul.
3. Setiap surat dibagi menjadi kelompok-kelompok ayat, lalu
ditafsirkan secara ringkas dan global.
4. Sebagian lafal dari ayat menjadi pengait antara nash ayat dengan
tafsirnya.
5. Lafal dan bahasanya tidak jauh dari nash Al-Quran.
6. Mufassir tidak banyak mengemukakan pendapat dan idenya.
7.
Mufassir menafsirkan ayat secara global dan
ringkas sehingga mudah dipahami.
c.
Contoh Tafsir Ijmali
تفسير
سورة التين ١-٦
أَقْسم
الله بالتين والزيتون، وهما من الثمار المشهورة، وأقسم بجبل «طور سيناء» الذي
كلَّم الله عليه موسى تكليمًا، وأقسم بهذا البلد الأمين من كل خوف وهي «مكة» مهبط
الوحي. لقد خلقنا الإنسان في أحسن صورة، ثم رددناه إلى النار إن لم يطع الله،
ويتبع الرسل، لكن الذين آمنوا وعملوا الأعمال الصالحة لهم أجر عظيم غير مقطوع و لا
منقوص.
التفسير الميسر لشيخ عبد الجليل بن عيسى
d.
Contoh
kitab tafsir dengan metode tafsir ijmali :
1.
Tafsir
Kalaam Al Mannaan karangan Abdurrahman
bin Sa’ad
2.
Taisir
fii Ahaaditsi tafsir karangan Muhammad
Al Makky An Nasiry
3.
Tafsir
Al Muyassar karangan Syaikh Abdul Jalil Isa
4.
Tafsir Al Ajzaa’ Al ‘Asyroh Al ‘Uulaa
5.
Tafsir
Jalalain karangan karya Jalaluddin al-Mahalli dan
Jalaluddin Asy-Syuyuthi
6.
Tafsir
Ibnu Abbas karangan Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhu
7.
Mushaf Ash Shahabah Li Kalimatil Qur’an karangan Abdullah ‘Ulwan.
8.
Taisiru Kariim Ar Rahman karangan Abdurrahman As-Sa’di.
9.
Al-Mushaf Al-Mufassar karangan ustadz Muhammad Farid Wajdi.
10. At-Tafsir Al Wadhih karangan DR.
Muhammad Mahmud Hijazi.
3.
Tafsir Muqoron (Komparasi)
a.
Definisi
Metode penafsiran dengan mengumpulkan ayat-ayat Al Qur’an yang masih satu tema
dengan ayat-ayat Al Qur’an lainnya, atau dengan hadits nabi, atau dengan qoul
shahabat, atau dengan tabi’in, atau dengan pendapat para mufassir, atau dengan
kitab samawi lainnya kemudian di bandingkan antara keduanya, dikemukakan
dalil dan hujjahnya kemudian ditarjih.
b.
Macam-macam
tafsir dengan metode muqoron :
1.
Membandingkan
nash-nash Al Qur’an dengan nash-nash Al Qur’an lainnya.
2.
Membandingkan
nash-nash Al Qur’an dengan hadits nabi.
3.
Membandingkan
nash-nash Al Qur’an dengan qoul shahabat.
4.
Membandingkan
nash-nash Al Qur’an dengan qoul tabi’in.
5.
Membandingkan
nash-nash Al Qur’an dengan kitab samawi.
6.
Membandingkan
nash-nash Al Qur’an dengan pendapat serta perkataan para mufassir yang berbeda-beda kemudian
mentarjihnya.
Diantara mufassir yang pertama kali menggunakan metode ini adalah
Ibnu Jarir Ath Thabari.
c.
Contoh tafsir muqoron
تفسير
سورة التين و الزيتون
-
قال بعضهم : عني بالتين التين الذي يؤكل, و الزيتون الزيتون
الذي يعصر. (الحسن)
-
قال أخرون التين مسجد دمشق, و الزيتون بيت المقدس. ( كعب )
-
قال أخرون التين مسجد نوح الذي بُنِيَ على الجُوْدِيْ ,
الزيتون مسجد بيت المقدس. و يقال التين و الزيتون و طور سينين ثلاثة مساجد بالشام
( عبد الله ابن عباس )
و الصواب من القول ذلك عندنا
-
التين التين الذي يؤكل, و الزيتون الزيتون الذي يعصر منه
الزيت.
-
و إن لم يكن على صحة ذلك أنه دلالة على ظاهر التنزيل. أقسم
الله التين و الزيتون و هو دمشق بها منابت التين و بيت المقدس منابت الزيتون.
4.
Tafsir Maudhu’I (Tematik)
Secara
istilah, tafsir maudhu’i adalah salah satu metode tafsir dengan cara menghimpun ayat ayat
al qur’an yang berbicara tentang suatu tema yang sama kemudian ditafsirkan
secara keseluruhan dan disimpulkan hukum dan kandungan dari
ayat tersebut.
