Impian dan cita cita merupakan suatu jalan
yang harus ditempuh seseorang yang ingin menjadi orang besar. Orang besar adalah
orang kecil yang memiliki impian menjadi orang besar, bekerja keras untuk menggapainya,
serta pantang menyerah dalam menghadapi rintangan yang menghambatnya. Orang
yang memiliki impian yang besar akan mengikuti jalur yang telah pasti untuk
menempuh impianya.
Impian bagaikan sebuah peta. Dengan peta,
seseorang tidak akan tersesat dan akan semakin
cepat sampai tujuan, meski tanpa peta pun dia juga akan sampai pada tujuan,
hanya saja akan memakan waktu lebih lama. Begitu juga dengan orang yang tidak
memiliki impian. Kehidupannya tak berarah dan tak bertujuan, ia akan menjalankan hidup yang biasa biasa saja.
Jangan putus asa
Terkadang impian terasa mustahil tercapai. Atau mungkin banyak orang
yang menertawakan, tetapi ketahuilah dengan impian itulah kita memiliki tujuan
yang jelas dan memiliki usaha untuk menggapai impian tersebut. Seseorang yang
mempunyai obsesi besar akan meninggalkan hal yang sia sia, dan menggunakan
waktu dengan sebaik-baiknya.
Tanpa impian, manusia tak akan bergerak
maju meraih kesuksesan. Ia akan tetap berada dalam kehidupan yang begitu begitu
saja, tak punya pandangan untuk meningkatkan hidup lebih bermakna. Tanpa
impian yang kuat, kita akan mudah menyerah. Karena impian yang lemah akan mudah
goyah oleh masalah.
Padahal hakikatnya, masalah adalah salah
satu jalan menuju kesuksesan, karena kegagalan itu suatu keberhasilan yang tertunda.
Dengan adanya masalah, kita akan berintropeksi, apakah jalan yang kita tempuh
telah benar atau justru telah menyimpang dariNya. Impian adalah do’a. Mungkin Allah
belum mewujudkannya saat ini, karena ingin menguji hamba-Nya, apakah ia akan
putus asa atau akan tetap selalu berusaha? Dan Allah akan mengabulkannya, pada
waktu yang paling tepat untuknya.
Tulis impianmu dan hiraukan kritik
negative orang lain
Jangan
biarkan orang lain menjatuhkan impian kita. Jadikan perkataan negative mereka
sebagai motivasi yang dapat mengantarkan kita mencapai impian itu. Karena masa
depan kita ada di tangan kita dan bukan di tangan orang lain.
Maka,
janganlah ragu untuk bermimpi dan menulisakan di dalam sebuah kertas. Mungkin
terlihat mustahil saat ini. Namun yakinlah bahwa dengan usaha, tulisan itu akan
menjadi rangkaian impian yang tinggal jejak.
Danang
Ambar misalnya ia merupakan salah satu mahasiswa yang sukses meraih impiannya,
ia bukan dari keluarga yang mampu dan di universitasnya ia selalu mendapatkan
ejekan dari teman temannya karena ia bermimpi yang menurut teman temannya tidak
akan mungkin tercapai, maka ia menghiraukan dan justru membuktikan dan menuliskan 100 impiannya, hingga suatu hari ia
menyadari bahwa mimpi-mimpi yang dulu pernah ia tulis, satu persatu kini
terwujud menjadi rangkaian jejak luar biasa dalam hidupnya.
Jika
kita menuliskan impian kita dan mempelkannya di tempat-tempat tertentu, maka
akan selalu bangkit jika kepus asaan menghampirinya. Ia akan menjadi motivator
yang dapat mengantarkan kita hingga impian tercapai.
Setelah
menuliskannya, sekarang, beraksilah. Karena orang sukses tidak hanya menuliskan
impiannya, tetapi juga memiliki usaha yang luar biasa untuk mewujudkan. Dan
tidak putus asa dari kegagalan yang mengujinya.
Karena
impian yang sesungguhnya selalu dibarengi kerja keras untuk mewujudkannya. Bukan
sekedar khayalan belaka. Maka, jadilah pemimpi yang tak hanya sibuk membangun harapan.
Belajar dari seorang pemimpi
Ini
adalah kisah tentang empat remaja dari keluarga yang mulia, yang saling
mengutarakan impian mereka. Pemuda pertama, Abdullah bin Zubair berkata, “Cita-
citaku menguasai seluruh Hijaz dan menjadi kholifahnya.” Kemudian saudaranya,
Mush’ab menyusul, “Keinginanku dapat menguasai dua wilayah Iraq dan tak ada
yang mengusik kekuasaanku.” Adapun Abdul Malik bin Marwan berkata,“Bila
kalian berdua merasa cukup dengan itu, maka aku tidak akan puas sebelum bisa
menguasai seluruh dunia dan menjadi kholifah setelah Mu’awiyah bin Abi Sufyan”
Sementara Urwah hanya diam dan berdo’a, “Semoga Allah memberkahi cita cita kalian
dalam urusan dunia. Aku ingin menjadi orang yang berilmu dan beramal sehingga
orang orang belajar dariku, lalu aku
berhasil di akhirat dan memasuki jannah dengan ridho Allah.
Waktu
berganti secara cepat, Abdullah bin Zubair pun menjadi penguasa Hijaz, lalu Mus’ab
bin Zubair telah menguasai Iraq sepeninggal Abdullah. Abdullah bin Marwan,
akhirnya menjadi kholifah setelah orangtuanya wafat dan bersatulah suara kaum
muslimin, dan ia berhasil menjadi raja dunia terbesar pada masanya. Adapun
Urwah, sampai kini ia dikenal sebagai ulama’ ternama di masanya.
Kisah
keempat remaja tersebut membuktikan bahwa apa yang didapat manusia tak jauh
dari mimpinya. Fokus fikiran, tenaga dan potensi yang dimiliki akan tercurah
untuk meraih apa yang menjadi impiannya.
Kesimpulan
Cita-cita yang besar akan membuahkan hasil
yang besar pula. Cita cita yang biasa akan menjelma menjadi sebuah usaha yang
apa adanya, dengan hasil yang biasa-biasa pula. Sedang orang yang hanya
bercita-cita yang rendah, ia tak akan tergugah untuk menghasilkan karya yang
besar.
Lalu,
buktikan cita-cita dengan aksi, jangan hanya berandai dan berharap impian akan
tercapai tanpa ada tindakan untuk mewujudkannya. Teruslah berdo’a kepada Allah,
agar jangan sampai kita terlalu fokus
dengan harapan dan impian kita hingga melupakan pertolongan Allah.
Bercita-citalah
!!
Oleh : Mudrikah Al-Muthmainnah
0 komentar:
Posting Komentar