BAB I
SHAHABAT
A.
Pengertian Shahabat secara istilah syari’ah dibagi menjadi 2 yaitu
:
1.
Menurut
ulama ahli hadist : Shahabat adalah siapapun yang melihat Nabi ﷺ atau mendengar suara Nabi ﷺ atau merasakan atau bertemu dengan Nabi, dia
masuk islam dan mati dalam keadaan islam.
2.
Menurut
ulama ahli ushul :
Ada beberapa definisi;
a.
Seseorang
yang mempunyai masa yang panjang pertemanannya dengan Nabi ﷺ .
b.
Seseorang
yang pernah ikut perang bersama Nabi ﷺ .
c.
Seseorang
yang harus meriwayatkan hadist, minimal
satu hadist.
d.
Seseorang
yang harus sudah dewasa bertemu dengan Nabi ﷺ .
e.
Seseorang
yang mempunyai catatan kehidupan yang baik selama berteman dengan Nabi ﷺ dan setelah wafat Nabi.
B.
Tingkatan (thobaqot) Sahabat:
1.
Para Shahabat yang masuk islam di makkah sebelum
melakukan hijroh. Seperti khulafaur Rosyidin.
2.
Para Shahabat yang mengikuti majelis darunnadwah.
3.
Para Shahabat yang ikut serta berhijrah ke negeri Habasyah.
4.
Para Shahabat yang ikut serta pada ba’iat
Aqobah yang pertama.
5.
Para Shahabat yang ikut serta pada ba’iat Aqobah
yang kedua.
6.
Para Shahabat yang berhijrah setelah sampainya
Rasululloh ﷺ ke
Madinah
7.
Para Shahabat yang ikut serta pada perang Badar.
8.
Para Shahabat yang berhijrah antara perang
Badar dan perjanjian Hudaibiyah
9.
Para Shahabat yang ikut serta pada ba’iat Ridwan.
10.
Para Shahabat ynag berhijrah antara perjanjian
Hudaibiyah dan fathu Makkah.
11.
Para Shahabat yang masuk Islam pada fathu
Makkah.
12.
Bayi-bayi dan anak-anak yang melihat
Rasululloh ﷺ pada Fathu Makkah.
C.
Bagaimana
mengenal Shahabat??
1.
Dengan
khabar Mutawatir.
2.
Dengan khabar masyhur atau mustafid yang belum
sampai mencapai mutawatir.
3.
Diberitakan oleh salah seorang Shahabat.
4.
Pengakuan sendiri yang dianggap adil dizaman
Rasulullah dan bergaul dengan Rasulullah.
5.
Keterangan seorang Tabi’in yang tsiqqoh bahwa
yang diterangkan itu seorang Shahaby.
D.
KEADILAN SHAHABAT
1. Dalil dari
al-Qur’an
Telah disebutkan bahwa para Shahabat adil, mereka tsiqqoh
dan terpercaya, Alloh dan Rasul- Nya telah menyucikannya. Seluruh umat pun
telah menyepakati akan penerimaan mereka sebagai orang-orang yang adil.
Qs: Al Fath ayat 29
Qs: At Taubah ayat 100
Qs: Al Anfal ayat 73
Qs: Al Fath ayat 18
2.
Dalil
dari as-Sunnah
))لا تسبوا أحدا من أصحابي, فإن أحدكم لو أنفق مثل أحد ذهبا ما أدرك مد
أحدهم و لا نصيفه ((
Rasulullah ﷺ bersabda: “Janganlah kau mencela salah satu dari Shahabatku, sesungguhnya seandainya seorang dari kalian menginfakkan emas
sebesar gunung uhud tidak menyamai seorangpun dari mereka tidak pula
separuhnya. (HR. Muslim)
Menurut jumhur: Seluruh shahabat yang ahlussunnah adil baik
yang sudah terkena fitnah maupun belum.
Ada juga yang mengatakan : Para Shahabat masih dianggap adil sampai terjadi peristiwa fitnah.
Setelahnya maka perlu pembahasan keadilan mereka.
