Melaksanakan shalat sunnah adalah sebuah ibadah yang akan
mendekatkan diri kita kepada Allah Swt, yang
mana telah di contohkan Rosulullah Saw salah satunya yaitu shalat witir . Mungkin banyak
di antaraa kita yang meninggalkan ibadah ini dengan sengaja maupun tidak, padahal ada beberapa riwayat
yang menyatakan bahwa Rosullah tidak
pernah meninggalkan shalat witir,walaupun hal tersebut di wajibkan untuk beliau
dan di sunnahkan untuk kita.tapi dalam ibadah ini memiliki banyak keutamaan.
Dalam makalah ini akan membahas
secara global seputar shalat witir baik
dari segi hukum, banyaknya jumlah rakaat, surah-surah yang di baca dalam shalat
witir. Dan dalam makalah ini pula akan mempermudah pembaca memahami tentang
shalat dan bagaimanakah Rosulullah melaksakan shalat witir.
B.
DEFINISI DAN HUKUM SHALAT
WITIR
1.
Shalat Witir adalah sahalat sunnah yang dilaksanakan antara waktu insya’
hingga waktu shalat shubuh. Witir berasal kata (وِتْرٌ ) berarti ‘Ganjil’
atau tidak genap, karena itu sholat witir harus dilakukan dengan jumlah raka’at
ganjil yaitu mulai dari 1 raka’at, 3, 5, 7, 9 sampai 11 raka’at dalam 1 malam.[1]
2.
Shalat witir adalah sunnah yang sangat di tekankan atau sunnah
muakadah yang mana seharusnya seorang
muslim tidak meninggalkan shalat ini
dengan sengaja ataupun tidak, karena hal ini telah di sepakati oleh para fuqoha
dan Muhammad bin Hasan dan Abu Yusuf. Yang berdasarkan dengan hadist , Rosulullah
bersabda ,
ثلاث كتبنرعلي ولم تكتب عليكم: ا لضحى
والآ ضحى و الوتر
“ada tiga hal yang di wajibkan bagi ku,
namun tidak di wajibkan bagi kalian. Tiga hal itu adalah shalat duha , shalat
adha ,dan shalat witir”[2](HR.Abu
Daud dan shahihkan oleh tirmidzi)
Menurut
Abu Hanifah orang yang melaksanakan shalat witir seperti shalat jumat dan hari
raya Idul Adha dan Idul fitri, yaitu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Beliau
berdasar pada sebuah hadist nabi Saw . yang berbunyi, “Allah telah menambahkan
shalat kepada kalian . shalat itu berupa shalat witir . karena itu dirikanlah
shalat witir antara shalat isya sampai tarbitnya fajar”[3]
C.
BILANGAN DALAM SHALAT WITIR
Dalam kitab Al
Muhalal bil atsar Shalat witir yang paling afdhol dan di cintai Rosulullah
adalah Shalat 12 rakaat setiap dua
rakaat salam , lalu beliau berdiri untuk melakukan satu rakaat lagi kemudian salam . tapi dalam kitab ini menjelaskan
beberapa macam bentuk jumlah rakaat shalat
witir, ada 12 macam yaitu:
a.
Shalat delapan rakaat setip
dua rakaat salam kemudian shalat lima rakaat dan salam pada rakaat terakhirnya.
b.
Menurut hadist yang di
riwayatkan oleh Abu Dawud Shalat sepeluh rakaat setiap dua rakaat salam kemudian
shalat witir satu rakaat memebaca tasyahud dan salam.
c.
Di dalam hadist muslim beliau meriwayatkan Shalat delapan rakaat
dan salam di setip dua rakaat kemudian
witir satu rakaat.
d.
Shalat delapan rakaat tidak
duduk kecuali pada rakaat terahir yaitu rakaat ke delapan duduk dengan tasyahud tanpa diiringi dengan salam kemudian
berdiri satu rakaat,duduk tasyahud kemudian salam.
e.
Shalat enam rakaat setip dua
rakaat salam dan witir pada rakaat ke tujuh .
f.