Tafsir
maudhu’I berkembang dari awal islam sampai sekarang dan memiliki beberapa bentuk. Diantaranya:
1.
Tafsir al qur’an dengan al qur’an
Yaitu menghimpun
ayat ayat al qur’an yang masih satu tema, kemudian ditafsirkan dengan
ayat yang lain. Inilah metode yang paling mulia dan memiliki banyak keutamaan.
Contoh: Rasullullah
menafsirkan yang ada di QS. Al-An’am: 59.
وَعِنْدَهُ
مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي
الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا
حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ
مُبِينٍ (59)
kata مَفَاتِحُ الْغَيْبِ kemudian dijelaskan dengan QS. Luqman : 34.
إِنَّ
اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ,
وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ, وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ,
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا
تَكْسِبُ غَدًا, وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ
اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (34)
Tentang
hal ini, dahulu para sahabat mengumpulkan
ayat mutasyabih, dan mentafsirkan dengannya. Apabila terdapat masalah dalam
menafsirkan, maka langsung ditanyakan kepada Rasulullaah.
2.
Tafsir ayat ahkam ( yang berisi tentang hukum hukum)
Yaitu mengumpulkan
ayat ayat yang membahas tentang hukum fiqih saja tidak yang lain.
Contoh :
بَابُ تَحْرِيمِ الْخِنْزِيرِ قَالَ
اللَّهُ تَعَالَى :
- { إنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ الْمَيْتَةَ
وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ } البقرة : 173
- { حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ الْمَيْتَةُ
وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ } المائدة : 3
- { قُلْ لَا أَجِدُ فِيمَا أُوحِيَ إلَيَّ
مُحَرَّمًا عَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إلَّا أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا
مَسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ
خِنْزِيرٍ } الأنعام : 145
خَصَّ لَحْمَ الْخِنْزِيرِ
بِالنَّهْيِ تَأْكِيدًا لِحُكْمِ تَحْرِيمِهِ وَحَظْرًا لِسَائِرِ أَجْزَائِهِ ،
فَدَلَّ عَلَى أَنَّ الْمُرَادَ بِذَلِكَ
جَمِيعُ أَجْزَائِهِ وَإِنْ كَانَ النَّصُّ خَاصًّا فِي لَحْمِهِ .
Semua ayat diatas adalah sebagai ta’kid
(penguat) bahwa daging babi dan semua anggota badannya hukumnya haram.
Diantara buku
bukunya :
-
Al
Jaami’ li Ahkaam Al Qur’an karangan Al Qurthubi
-
Ahkam
Al Qur’an karangan Al Jashshosh
-
Ahkam
Al Qur’an karangan Ibnu Al ‘Arobi
-
Nail
Al Maroom min Tafsir Ayaat Ahkam karangan Muhammad
Shiddiq Hasan dkk
3.
Al Asybaah wa An Nadhooir
Yaitu dengan mengambil satu kata dalam Al Qur’an dan menjelaskan
maknanya di ayat ayat yang lainnya. Membahas sisi bahasanya.
Contoh :
بصيرة جبل
وجمعه أَجْبُل وجِبال. وقد ورد فى القرآن على عشرين وجهاً
-
جبَال المَوْج للسلامة فى حقّ نُوح، والهَلَكةِ فى حقّ
المشركين من قومه {وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ}. هود : 42
-
جبل النَحْل لتحصيل العَسَل للشِّفاءِ والرّاحة {أَنِ
اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتاً}. النحل : 68
-
المذكور لقهر المتكبّرين عن الرّعونة والتكبّر {وَلَن
تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولاً} الإسراء : 37
كتاب بصائر ذوى التمييز فى لطائف الكتاب العزيز للفيروز
ابادى
Diantara buku-bukunya :
-
Al
Asybaah wa An Nadhaa’ir fii Al Qur’an Al Kariim karangan
Muqotil bin Sulaiman
-
At Tashooriif karangan
Yahya bin Salam
-
Bashaa’ir
Dzawii At Tamyiiz fii Lathaaifi Al Kitab Al ‘Aziiz karangan Al
Fairuz Abadi
-
Nuzhatu
Al A’yun An Nawaadhir fii Ilmi Al Wujuuh wa An Nadhaa’ir karangan Ibnu Al Jauzi
-
Kasyfu
As Saraa’ir fii Ma’rifati Al Wujuuh wa Al Asybaah wa An Nadhaa’ir karangan
Ibnu Al ‘Ammad
-
Al
Asybaah wa An Nadhaa’ir fii Al Alfaadz Al Qur’aniyyah allatii taroodafat
mabaaniihaa wa tanawwa’at ma’aaniihaa karangan Ats Tsa’labi
4.
Ad Diroosat At Tafsiiriyyah
Dalam tafsir, para ulama tidak hanya membahas hanya sisi bahasanya,
tapi mereka juga mengumpulkan dan menghimpun ayat ayat yang masih dalam satu tema
untuk kemudian ditafsirkan makna dan
maksud dari tema tersebut.