Mu’tazilah mengatakan: Para Shahabat yang
memerangi Ali ra. maka dia seorang yang fasik dan tertolak periwayatan dan
persaksiannya karena mereka keluar dari keimamahan yang benar.
Pendapat yang terpilih adalah yang pendapat
JUMHUR karena dalil-dalil yang menunjukkan keadilan mereka.
E.
JUMLAH
SHAHABAT
Sesungguhnya
Shahabat Nabi itu sangat banyak, tak terhitung. Mereka menyebar di berbagai
negeri. Jikapun ada yang menyebutkan tentang jumlah mereka, maka itu hanyalah perkiraan
dan bukan jumlah yang sebenarnya.
·
Menurut
Ibnu
Abbas saat fathu makkah shahabat saat itu berjumlah à 10.000
·
Ketika Rasulullah melakukan haji
wada’ bersama 90.000 kaum muslimin.
·
Menurut Abu Zur’ah Shahabat
saat itu berjumlah à 114.000,
meliputi ahlu Makkah, ahlu Madinah, dan mereka yang menyaksikan beliau saat
haji wada’.
F.
ILMU SHAHABAT
Diantara para Shahabatitu berbeda-beda tingkat ilmu mereka, tapi
mereka itu beragam dalam mendapatkan ilmu dan sunnah-sunnah Nabi.
G.
SHAHABAT
YANG BANYAK MERIWAYATKAN HADIST
1.
Abu Hurairoh (Abdurrahman bin Shokr Ad Dusy Al Yamani) (19 qh- 59 h) jumlah hadits: 5374
2.
Anas bin Malik (10 qh- 93 h) jumlah hadits: 2286.
3.
Abdulloh bin Umar bin Khothob (10 qh- 73 h) jumlah hadits: 2630.
4.
Aisyah binti Abu Bakr (9 qh- 58 h) jumlah hadits: 2210.
5.
Abdulloh bin Abbas
bin Abdul Mutholib (3 qh- 68 h) Jumlah hadits: 1660
6.
Jabir Bin Abdulloh Al Anshori (6 Qh- 78 H) Jumlah Hadits: 1540.
7.
Abu Sa’id Al Khudri, Sa’ad Bin Malik Bin Sinan
Al Anshory
(12 Qh- 78 H) Jumlah Hadits : 1170.
H.
SHAHABAT
YANG TERAKHIR WAFAT
Bahwasannya
secara mutlak Shahabatyang terakhir kali meninggal adalah Abu Thufail ‘Amir bin
Roilah Al Laitsi di Mekkah pada tahun 110 H. Adapun yang terakhir meninggal di
berbagai wilayah yaitu:
1.
Madinah
yaitu Saib bin Zayid bin Sa’id al Kindi (91 H)
2.
Shahabat yang terakhir meninggal di Thoif
yaitu Abdulloh bin Abbas ra ( 68 H).
3.
Di
Badiyah yaitu: Salmah bin al Ukwu’ al Aslami ( 73 H)
4.
Bashroh
: Anas bin Malik ( 92 H)
5.
Kuffah
: Abdulloh bin Abi Aufa ( 87 H)
6.
Syam
: Abdulloh bin Bisyr al Mazani ( 88 H)
7.
Jazirah
: Al Ursy bin Amiroh al Kindi
8.
Mesir
: Abdulloh bin Harits bin Jaza’ Az Zubaidi ( 86 H )
9.
Barqoh
: Ruwaifi’ bin Tsabit Al Anshori Al Madani ( 56 H )
10.
Yamamah
: Hurmus bin Ziyad Al Bahili ( 102 H )
11.
Palestina
: Abu Abdillah bin Amru ( Ibnu Ummu Haram)
12.
Khurasan
: Baridah bin al Hashib al Aslami ( 63 H)
13.
Sijistan
: al ‘Ada’ bin Kholid bin Haudzah al ‘Amiri
14.
Ashbahan
: Qois bin Abdillah al ‘Amiri ( 50 H )
I.