Hadist An Nasai meriwayatkan Shalat tuju rakaat tidak duduk dan
tidak tasyahud kecuali pada rakaat ke enam
kemudian berdiri tanpa salam dan melengkapi yang ke tujuh kemudian tasyahud dan salam.
g.
Dalam hadist Nasai juga meriwayatkan Shalat tujuh rakat tanpa salam
dan duduk dakecuali pada akhir rakaat .
h.
Shalat empat rakaat setip dua rakaat salam kemudian witir satu
rakaat.
i.
Shalat lima rakaat tidak salam dan tasyahud kecuali pada akhir rakaat.
j.
Shalat tiga rakaat duduk pada rakaat ke dua kemudian berdiri
tasayahud dan salam , kemudian melengkapi satu rakaat witir.
k.
Shalat tiga rakatat duduk dan tasyahud pada rakaat kedua tanpa salam kemudian berdiri satu rakaat
kemudian tasyahud dan salam .
l.
Dari Ahmad ,Baihaqi dan khotib meriwayatkan Shalat witir satu
rakaat.[4]
Dalam menetukan rakaat shalat
witir ini empat imam ahlul fiqih juga
bebeda pendapat Menurut Imam Abu Hanifah melaksanakan shalat witir sebanyak
tiga rakaat dan salam pada ahir rakat.[5]tetapi Imam Syafii dan Imam Malik berpendapat bahwasannya melaksanakan shalat witir itu
paling sedikit satu rakaat dalam masalah
ini Sa’id bin Musayyab, atha’, Auza’I, Ishaq dan Abu Tsaur berpendapat sama halnya dengan Imam Syafi’I dan Malik . berdasarkan
perkataan Ibnu Umar ,”Shalat witir adalah satu rakaat. Itulah witir Rosulullah
, AbuBakar dan Umar”.
الوتر ركعة من أ خر الليل
“Shalat
witir adalah satu rakaat yang di kerjakan pada malam bagian akhir”(HR. Muslim) mereka juga berpendapat bahwa Rosulullah
Saw mengerjakan shalat dua rakaat sebelum melaksanakan shalat witir satu
rakaat.Imam Ahmad berkata “kami berpendapat bahwa shalat witir
itu satu rakaat ,namun jika melakukannya tiga rakaat atau lebih maka itu boleh[6].dalam
kitab fiqih Ala mAdzahibul Arbaah menurut Hanabila bahwa shalat
witir itu cukup dengan satu rakaat dan makruh hukumnya apabila
melakukannya lebih dari satu rakaat.[7]
Dalam ikhtilaf ini para ulama memiliki dasar masing –masing yang mana kita tidak boleh untuk
mangingkarinya.
D.
WAKTU SHALAT WITIR
Para imam madzhab berbeda pendapat dalam menentukan waktu shalat
witir,menurut imam Hanafi waktu ketika
melaksanakan shalat witir itu dari
hilangnya ufuk sampai terbitnya fajar,
Imam
Hanafi juga telah mewajibkan shalat witir ,apabila kita lupa untuk melaksanakan
atau terlambat maka wajib mengkodo baginya.
Pendapat ini sangat lemah karana banyaknya hadist yang menerangkan
tidak adanya kodo’ dalam shalat witir .
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((اذا طلع الفجر فقدذهبت كل صلاة
الليلوالوتر فأوتروا قبل ان تصبحوا))
dan beliau juga mewajibkan qunut dalmam shalat
witir namun menurut beliau waktu shalat witir di samakan dengan shalat isya
karena satu syarat tidak terpenuhu yaitu syarat tertib kecuali apabila dia lupa
maka tidak perlu mengulangnya. Muhammad bin Hasan dan Abu yusuf karna lupa maka
ia harus mengulangnya .