Mereka
a.
Mengumpulkan
ayat ayat nasikh dan mansukh
b.
Mengumpulkan
ayat ayat yang bertentangan
c.
Mengumpulkan
ayat ayat yang mengandung permisalan
Diantara buku-bukunya :
-
An
Naasikh wa Al Mansukh, Abu ‘Ubaidah
Al Qosim bin Salam
-
Ta’wiil
Musykili Al Qur’an, Ibnu Qutaibah
-
Amtsaal
Al Qur’an, Al Mawardi
-
At
Tibyaan fiii Aqsaam Al Qur’an,
Ibnu Al Qoyyim
-
Majaaz
Al Qur’an, Al ‘Izz bin Abdussalaam
Ø Macam-macam tafsir tematik
a.
Pertama
Yaitu mencari suatu kata dalam Al Qur’an beserta pecahan
katanya kemudian mengumpulkan ayat-ayat yang terdapat kata tersebut. Kemudian ditafsirkan
maknanya.
Diantara buku-bukunya :
-
Kalimah
“Al Haqq” fii Al Qur’an Al Karim karangan Syaikh
Muhammad bin Abdurrahman Ar Rawi
-
Al
Mustholahaat Al Arba’ah fii Al Qur’an ( Al Ilaah, Ar Rabb, Al ‘Ibadah, Ad Diin
) karangan Abul A’laa Al Maududi
-
Al
Ummah fii Dalaalatiha Al ‘Arobiyyah wa Al Qu’aniyyah karangan Dr. Ahmad Hasan Farhat
-
Al
Hamdu fii Al Qur’an Al Kariim karangan Dr. Muhammad Muhammad Kholifah
-
Min
Mufrodaat Al Qur’aan ( Al Munaafiquun ) karangan Dr. Muhammad Jamiil Ghoozi
-
Ta’ammulaat
Haula Wasaa’ili Al Idraak fii Al Qur’an ( Al Hiss, Al Aqlu, Al Qolbu, Al Lubbu,
Al Fu’aadu ) karangan Dr.
Muhammad Asy Syarqowi
b.
Kedua
Pengumpulan
ayat-ayat Al Qur’an yang membahas suatu masalah dengan susunan/ uslub yang berbeda yang menggunakan analisa, diskusi, dan komentar serta penjelasan hukum-hukum dalam Al Qur’an. Diantara buku-bukunya :
- I’jaaz Al Qur’an
- An Naasikh wa Al Mansuukh
- Ahkaam Al Qur’aan
- Amtsaal Al Qur’an
- Qashash Al Qur’aan
- Jadal Al Qur’aan
- Balaaghoh Al Qur’aan
- Al Qolam fii Al Qur’aan
Di era
modern sekarang, tafsir tematik merambah ke masalah
sosial, ekonomi, politik dll.
Diantara buku-bukunya:
-
Aayaat
Al Jihaad fii Al Qur’aan Al Kariim karangan Kamil Salamah
Ad Daqsi
-
Al
Maalu fii Al Qur’aan karangan Mahmud Gharib
-
Dustuur
Al Akhlaaq fii Al Qur’aan karangan Dr. Muhammad
Abdullah Daraz
- At Tafsiir Al ‘Ilmii li Al Ayaat Al
Kauniyyah fii Al Qur’aan Al Kariim
-
Al
Qur’aan wa Ath Thibb karangan Muhammad
Washfii
-
At
Tarbiyyah fii Kitaabillaah karangan Mahmud Abdul
Wahhab
c.
Ketiga
Menafsirkan suatu
tema tetapi terbatas pada satu surat saja. Mirip dengan macam yang kedua tapi cakupannya
lebih sempit.
Seperti
yang kita ketahui bahwa setiap surat dalam Al Qur’an memiliki maksud dan isi tersendiri.
Adanya
korelasi antar ayat dan gambaran yang jelas. Dengannya seseorang
bisa mengetahui
makna lebih dalam, Diantara buku-bukunya :
-
Tashowwur
Al Uluuhiyyah kamaa Tu’ridhuhu suurotu Al An’am karangan Dr.
Ibrahim Al Kailani
-
Namaadziju
min Al Hadhaarah Al Qur’aaniyyah fii Surah Ar Ruum karangan Dr.
Abdul Mun’im Asy Syafii’
-
Qadhaayaa
Al ‘Aqiidah fii Dhou’i suurah Qoof karangan Kamaal
Muhammad ‘Isa
-
Qadhaayaa
Al Mar’ah fii Suurah An Nisaa’ karangan Dr. Mahmud
Yusuf
-
Suurah
Al Waaqi’ah wa Manhajuhaa fii Al ‘Aqaa’idi karangan
Mahmud Gharib
By : Ni'ma Izzah
0 komentar:
Posting Komentar