KARANGAN KITAB YANG MASYHUR MENGENAI SAHABAT
1.
Kitab Ma’rifat Man Nazala min Ash Shahabah Sa’ira Al Buldan
Kitab ini
memiliki 5 juz, karya Imam Ali bin Abdillah Al Madini (161- 234 H). Akan tetapi
kitab ini belum sampai kepada kita.
2.
Al Isti’ab fi Ma’rifatil Ashhab
Karangan Abi
Umar Yusuf bin Abdullah (ibn Abdil Barr) al-Qurtubi (368-463h), diterbitkan
terus menerus di mesir dan hindi, dinamakan dengan nama ini, karena mualif
mengira bahwa ini sudah mencakup keseluruhan sahabat, akan tetap sebenarnya
masih banyak yang terlewati, didalam kitab ini terdapat 4225 biografi sahabat,
dan kitab ini diringkas lebih dari satu buku.
3.
Usudul Ghabah fi Ma’rifat Ash Shahabah
Terdapat 5
jilid, mualif nya adalah seorang ahli sejarah ‘Izzudin Abu Al Hasan Ali bin
Muhammad bin Al Atsir Al Jazari(555-630 h), kitab ini diterbitkan di mesir dan
didalam kitab ini terdapat 7554 biografi para sahabat.
4.
Tajrid Asma’ Ash Shahabah
Terdapat 2 juz,
mualif : Imam Hafidz Syamsuddin Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad adz-Dzahabi
(673-748h), telah diterbikan di hindi pada tahun (1310 h).
5.
“Al Ishabah fi Tamyizi AshShahabah
Oleh syaikh
islam imam Hafidz Syihabuddin Ahmad bin Ali al-Kinani (ibn Hajar) al-Atsqolani
(773-852 h), beliaulah yang telah mengumpulkan karangan pada bab ini, karangan
ini telah banyak diterbitkan lebih dari sekali di mesir dan hindi , di kitab ii
terdapat (9477) nama sahabat, dan (1268)kuniyah ,(1552) biografi shohabiyah..
6.
Kitab Tarikh Ash Shahabah”
Karya Muhammad
bin Ismail Al Bukhari (wafat tahun 256 H). Kitab ini tidak sampai kepada kita.
BAB
II
TABI’IN
A.
Pengertian Tabi’in
التابعي من لقي واحدا من الصحابة فأكثر
“ Orang yang
bertemu dengan seseorang Shahabat atau lebih”
Sebagian ulama berpendapat, bahwa mengenai Tabi’in ini tidaklah
hanya bertemu saja, akan tetapi harus pernah menerima pelajaran dari sahabat.
Namun demikian kebanyakan ahli hadits memandang Tabi’in adalah setiap orang
yang menjumpai seseorang Shahabatwalaupun tidak turut menyertainya. Dan mereka
memandang Tabi’in adalah orang yang pernah melihat Shahabat tanpa harus
menyertainya.
Ibnu Hibban menjelaskan bahwa yang disebut Tabi’in, ialah orang
yang melihat shahabi dalam umur yang sudah dapat menerima hadits dan bisa untuk
menyampaikannya, (sudahmumayyiz)
Menurut pendapat al-‘Iraqi, pendapat Ibnu Hibban ini ada orang yang
membenarkannya.
Nabi pernah mengisyaratkan tentang hal Shahabatdan Tabi’in dengan
sabdanya:
))طوبى لمن رانى و ا من بى ((
“ Berbahagialah orang yang melihat aku dan beriman kepadaku”.(HR
Ath Thabrani dan Al hakim dari Abdullah ibn Busr).
B.
JUMLAH
TABI’IN
Para Tabi’in tidak dapat di hitung jumlahnya, karena setiap mereka
yang dapat melihat shahabi di pandang Tabi’in dan Rasulullah ﷺ wafat dengan meninggalkan 100.000 lebih dari
para shahabat yang kemudian mengunjungi keberbagai kota dan tersebar
keseluruh daerah. Mereka dapat dilihat ,oleh beribu-ribu Tabi’in.