إن الله ا مدكم بصلاة هي خير لكم من حمر النعم الوتر جعله الله لكم
فيما بين صلاة العشاْء الى ان يطلع الفجر
“Allah
telah menyediakan shalat yang lebih baik bagi kalian dari pada harta yang
paling berharga. Shalat itu adalah shalat witir yang di tentukan untuk kalian
dari isya sampai terbit fajar”
Hanabilah berpendapat waktu
yang afdhol dalam melaksanakan shalat witir adalah pada akhir malam. Sedangkan
menurut imam syafi’i waktunya setelah shalat isya sampai hilangnya syafak merah, apabila sahlat
maghrib dan isya di jama’ mator maka di ahirkan witir, sampai hilangnya syafak
merah karna imama Malik memakruhkan
mengahirkan shalat witir kecuali dalam keadaan darurat yaitu waktu ketika
menjelangnya fajar, dan yang paling afdhol menurut beliau pada sepertiga malam apabila
melaksanakannya di luar waktu dhoruri maka gugur shalat witirnya[8]
Menurut ahlul ilmi shalat isya sampai terbenamnya matahari
adalah waktu shalat witir , jadi melaksanakan shalat witir sebelum isya maka
tidak di trima shalat nya . Dan sahabat yang mengutamakan shalat witir pada awal malam diantaranya
yaitu:Abu Bakar, Usman ,Abu Darda, Abu Hurairah, Rafa bin Khodija, dan Abdullah
Amru bin Ass. Dan yang mengutamakan
shalat witir pada ahir malam yaitu: Umar bin Khotob, ibnu Masud, Malik dnan
Tsauri dan ini adalah yang benanarkan
dalam kitab Almajmu’ Syarhul Madzhab .[9]
Apabila
setelah shalat witir melakukan shalat nafilah maka tidak perlu witir lagi karna
tidak ada witir dalam satu malam ini menurut pandapat mayoritas ulama.
E.
PENUTUP
Dari
pemaparan di atas sudah di jelaskan rakaat shalat witir adalah satu rakaat
adapun rakaat yang ganjil lebih dari satu yaitu tiga, lima,tujuh dan seterusnya
hal itupun pernah di lakukan beliau namun rakaat yang di sukai beliau dan biasa
dilakukan oleh sahabat Abu Bakar ,Umar dan sahabat yang lain adalah tiga
rakaat.
Adapun waktu
yang paling afdhol untuk melakukan shalat witir yaitu sepertiga malam. Namun
apabila dikirakan tidak bisa bangun malam maka lebih baik melakuakan shalat
pada awal malam .
Wallahu a’lam bissawab
DAFTAR PUSTAKA
Jauzi-,
al,Abdurrahman,Al Fiqih Ala Madzahibul Ar ba’ah,1,Daaru Taqwa,, 2003.
Andalusi,
al-, Ibnu Hazm, Al Muhala bil atsar,2,Daaru Kitabu Ilmiah.,2003.
Jazari,al-,
Abu BAkar Jabir,Minhajul Muslim.,Insan Kamil.
Prof.Dr.Az
zuhaili Wahbah, Fiqih Islam Wa Addilatuhu,2, Daarul Fikri,Jakarta 2010.
Qudamah
Ibnu, Al mughni,2,Pustaka Azzam,Jakaarta,2007.
An
NAwawi,al-, Imam Muqiyuddin Abi Zakaria Yahya bin Syarafi, Majmu Syarhul
Madzahib,5, Jakarta, 2011.
http://www.tuliat.com
[1] http://www.tuliat.com
[3] HR Al Hakim dan
Ahmad dari Ibnu Abbas. Imam Ad dzahabi berkata ,”Imam Al Hakim lebih memilih
diam dan tidak mengomentari hadist ini .hadist ini ghorib mungkar ,”(nashbur
raayah,vol 2,hal.115)
[4] Dr. Abdul Ghofar sayidina badari,(Almuhala bilatsar),jilid
2,hal144
[5] Prof.Dr.Wahbah Azuhaili (,kitab fiqih islam wa adilatuhu),
jilid2,hal169
[6] Ibnu Qudamah ,(Al Mughni) jilid2,hal 517
[7] Abdurrahman Al Jazari,( kitab fikih ala madzahibul arbaah),jilid
1, hal 273
[8] Dr. Wahab Azzuhail (fiqih islam waadillatuhu)jilid 2, hal 172.
0 komentar:
Posting Komentar