·
Al
hakim An Naisaburi membagi Tabi’in menjadi 15 thabaqat. Dan thobaqot yang terakhir adalah:
1.
Tabi’in
yang bertemu denga Anas bin Malik dari penduduk Bashroh.
2.
Tabi’in
yang bertemu dengan Abdulloh bin Abi Aufa dari penduduk Kuffah.
3.
Tabi’in
yang bertemu dengan Saib bin Zayid dari penduduk Madinah.
4.
Tabi’in
yang bertemu denga Abdulloh bin Harits bin Jaza’ dari penduduk Mesir.
5.
Dan Tabi’in
yang bertemu dengan Abu Umamah al Bahili dari penduduk Syam.
Dan bahwasanya para Aimah Islam telah bersepakat bahwa akhir dari
masa Tabi’in adalah tahun 150 H dan pada tahun 220 H merupakan akhir dari masa
tabi’ut Tabi’in.
C.
Tabi’in al Muhadramain
Diantara Tabi’in ada yang hidup di zaman jahiliyyah dan zaman Nabi
tetapi tidak dapat melihat Nabi atau pada saat hidup di zaman Nabi mereka masih
dalam keadaan jahiliyyah, maka golongan ini disebut dengan al Muhadramain.
Diantara kelompok al Muhadramain ialah Busyair ibnu ‘Amir.
Dinamakan Muhadramain ini, karena setiap mereka yang lahir di masa Nabi,
akan tetapi tidak dapat meriwayatka hadits dari padanya. Disebabkan mereka
tidak pernah mendengar nya dari Nabi yaitu seperti: Abdulloh bin Abi Thalhah,
Abu Umamah, As’ad ibnu Sahal ibnu Hunaif dan Abu Idris al Khaulani.
D.
Afdholu Tabi’in
Para ahli Hadits berselisih mengenai afdholu Tabi’in. Penduduk Madinah
mengatakan bahwa afdholu Tabi’in itu Sa’id bin Musayyib (15- 94 H). Sedangkan
penduduk Kuffah mengatakan bahwa afdholu Tabi’in Alqomah bin Qois an Nakho’i (
28 QH- 62 H) dan Aswad bin Zayid An Nakho’i (70 H), sebagia dari mereka
mengatakan Uwais Al Qorni Az Zahid ( 38 H) . Penduduk Bashroh mengatakan al
Hasan al Bashri ( 21- 110 H). Penduduk Mekkah mengatakan ‘Atho’ bin Abi Rabah (
27- 114 H). Dan mereka adalah ahlu fadhl wal ‘ilm.
Sedangkan Akbaru Tabi’in yaitu:
1.
Urwah
bin Zubair ( 22- 94 H)
2.
‘Amir
Asy Sya’bi ( 19- 103 H)
3.
Muhammad
ibnu Sirin ( 33- 110 H)
Sedangkan dari kalangan perempuan yaitu :
1.
Hafshoh
bintu Sirin
2.
Amroh
bintu Abdirrahman ( 21- 98 H)
3.
Ummu
Darda’ As Sughro Ad Dimisyqiyah ( 81 H)
E.
Fuqoha’ Sab’ah bil Madinah, yaitu:
1.
Sa’id
bin Musayyib (15- 94 H)
2.
Al
Qosim bin Muhammad bin Abi Bakr As Shiddiq ( 34- 108 H)
3.
Urwah
bin Zubair ( 94 H)
4.
Khorijah
bin Zaid bin Tsabit ( 29- 99 H)
5.
Sulaiman
bin Yassar ( 34- 108 H)
6.
‘Ubaidillah
bin Abdillah bin Utbah bin Mas’ud al Hadzali ( 98 H)
7.
Abu Salmah
bin Abdurrahma bin ‘Auf ( 94 H)
Ada juga yang mengatakan Salim bin Abdillah bin Umar ( 106 H) , dan
ada juga yang mengatakan Abu Bakr bin Abdurrahman bin Al Harits bin Hisyam al
Makhzumi (94 H) .